Seperti ungkapan 'badai pasti akan berlalu', begitu pula dengan keluarga Kim ini. Setelah beberapa waktu lalu diterjang berbagai macam masalah yang nyaris membuat keluarga itu tercerai-berai, akhirnya kembali seperti sediakala. Oma melambaikan tangan ke arah mobil yang berisi keluarga putri bungsunya dari teras rumah. Hari ini mereka kembali ke kota, pulang ke rumah yang sebenarnya.
Sunwoo paling semangat balas melambai pada oma. Anak itu senang sekali setelah diberitahu mereka akan pulang. Gimana yaa hampir seminggu lebih dia di rumah oma. Sunwoo kan harus sekolah, nanti ibu guru marah dia gak masuk kelamaan.
"Oma dadah!!! Nanti adek main lagi yaa, nanti ajak adek main lumpur." Seru Sunwoo cekikikan. Kepalanya terjulur keluar jendela mobil.
Satu hal bakal selalu Sunwoo ingat ketika ke rumah oma, yaitu main lumpur. Kemarin mereka ikut oma ke sawah. Ceritanya mau bantu Wak Siwon, sepupunya mama bajak sawah. Sumpah itu adalah kali pertama Sunwoo bermain di sawah. Pengalaman pertama yang tidak pernah terlupakan, besok dan besok-besoknya lagi bakal terus-menerus dia ceritakan ke Jeno, Eric dan Nana.
"Oma, Hwi titip Gula yaa! Nanti kalo Hwi balik, Hwi beliin makanan." Kalo ini Hwiyoung yang teriak.
Jangan salah paham, Gula itu adalah seekor kucing jalanan yang di temukan Hwiyoung di dekat danau beberapa hari yang lalu. Karena emang pada dasarnya Hwiyoung anaknya gak tegaan, pas ngeliat kucing mungil warna putih itu hatinya langsung tersentuh. Tanpa pikir panjang, dia langsung bawa pulang dan berakhir kena omel mama. Mama melarang Hwiyoung membawa kucing pulang ke rumah. Soalnya di rumah udah ada dua kucing hasil temuan Hwiyoung. Mama gak mau lagi nambah keluarga, ngurus dua kucing itu aja ribetnya minta ampun.
Karena dilarang sama mama, jadilah Gula dititipkan sama oma aja. Itupun Hwiyoung rada-rada gak rela. Tapi ngeliat mama melotot saat memergokinya diam-diam nyeludupin Gula ke tas, akhirnya Hwiyoung pasrah. Setidaknya dia bisa ketemu Gula kalo lagi pulkam ke rumah Oma.
Kalo Bobby mah anteng-anteng aja. Dia cuma nyengir lebar sambil melambai pada oma. Mobil milik papa perlahan mulai bergerak meninggalkan pekarangan rumah oma. Ketiga bocil Kim duduk di belakang, berjejer dengan Sunwoo di tengah-tengah. Soalnya anak itu mudah molor, kalo ditaro dekat jendela, yang ada anaknya kejeduk pintu mobil.
"Adek, kakak, udahan yuk! Kepalanya dimasukin." Tegur mama. Kedua anaknya itu bukannya duduk anteng, tapi malah dadah sama warga lain.
"Gak mau mama. Ini seru tau, kaya artis." Sahut Sunwoo masih melambai pada sekumpulan anak-anak yang lagi main di pinggir jalan.
"Adek masuk! Kakak juga udahan! Duduk yang anteng sama abang." Akhirnya kedua anak itu nurut, soalnya mama udah menatap mereka horor.
Tidak menghiraukan kedua adiknya, Bobby masih fokus dengan gadget di tangan. Bobby tuh mencoba untuk menyimpan tenaga sebelum direcoki sama kedua bocil itu.
"Abang bagi hpnya! Adek mau nonton cocomelon."
Nah kan, belum ada lima menit Sunwoo duduk diem udah mulai lagi bertingkah. Bobby berdecak malas, berpindah posisi ke samping agar tidak diganggu Sunwoo. Lagi seru-serunya juga main game. Kalo Hwiyoung fokus ngeliatin keluar jendela sambil makan biskuit bikinan oma.
"Gak boleh pelit tau abang!" Sunwoo dengan bar-bar mencoba merebut hp di tangan Bobby.
"Adek gak boleh rebut-rebut ihh!" Bobby gak mau ngalah.
Yahh meskipun harusnya Bobby ngalah gitu sama si bontot tapi yaa namanya juga anak-anak. Kadang Bobby juga suka malas ngalah sama Sunwoo. Contohnya seperti sekarang.
Mama menghela napas sambil noleh kebelakang, "abang ngalah dulu yuk. Kasih hpnya ke adek. Abang pake hp mama aja."
Bobby menggeleng,"gak mau, abang udah seru sama hp yang ini. Adek aja pakai hp mama."
"Adek mau hp yang ini!"
"Adek pakai hp mama aja ya, ini ada cocomelon juga." Mama menyodorkan hp yang udah disetel cocomelon.
Tapi Sunwoo tetaplah Sunwoo, sekali pengen sesuatu harus terwujud sesuai apa yang diinginkannya. Anak itu tetep kekeuh mau hp yang ada di tangan Bobby.
"Cocomelon nya beda! Adek mau hp yang itu, mama!" Teriakan melengking Sunwoo memenuhi seisi mobil. Papa meringis mendengar keributan di belakang.
PLAKKK
Sebal karena Bobby gak ngasih-ngasih hp, tangan Sunwoo dengan keras menggeplak wajah Bobby. Membuat si abang mengeluh kesakitan dan di kesempatan itulah Sunwoo mengambil hp yang ada di pangkuan Bobby.
Melihat itu mama akhirnya turun tangan. Dengan tarikan paksa mama mengambil hp yang diperebutkan Sunwoo dan Bobby.
"Biar gak rebutan, hp nya mama ambil. Gak ada yang boleh main hp di mobil. Adek juga kenapa pukul-pukul abangnya?! Siapa yang ngajarin pukul-pukul orang?! Minta maaf sama abang!" Ucap mama tegas. Meski terlihat selalu lembut, tapi kalau marah, mama itu serem banget. Seperti sekarang, Sunwoo bahkan gak bisa bertingkah lagi setelah kena omel. Dia menoleh ke samping, memperhatikan Bobby yang masih mengelus-elus wajahnya kena tabok tadi.
"Abang, adek maaf yaa. Jangan marah..." Cicit Sunwoo.
Tidak ada jawaban. Bobby diem aja, noleh ke Sunwoo aja enggak. Sebenarnya dia tuh marah banget sama Sunwoo, tapi biar gimanapun Bobby gak bakal tega marahin adeknya. Jadilah dia cuma jawab,"hmm."
Karena tau Bobby ngambek, Sunwoo akhirnya memilih diem juga. Duduk anteng disamping abang dan kakaknya. Mobil yang dikemudikan papa terus melaju membelah jalanan. Akhirnya, mobil itu sunyi sepanjang perjalanan.
🌠🌠🌠
Dua jam di perjalanan, akhirnya mereka sampai di rumah tercinta. Bi Ahn menyambut dengan senang di depan teras. Mimpi buruknya tentang keluarga majikannya ini tidak terjadi. Semua kembali seperti awal.
Tapi ada satu yang belum berbaikan dari tadi. Siapa lagi kalau bukan si sulung dan si bungsu Kim. Meski sudah bermaafan, Bobby masih mogok ngomong sama Sunwoo. Bahkan saat Sunwoo memanggil Bobby, berniat minta bantuan saat turun dari mobil, Bobby sama sekali tidak menoleh. Itu membuat Sunwoo semakin cemberut.
"Abang!" Seru Sunwoo agak keras membuat Bobby akhirnya berbalik menatap sang adik yang masih setia duduk di mobil.
"Apa?" Balas Bobby malas. Ngambek masih dia tuh.
"Adek gak bisa turun! Kursinya ketinggian! Tali sepatu adek lepas, nanti adek jatoh kalau jalan. Adek gak bisa turun sendiri..." Bibir Sunwoo melengkung kebawah. Tangan mungilnya sibuk memilin-milin ujung baju yang dipakainya.
"... Adek gak bisa kalau gak dibantuin sama abang. Jadi abang jangan marah sama adek. Adek maaf tadi rebut hp. Adek salah..."
Celotehan itu terhenti ketika Bobby sudah di depan Sunwoo sambil mengikat tali sepatu adiknya itu. Tak lama kemudian, Bobby mendongak tersenyum lebar pada adik kecilnya. Bobby mengulurkan tangan ke depan.
"Sini abang turunin adek," ucapnya.
Seketika raut murung Sunwoo berubah ceria. Dengan cepat ia meraih tangan Bobby dan turun dari mobil. Sekali lagi mana bisa Bobby marah pada adik kecilnya ini. Mau sebesar apapun kesalahan adik-adiknya, Bobby tidak akan pernah tidak memaafkan mereka. Sejak dulu dan seterusnya.
Tak jauh dari sana, mama dan papa memperhatikan adegan manis tersebut sambil tersenyum. Keluarga mereka bahagia. Dikaruniai tiga malaikat kecil yang baik. Memiliki istri yang pengertian. Papa benar-benar bersyukur memiliki mereka.
"Gemes banget ya kan pa, anak-anak kita." Gumam mama tidak henti-henti tersenyum.
"Iya, gemes banget ma. Nambah satu lagi pasti makin gemes deh, ma." Sahut papa yang langsung dapat geplakan pedes dari mama.
"Ngomong sana sama pohon!" Mama langsung melengos masuk ke rumah.
"Ma, tambah satu lagi lah. Minimal ada cewe gitu." Kejar papa.
"Papa malam ini tidur di luar!!!"
🌠🌠🌠
Hai haiii
Masih ada yang baca kann?

KAMU SEDANG MEMBACA
It's One : The Beginning
Fanfiction[It's One ver 2] Tiga bersaudara dengan segala kelakuan ajaibnya Bobby si sulung yang santai sejak lahir, Hwiyoung si tengah yang kalem bohong-bohongan, dan Sunwoo si bungsu kebanyakan tingkah Daily life Kim Brothers jaman bocil yang penuh hal luar...