Sebelum baca alangkah baiknya di vote juga
komen ya sayangya. Sorry for typo:)###
Malam ini seorang pemuda dengan kaos oblong polos abu, serta sarung tenun halus melekat pada tubuhnya menandakan ia telah selesai melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim, dia adalah Zeandra Reynan panggil saja Rey kalian pasti sudah tau kan?
Rey sedang bersantai di balkon kamarnya yang bersebelahan balkon kamar Sunny memang sedekat itu kamar mereka supaya mempermudah tawuran, canda! Supaya mereka dapat bertemu dengan mudah tanpa keluar rumah. Kan kalo dekat gini tinggal loncat saja.
Ditengah kegiatan santainya Rey menoleh kearah balkon seberangnya, terlihat Sunny belum mematikan lampu kamarnya, ialah ini masih selesai isya mana mungkin Sunny tidur jam 17.32
"Sasya lagi ngapain ya?" Monolognya sembari menyesap coklat panas miliknya. Iyalah milik Rey yakali milik Lena!
"Apa gue samperin aja kali ya?" Rey bingung kalau ia pergi kekamar Sunny, takutnya mengganggu manusia bak singa itu apalagi sekarang Sunny lagi kedatangan si merah pasti dia bakalan misuh- misuh ga jelas.
"Samperin ah."
Tapi sebelum itu ia belum menutup pintu+ngembaliin gelas bekas coklat panas miliknya ia malas untuk naik turun tangga, lebih baik ia nyuruh babu pribadinya saja Rey pun masuk ke kamar miliknya.
"LENAAA." tak ada sahutan
"ELENAAA!" ia berteriak dengan oktaf paling tinggi sembari rebahan di kasur miliknya
"ELEN—"
Brakkk!!!
"Apa abang jangan teriak-teriak Lena lagi ngerjain PR!" Ucapan Rey terpotong begitu saja disusul dobrakan pintu dan kekesalan sang adik. The best
Sedangkan Rey hanya menyengir dengan muka yang menyebalkan.
"Adik abang yang cantik kaya Aladin tolongin abang dong." ucap Rey dengan nada di imut-imutkan. Eww menjijikkan"Aladin kan LAKIK mana ada cantik, abang aja yang jelek kaya mermed!"
Ada tak relanya Rey dikatain seperti mermed tapi kalau dia membalas perkataan sang adik bisa-bisa, enggak ada habisnya sampai tahun dua ribu selanjutnya lagipula ia juga yang memulai duluan.
"Iyadeh abang kaya mermed yang penting ganteng yakan?" pasrah Rey dengan menaik turunkan alis nya
"Ganteng pala bapak kau, yang ada kalau abang mermed yang pasti bakalan serem lah!" Sewot Lena sembari menjambak rambut sang Abang secara tiba-tiba.
"Awww... Awww. Heh lepasin tangan kamu Lena, ini sakit!"
"Awss." rintihan Rey dengan mengusap-usap rambutnya. Lena? Ia menatap sinis kearah Rey dengan tangan menyilang di dada seakan-akan menjambak rambut sang Abang hanyalah masalah sepele
"Sana lo pergi... Dasar adik durhaka!" usir Rey, Lena dengan santai turun dari ranjang tapi belum benar-benar beranjak dari kamar sang abang.
"Bang!" panggil Lena. Rey pun menoleh sembari menatap tajam Lena, mendapat kesempatan ini Lena dengan cepat ia memberikan jari tengah padanya lalu setelahnya ia langsung ngacir dari kamar Rey, sedangkan Rey hanya mengelus dadanya berusaha sabar menghadapi adik kecilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunny Queeneisya
Non-Fiction[DILARANG PLAGIAT! MEMBUAT CERITA TIDAK SEMUDAH MEMBALIK TELAPAK TANGAN] "𝒀𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒊𝒕𝒖 𝒃𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒓𝒊𝒏𝒅𝒖, 𝒕𝒂𝒑𝒊 𝒎𝒆𝒍𝒆𝒑𝒂𝒔𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒔𝒆𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒔𝒂𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒄𝒂𝒓𝒂 𝒑𝒆𝒓𝒍𝒂𝒉𝒂𝒏." Menceritakan...