2. Aku...

110 19 5
                                    

Bahkan hingga keesokannya Zara masih memikirkan laki-laki kemarin, aneh? Ya, mau bagaimana lagi? Zara anaknya kepoan.

Ia melamun menghadap papan tulis yang sudah bersih dari angka-angka yang membuatnya pusing.

Lalu ia tersentak, karna Ana tiba-tiba menggebrak mejanya.

"Ngalamun wae, kayak ada masalah hidup aja," celetuk Ana dengan ekspresi meremehkan.

"Ih, paan sih. Aku tu masi kepo ama cowo yang kemaren," balas Zara sambil melempar tatapan sinis pada Ana.

"Aelah, buat apa sih? Ngga penting, tapi kalo emang pengen tau, mending nanya si Vano deh. Dia kan kenal semua orang"

Vano mengenal dan dikenal banyak orang, karna dirinya yang terkenal asik, dan sedikit rada-rada. Hm.. Sepertinya hampir seluruh dunia ia kenali.

Haha. Bercanda

.

.

Di sana, Vano. Sedang bermain game, sepertinya sedang mabar dengan temannya. Gio namanya.

"Woy, woy.. Bunuh! Bunuh!" ucap Vano dengan sedikit emosi.

"Sabar! Kowe lho nang ndi? Beban," balas Gio

"Aku ki gak beban, cuman lagi hemat peluru"

"WOY, BRODII!!" teriak Ana membuat kedua orang -Vano dan Gio- itu ter gejolak kaget.

"Jancuk, ah. Udah mo menang ni," emosi Gio.

"Maaf ,ya. Ini.. Si Zara pengen nanya ke si Vano," ucap Vio lembut

"Nanya apaan?".

"Jadi, gini. Aku kemaren pas di kantin nemu cowo, hoodie item rambutnya agak berantakan dikit, dia makan sendirian. Kowe kenal ga?" jelas Zara.

"Tinggi dia berapa?"

"Sekitar.. Seratus tujuh puluhan lahh"

Gio dan Vano tampak diam, sepertinya sedang berpikir. Sangat keras. Sampai salah satu dari kedua orang itu berteriak.

"OH, IYO AKU RETI!" teriak Gio.

"SANTAI WOY," Zara tersentak, suaranya tak kalah nyaring, dan setelah nya ia memukul punggung Gio, yang mana itu membuat Gio merintih kesakitan.

"Loro, cuk," rintihnya sesaat sebelum melanjutkan kalimatnya, "orang yang kamu maksud itu anak kelas sebelah, sama-sama anak IPA, sih. Tapi, dia kadang suka ngelukis anaknya. Coba deh, sekali-sekali datengin di ruang seni"

"Emang kenapa nanyain dia? Suka, ya?" goda Vano yang dibalas decihan dari Zara.

"Dih, ora! Enak wae. Tapi, makasih, ya," lekas Zara pergi meninggalkan Gio dan Vano, dengan Vio dan Ana yang membuntuti nya dari belakang.

——°•°——

Saat jam istirahat, Zara berada di kantin. Dengan menu utama kantin hari ini adalah nasgor, makanan kesukaan Zara. Karna itu ia sangat exited untuk pergi ke kantin.

Menyantap makanannya, Zara melihat sekeliling. Memastikan apakah laki-laki itu datang ke kantin lagi, atau tidak.

Dan benar saja, dia tidak ada.

Zara dengan cepat menghabiskan makanannya, mencuci tangan dan segera pergi. Kalian tanya dimana Vio dan Ana? Oh, mereka ada kelas tambahan.

Dan dengan cepat Zara berlari, seperti sedang dikejar anjing Pitbull.

Sesampainya di ruang seni, dan benar saja Zara melihat sesosok tinggi dengan hoodie yang sama persis seperti yang ia lihat kemarin.

Bulan dan Rotasi [TAMAT]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang