Goodbye dot

83 15 4
                                    

Berhubung Sunwoo sudah sekolah, udah gede juga, mama jadi punya ide untuk membiasakan anak bungsunya itu lepas dari benda bernama dot. Berbeda dengan Bobby dan Hwiyoung di umur satu tahun setengah udah benar-benar lepas dari dot, kalau Sunwoo sampai empat jalan lima tahun gak akan bisa diem kalau gak pakai dot. Mama sampai pusing tujuh keliling mikirin cara biar anak bungsunya ini lepas dari dot. Pernah sekali mama nyoba ngumpetin dotnya Sunwoo, sengaja bilang hilang, anaknya malah nangis keras, gak berhenti-henti sampai akhirnya mama ngalah dengan membuatkan susu pakai dot.

"Mama kenapa dari tadi kaya bingung?" Tanya Bobby mendekati mamanya yang sedang duduk santai di sofa. Dia baru pulang sekolah saat mendapati mamanya lagi bingung membaca artikel 'cara membuat anak berhenti ngedot' di ponsel.

Bobby dengan sopan meraih tangan mamanya, mau salim. Terus melepas tas di punggung. Berat banget sih, berasa bawa dosa.

"Ini loh bang, mama lagi mikirin gimana caranya bikin adek berhenti ngedot." Jawab mama lesu. Mendadak ciut melihat tips-tips di internet.

Belom mencoba saja mama sudah membayangkan gimana rusuhnya Sunwoo kalau berpisah dari dot kesayangannya. Di ganti ke gelas, malah gelasnya yang mau dilempar. Diiming-imingi hadiah kalau berhenti ngedot, dengan lantang dijawab enggak. Disogok cokelat satu kresek gak mempan. Dibuang dot, si bocil malah kejer. Mama gak tau lagi, pusing banget soal dot doang.

Bobby jadi ikut mikir mendengar penuturan mama. Iya juga ya, Sunwoo udah kepalang gede buat ngedot. Belum lagi ntar giginya makin ompong. Amit-amit Bobby gak mau adeknya jadi kaya nenek di lagu burung kakatua yang giginya tinggal dua.

Tiba-tiba sebuah ide muncul di kepala Bobby. Dia tersenyum lebar, untuk misi kali ini dia membutuhkan partner, siapa lagi kalau bukan Hwiyoung.

"Mama tenang aja, abang sama kakak bakal bikin adek berhenti ngedot lagi. Mama tunggu hasilnya aja." Ucap Bobby dengan seringai misteriusnya.

🌠🌠🌠

Sore menjelang, biasanya di jam-jam seperti ini Sunwoo bakal nonton tv sambil ngedot. Terbukti. Setelah ngedrama gak mau mandi dan berakhir dipaksa mama masuk ke kamar mandi, anak itu melenggang santai dengan wajah cemong penuh bedak bayi dan bau semerbak telon tercium dimana-mana. Dengan tenang Sunwoo berjalan sendiri menuju televisi segede gaban yang ada di ruang tengah. Kalau soal nyala-mindahin-matiin tv mah Sunwoo sudah pro daripada bibi Ahn. Senyumnya sumringah saat layar digital di depannya itu menampilkan kartun si kembar botak dari negeri seberang.

Sementara itu di balik tembok, Bobby dan Hwiyoung asyik memantau kegiatan adik bungsu mereka. Untuk saat ini, terpantau belum ada tanda-tanda Sunwoo minta dibikinkan susu. Anak itu masih betah berdiri di depan tv seolah terhipnotis melihat dua bocah botak di depannya.

"Abang yakin mau buang dot adek?" Tanya Hwiyoung ragu. Soalnya nih yaa dia udah pernah menghadapi kerewelan Sunwoo ketika tidak adanya dotnya. Oma saja sampai naik tekanan darah gara-gara Sunwoo nangis mulu minta dot.

Bobby mengangguk pasti. Dia yakin banget rencananya kali ini bakal berhasil. Bobby ketawa jahat dalam hati, 'liat aja lu dot, sebentar lagi keberadaanmu akan hilang dari rumah ini'.

Persis setelah Bobby dah Hwiyoung kelar dengan persiapan misi mereka, Sunwoo bangkit menuju dapur. Dilihatnya abang dan kakaknya sedang nyemil molen di meja makan.

"Abang, mau susu." Sunwoo menarik ujung baju Bobby dari bawah, soalnya Bobby duduk di kursi. Bobby melongok, menatap bocah titisan rakun dibawahnya itu sejenak.

"Abang ihh! Telinga tuh dibuat untuk mendengar, bukan jadi hiasan."

Bobby mengelus dada, sedikit kagum dengan perkembangan bahasa Sunwoo yang semakin harus semakin menusuk. Bobby akhirnya turun, berjalan santai menuju rak yang biasa menjadi tempat penyimpanan gelas-gelas.

It's One : The BeginningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang