Sunny - 2

37 7 6
                                    


Happy reading all.
Jangan diliat mulu coba baca sama vote.

###

Tok...
Tok...
Tok..

"Assalamualaikum." ucap seorang laki-laki berperawakan tinggi mengetok pintu juga memencet bel berkali-kali, tetapi belum muncul juga seseorang dari balik pintu berwarna coklat muda itu.

"Assalamualaikum." Sekali lagi dia mengetuk juga memencet bel berharap ada saja yang membukakan pintu untuknya.

"Wa'alaikumussalam, apa sih ganggu benget orang lagi tidur juga."

Memang setelah pulang dari sekolah juga dari warung seblak dengan Rey tadi sunny langsung pulang dengan membersihkan diri dan langsung tidur di ranjang kesayangan miliknya karena lelah juga pusing mungkin kebanyakan memakan pedas. Orang tuanya? Mereka tidak ada dirumah karena papanya ada tugas diluar kota sedangkan mamanya daritadi belum pulang dari kegiatan berbelanja nya untuk membeli keperluan sehari-hari, jadi ia sendiri dirumah tapi ia juga tidak takut akan sendiri klo ada apa-apa ia tinggal loncat dari balkon ke balkon rumah Rey. Ya... Memang sunny dan Rey tetanggaan sejak ia menduduki sekolah menengah pertama.

"Sunny engga kangen sama bang nata?" ucapnya sendu

Tunggu bang nata?

Sunny pun mendongak menatap orang yang bernama nata itu, lalu setelahnya ia membelakkan kedua matanya betapa kaget juga senang sekaligus melihat seseorang yang ia rindu selama beberapa bulan lalu. Lantas ia memeluk tubuh jangkung itu dengan erat seolah menyalurkan rasa yang amat rindu. Sedangkan yang dipeluk juga membalas tat kalah erat memeluk sunny juga ia mencium sayang pucuk kepala adiknya.

Dia Adinata zevallo putra pertama juga Kaka kandung sunny yang ia amat rindukan, Adinata ia merupakan seorang dokter spesialis anak di kota Jogjakarta. Udah ini tentang Adinata zevallo!

"Kangenlah abang masa enggak." ucapnya masih dipelukan sang Abang tanpa mau melepaskan pelukannya.

"Kalo kangen yu masuk kita pelukannya didalem masa diluar, klo tetangga ngira yang enggak-enggak gimana?" ujar sang abang sembari mengelus sayang surai hitam milik adiknya.

"Yaudah, tapi sunny gamau lepas dari Abang." ucap Sunny memelas sambil mendongak melihat wajah tampan sang Abang. Tapi masih tampan Rey sih.

"Abang gendong sunny aja, sunny males jalan." belum juga bang nata menjawab ia sudah berada di pangkuan si Abang dengan kaki ia lilitkan ke pinggang dan tangan mengalung di leher nata, sembari menutup mata karena tadi sempat tidur jadi ia masih mengantuk.

"Udah gede masih manja." nata mencibir

"Berat banget kamu Sya." ucap nata tapi tetap menggendong adik kecil nya, dan duduk di sofa ruang tamu dengan sunny yang masih duduk anteng dipangkuannya sembari memeluknya erat.

"Engga ih, sunny engga berat ringan juga!" Kesalnya tapi tetap memeluk erat sang Abang.

"Iya ringan, yang berat itu dosa kamu Sya." Setelah mengucapkan kata itu ia tertawa terbahak-bahak melihat wajah sang adik yang kesal melihat kearahnya dengan tatapan tajam.

"Ihh Abang mah, sunny marah ah sama Abang." ia ingin beranjak dari pangkuan sang Abang tertahan oleh tangan besar milik nata.

"Iya iya Abang berjanda ko, adik Abang ini ringan dan tetep ngegemesin." ucapnya ia tak ingin sang adik marah kepadanya dan berakhir ga jadi PPR (peluk peluk rindu). Bang nata alay!

Sunny Queeneisya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang