Sebelum baca alangkah baiknya di vote juga komen ya sayangya. Sorry for typo:)
###
Gelisah,dan cemas.
Itulah yang bunda Lia rasakan saat ini, anak bungsunya terbaring lemah di atas brankar rumah sakit milik suaminya dengan jarum infus melekat di tangan Sunny. Disana terlihat suaminya (Devan) sedang memeriksa sunny dengan stetoskop miliknya guna untuk mendengarkan detak jantung dan suara-suara lain dari dalam tubuh.
Tadinya Devan akan pulang besok pagi karena semua tugas di Surabaya sudah terselesaikan tapi begitu mendapat kabar dari nata yang berada di Yogyakarta bahwa Sunny masuk rumah sakit, Devan langsung bergegas pulang untunglah jalan tol tidak padat sehingga ia sampai di Jakarta sekitar pukul 02.27 WIB. Untungnya ada dokter lain yang menangani putrinya dan ia hanya memeriksa saja.
"Tante tenang ya, Sunny pasti baik-baik saja." Pinta Vendra menenangkan wanita paruh baya disampingnya.
Bunda Lia hanya mengangguk dan memegang pundak Vendra seraya berucap terima kasih telah menolong dan mengantarkan dia dan sunny ke rumah sakit.
Tadi Sunny saat masih dijalan sampai di parkiran rumahnya tertidur di mobil milik Vendra, tetapi saat Vendra membangunkannya Sunny tetap tidak sadar lalu ia pun turun dan mengetuk pintu rumah Sunny. Terlihat bunda Lia yang membukakan pintu untuknya dengan tatapan bingung, Vendra pun memperkenalkan dirinya dan memberitahukan bahwa Sunny pingsan di mobilnya, bunda Lia sempat menuduh yang tidak-tidak kepadanya kenapa bisa putrinya pingsan di mobil miliknya, lalu Vendra pun menjelaskan ke salah-pahaman bunda Lia dan mengajak mereka untuk ke rumah sakit saja karena sepertinya Sunny butuh pertolongan dokter. Akhirnya mereka bertiga memutuskan ke rumah sakit milik papanya Sunny karena jaraknya tidak terlalu jauh dari kompleks.
Devan pun keluar dari ruangannya setelah memeriksa Sunny, lalu ia menoleh ke arah istrinya yang memasang wajah khawatir, ia pun lantas memeluk wanitanya dengan penuh kasih sayang dan membisikkan kata 'Sunny baik-baik saja'.
"Yah, Sunny kenapa bisa pingsan begitu... Dia gak apa-apa kan yah?" Tanya Bunda Lia sedikit terisak saat melihat raut wajah lelah suaminya.
"Jawab yah!" Lanjutnya saat Devan hanya diam saja, Vendra yang berada di belakang tubuh bunda Lia hanya diam saja ia ingin mendengar jawaban papa Sunny
Devan hanya menghela nafas panjang sebelum ia mengatakan hal ini.
"Bunda jangan khawatir Sunny akan baik-baik saja, cuman Sunny harus dirawat beberapa hari." jawab Devan"Kalau baik-baik saja kenapa Sunny bisa pingsan sampai dirawat? Sunny kenapa ayah!?" Bentak bunda
"Tante, tante tenang dulu." ucap Vendra. Bunda Lia pun hanya diam, lalu ia beralih menatap kearah papa Sunny yang memang sudah menatapnya duluan
"Maaf om saya ikut campur dalam masalah ini, saya ravendra teman Sunny dan yang telah mengantarkan Sunny ke rumah sakit ini. Maaf saya berbicara lancang, kalau boleh tahu Sunny kenapa om?" Ucap Vendra dengan hati-hati
Bunda Lia yang tadinya melihat dan mendengarkan kata-kata Vendra lantas ia menoleh lagi ke arah suaminya yang hanya terdiam sedari tadi.
"Katakan yang sebenarnya ayah! Jangan hanya diam."Devan menghembuskan nafas sejenak menyiapkan rangkaian kata-kata yang akan ia sampaikan kepada dua orang didepannya.
"Huft... Sebenarnya ayah bukannya tidak mau memberitahukan hal ini ke bunda, ayah takut bikin bunda khawatir, tapi jika ayah tidak memberi tahu hal ini juga tidak ada bagusnya." ucap ayah menjawab pertanyaan bunda Lia dan Vendra
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunny Queeneisya
Non-Fiction[DILARANG PLAGIAT! MEMBUAT CERITA TIDAK SEMUDAH MEMBALIK TELAPAK TANGAN] "𝒀𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒊𝒕𝒖 𝒃𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒓𝒊𝒏𝒅𝒖, 𝒕𝒂𝒑𝒊 𝒎𝒆𝒍𝒆𝒑𝒂𝒔𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒔𝒆𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒔𝒂𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒄𝒂𝒓𝒂 𝒑𝒆𝒓𝒍𝒂𝒉𝒂𝒏." Menceritakan...