Kelanjutan dari insiden cat lukis di pagi hari itu berujung pada Hwiyoung ngambek berkepanjangan sama Sunwoo. Sepagian itu Hwiyoung gak mau noleh apalagi ngomong sama Sunwoo. Bahkan saat Sunwoo nawarin segelas susu cokelatnya, Hwiyoung tetep gak mau noleh. Habis sarapan dia langsung bergegas berangkat sekolah, gak peduli wajah mendung Sunwoo karena diabaikan.
Gimana gak ngambek, Hwiyoung terpaksa mewarnai lukisannya dengan warna hitam doang. Kata pak guru, lukisannya wajib di warnai. Jadi dengan amat sangat terpaksa Hwiyoung mengoleskan cat hitam pada lukisan, karena cuma tersisa warna itu, selebihnya habis dimainin Sunwoo. Lukisan rumah yang Hwiyoung buat malah mirip rumah gosong habis kebakaran gara-gara warnanya item.
Sunwoo menunduk sedih. Meski kelakuannya kadang kaya barongsai kesurupan, tapi Sunwoo itu amat perasa. Dia bakal ngerasa gak nyaman banget kalo ada sesuatu yang berubah di sekitarnya. Perihal cat lukis Hwiyoung, Sunwoo benar-benar merasa bersalah sama kakaknya itu. Iya sih Hwiyoung emang suka ngambek sama dia, tapi kali ini Sunwoo jelas sadar bahwa penyebab Hwiyoung ngambek itu sepenuhnya salah dia.
Bobby cuma menghela napas, udah kepalang sering menghadapi situasi begini.
"Adek kenapa gak makan? Serealnya dihabiskan dong." Ujar Bobby menepuk puncak kepala Sunwoo pelan.
Sunwoo mendongak, airmata sudah menggenang di sudut matanya. Waduhh alamat mau nangis mah ini, keluh Bobby dalam hati.
"Gak selera makan. Kak Hwi marah sama adek." Jawab Sunwoo pelan.
Bobby tersenyum, menghapus air mata Sunwoo yang bentar lagi tumpah ruah.
"Kak Hwi cuma marah bentar kok, pulang sekolah nanti bakal baik lagi. Adek gak usah sedih yah. Jadi adek paham kan pelajaran yang dapat diambil pagi ini?"
Sunwoo menatap Bobby, mata bulatnya berkilauan. Sumpah deh Bobby jadi gemes liat anak ini nahan tangis.
"Adek gak boleh ambil barang orang tanpa izin, kalo adek mau pake harus bilang dulu. Terus juga adek gak boleh coret-coret lantai sembarangan, liat rumah kita jadi kotor banyak cat. Adek gak kasian liat bi Ahn bersihinnya, kan ngerepotin. Bi Ahn udah cape urus rumah jadi harus beresin bekas cat adek tadi. Adek paham kan yang abang omongkan?"
Sunwoo mengangguk pelan," paham abang."
"Coba adek sebutkan apa aja kesalahan adek tadi?"
"Ambil cat kak Hwi gak izin, terus bikin rumah kotor, bi Ahn jadinya repot."
Bobby senyum sambil kembali menepuk puncak kepala adik kecilnya. "Terus gimana cara memperbaiki kesalahan adek?"
"Minta maaf sama kak Hwi sama bi Ahn juga. Adek janji gak ambil barang gak bilang sama kotorin rumah."
"Nah anak pinter, makannya dihabiskan yah. Abang siap-siap mau sekolah dulu." Ucap Bobby mencium pipi gembul Sunwoo, kemudian beranjak kembali ke kamar, mengambil tas.
🌠🌠🌠
Apakah Hwiyoung benar-benar marah? Jawabannya iya, tadi pagi dia marah banget. Tapi lama kelamaan Hwiyoung mulai merasa bersalah, apalagi tadi dia sempat berkata keras sama Sunwoo. Saat mengabaikan tawaran susu cokelat dari adik kecilnya itu juga Hwiyoung sedikit merasa tidak enak. Ahh sepertinya dia udah keterlaluan deh. Bukankah itu juga salahnya meletakkan cat lukis sembarangan. Hwiyoung harus minta maaf sama Sunwoo.
Bel pulang sekolah berbunyi, Hwiyoung buru-buru merapikan buku-bukunya. Lima menit kemudian dia melenggang lancar keluar kelas. Walaupun berasal dari keluarga berada, tapi Hwiyoung ataupun Bobby gak pernah berangkat-pulang sekolah di jemput. Lebay mah kata Hwiyoung, sekolah cuma selemparan batu dari komplek rumahnya ngapain dianter jemput segala.
Karena baru kelas 2 SD, jadi Hwiyoung pulang sampe jam 10 doang. Sekarang dia lagi jalan santai menyusuri trotoar yang lumayan rame. Langkah kakinya kemudian terhenti di depan sebuah toko mainan. Netranya tertuju pada tumpukan cup berisi slime. Dia jadi keinget kemarin Sunwoo bilang pengen slime yang ada kelap-kelipnya (glitter maksudnya).
Hwiyoung meraba saku celana merahnya dan menemukan dua lembar uang sepuluh ribuan. Semoga aja cukup buat beli slime kelap-kelip.
Senyum cerah mengembangkan di wajah ganteng Hwiyoung. Di tangannya ada tiga cup slime kelap-kelip untuk Sunwoo. Hwiyoung harap Sunwoo gak sedih lagi gara-gara dia cuekin tadi.
Sesampainya di rumah, Hwiyoung langsung bergegas menuju ruang main, tempat biasanya Sunwoo berada. Tapi nihil, disana kosong. Gak ada tanda-tanda keberadaan Sunwoo lagi main.
"Bi Ahn! Bi! Bi Ahn liat adek gak?" Tanya Hwiyoung berlari ke dapur, menghampiri bi Ahn yang sibuk mengepel lantai dapur.
"Tadi katanya mau main ke rumah Shua."
Setelah mendapat jawaban Hwiyoung buru-buru keluar menuju rumah tetangganya itu. Sunwoo emang biasanya sering main ke rumah Shuhua, bocil perempuan yang seumuran sama Sunwoo.
Tapi saat Hwiyoung ke sana, mama Shuhua bilang Sunwoo gak ada ke rumah. Lah Hwiyoung mengusap pelipisnya yang basah, kemana bocil itu?!
Hwiyoung kemudian inisiatif nyari ke taman komplek, kali aja Sunwoo main pasir disitu. Tapi gak ada juga. Hwiyoung mulai takut nih, seumur-umur Sunwoo gak pernah keluar rumah kalo gak bareng Bobby atau orang tuanya. Paling mentok cuma pergi ke rumah tetangganya tadi. Anak itu masih terlalu kecil buat berkeliaran.
Bingung harus kemana, Hwiyoung memutuskan kembali ke rumah. Berharap Sunwoo mungkin sembunyi dimanalah. Mendekati pagar rumah, Hwiyoung melihat sesosok buntelan kecil lagi berusaha menggeser pagar agar terbuka.
Sementara itu di depan pagar, Sunwoo dengan geraman tertahannya berusaha menggeser besi pagar. Tadi pas keluar dia bisa kok buka, tapi sekarang kok susah ya. Sunwoo menghembuskan napas lelah, sekali lagi berusaha membuka pagar.
"Kuncinya belum dibuka adek." Hwiyoung datang membukakan kuncian pagar.
Ehh Sunwoo buru-buru menyembunyikan bungkusan hitam ditangannya ke belakang, takut ketahuan.
"Hihi makasihh kakak Hwi." Ucapnya nyengir lebar menampilkan gigi ompong di tengah.
Hwiyoung diam, meneliti tajam sekujur tubuh adiknya yang basah keringat. Astaga kemana saja anak ini.
"Kak Hwi..." Panggil Sunwoo pelan, lebih tepatnya takut sih. Takut Hwiyoung masih marah padanya perkara tadi pagi.
Sunwoo menyerahkan bungkusan hitam yang disembunyikannya tadi pada Hwiyoung. "Adek salah, kak Hwi jangan marah lagi. Adek, maaf. Janji gak ulangi lagi."
Hwiyoung membuka bungkusan hitam itu, ternyata isinya cat lukis yang sama dengan miliknya tadi pagi. Jadi anak ini menghilang untuk membelikannya cat lukis.
"Emm adek tadi beli di toko sana, tempat abang ajak beli pensil dulu. Kak Hwi kalo masih marah boleh, tapi jangan lama-lama ya. Adek gak ada teman main."
Tentu saja Hwiyoung terharu sama bocilnya ini. Ehh bentar dapet uang darimana Sunwoo beli cat ini?
"Adek dapet uangnya darimana?" Tanya Hwiyoung.
Sunwoo nyengir lagi," di kotak yang diatas meja belajar kak Hwi. Adek udah bilang kok ambilnya, kata kotaknya iya."
Dahlah Hwiyoung gak jadi terharu. Itu kan uang yang sengaja Hwiyoung sisihkan buat beli mobil-mobilan.
🌠🌠🌠
KAMU SEDANG MEMBACA
It's One : The Beginning
Fanfiction[It's One ver 2] Tiga bersaudara dengan segala kelakuan ajaibnya Bobby si sulung yang santai sejak lahir, Hwiyoung si tengah yang kalem bohong-bohongan, dan Sunwoo si bungsu kebanyakan tingkah Daily life Kim Brothers jaman bocil yang penuh hal luar...