"AAAAA!!"
Sebuah teriakan nyaring keluar begitu saja dari mulut seorang wanita, yang cukup mengejutkan dan memekakkan telinga. Namun, se terkejut apapun Alan kalian tidak akan pernah terlihat melewati ekspresi nya yang kelewat datar.
Ya, Alan sedang menonton film horor, jujur sebenarnya Alan juga takut pada hantu-hantu di film ini. Tapi, Alan berusaha pura-pura tidak takut agar Rendi yang disamping nya mengira dia adalah laki-laki pemberani dan tangguh.
"Si paling pemberani" - Rendi.
"Hm" - Alan.
Alan yang mengusulkan, disiang bolong ini untuk menonton film horor, hari ini kamis. Nanti malam, malam jumat yang mana terasa lebih mencekam dibanding malam minggu, yang dipenuhi teror-teror dari story orang-orang bucin.
Oh, ya. Ngomong-ngomong, Alan tidak masuk sekolah hari ini, kenapa? Karena hantaman maha dahsyat dari Gio kemarin, yahh, awalnya sih oke-oke aja. Namun, saat menjelang malam rasa sakitnya timbul lagi, itu benar-benar melukai Alan, namun ia juga bingung, ini sakit karena belum makan atau karena efek pukulan Gio? Mana Alan punya penyakit lambung.
Sesekali Alan terbatuk, hingga ingin muntah. Pergantian musim juga faktor dari pilek nya saat ini, namun setiap kali ia membersihkan ingusnya, bercak darah selalu mengkuti. Darahnya tidak mengalir begitu saja, tapi ikut keluar bersama ingus. Alan juga sempat drop tadi malam, itu yang menyebabkan pusing berkepanjangan yang menyerang nya.
Sesekali terbatuk, dengan bercak-bercak merah menyertai. Batinnya, mungkin hanya salah lihat, walaupun dadanya pun terasa sedikit nyeri.
Huh, sialan!
Tapi, Alan sedang tidak peduli saat ini, yang penting tidak menyebabkan efek yang sangat parah untuknya saat ini.
"Ganti film ini aja, kuy, piye menurutmu?" tanya Rendi.
~~°•°~~
"Menurutku, mending jangan deh"
"Tapi, Mon. Bukannya kamu selalu dukung aku?" putus asa Julliete.
"Sebagai temen, iya aku sering dukung kamu. Tapi untuk ini, sorry, ngga dulu," kata Monica sambil sedikit menggelengkan kepalanya.
"Argh!" Julliete frustasi, dan mulai mengacak-acak rambutnya.
"Plis, Ju. Ini udah ngga wajar, ini tu terobsesi"
"Ini bukan Julliete..," lanjut Monica.
"Gak, kalian yang salah. Kalian mending gausah ikut campur. Dan kalo ada yang tau sesuatu, cukup diem"
.
.
Disini lah Zara, berjalan mengitari pinggiran kolam sekolah yang dipenuhi bermacam-macam ikan, ikan koi, ikan emas, ikan lele, syukur tidak ada megalodon yang ikut meninggali kolam ini.
Zara akhirnya terduduk di pinggir jembatan penghubung antara dua daratan yang dipisahkan oleh genangan air buatan. Zara menatap kebawah, menatap bagaimana ikan itu berenang, yang juga sesekali melompat ke udara. Sadar atau tidak, Zara mulai menyunggingkan senyum tipis.
"Kalian laper ngga?" ucap Zara sambil meraih wadah berisi makanan ikan yang berwarna merah. Baru saja ingin menebar, wadah itu langsung di sambar oleh seseorang.
"E-eh, kamu ng-" Zara hanya terdiam menatap nya, seseorang yang sedang berdiri didepannya dengan tatapan penuh dendam.
Julliete mendekat pada Zara, mencondongkan kepalanya dan berbisik ke telinga Zara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan dan Rotasi [TAMAT]✔️
Novela Juvenil[Judul awal : Alandra] "Meskipun dunia kita berbeda, hati kita tetap di cinta yang sama" ~~ "Kamu mau kemana?" "Tidak sekarang, tapi nanti" nanti... --------------------------------------------------------------------- [Latar belakang tahun 2017-2...