Sunny - 14

25 2 0
                                    

Janlup untuk mem-vote ceritanya ya♡.

###

Sesuai kesepakatannya dengan Sunny, sekarang Vendra sedang bersiap-siap untuk pergi menjemput Sunny. Tepatnya setelah melaksanakan shalat isya Vendra sudah bertekad untuk menemui Sunny nanti, dengan memakai Hoodie berwarna abu-abu dan jeans hitam yang melekat pada tubuhnya hari ini.

Dengan langkah sedikit cepat Vendra menuruni tiap anak tangga yang ada, apartemen yang seluas ini Vendra tempati dengan sendirian sebab kedua orangtuanya berada di luar kota.

Saat menuruni anak tangga terakhir Vendra dikagetkan dengan suara sendok dan mangkuk yang jatuh, atensinya ia alihkan kearah dapur, meskipun sempat merasa takut Vendra memberanikan diri menuju dapur dengan hati-hati. Saat tiba di dapur alangkah terkejutnya ia melihat mangkuk sereal yang belum sempat ia cuci beserta sendok berserakan di lantai, dan pelakunya sudah pasti si oren alias kucing persia kesayangan Vendra pemberian dari bibinya sewaktu dirinya memutuskan untuk tinggal sendirian di kota Jakarta.

Vendra menghela nafas lega, ia kira orang asing yang tiba-tiba masuk kedalam apartemennya.
"Omang, pintar banget numpahin sereal majikan lo!"

"Sekarang gue harus bersihin lantainya." Keluh Vendra merasa waktunya akan tersisa sedikit untuk menjemput Sunny.

Namanya Komang, awalnya karena Ravendra menyukai lagu berjudul 'Komang' itu apalagi pada bait lagu "sebab kau terlalu indah dari sekedar kata." Lagunya memang sesuai seperti anabul kesayangannya, memang terlalu indah dengan mata bulat berwarna kuning, bulunya yang begitu lebat serta halus dan jangan lupa bagaimana cantiknya kucing ini dari dekat. Sebenarnya ada alasan lain dari bait lagu yang Vendra sukai ini, entah kenapa ketika Vendra mengingat lagu 'Komang' bersamaan dengan itu Sunny dengan senyuman manisnya muncul dalam pikirannya.

"Lagu Komang+Sunny memang benar-benar terlalu indah dari sekedar kata." Monolognya.

Sedangkan omang hanya mengeong untuk menanggapi pertanyaan tuan rumahnya, kucing oren dengan bulu lebat itu kini sibuk bergeliat dengan manja di kaki Ravendra seolah meminta maaf untuk kejadian dimana ia menumpahkan sereal sang tuan rumah. Siapa sangka kelakuan Komang membuat Vendra luluh begitu saja dan soal mangkuk sereal tumpah seakan masalah sepele baginya, Vendra ambil alih Komang ke dalam pangkuannya.

"Iya-iya, Vendra maafin Komang tapi jangan diulangi lagi ya."

Komang kembali mengeong seolah mengerti apa yang diucapkan Vendra barusan, lantas Vendra menurunkan kucing itu dari pangkuannya, dengan segera ia membersihkan lantai yang berceceran bekas tumpahan sereal. Setelah itu dia langsung membasuh tangan dan langsung menyambar kunci motor yang ada di atas tv. Sengaja ia memakai motor agar bisa menikmati sejuknya angin dimalam hari bersama Sunny.

Butuh waktu 25 menit untuk sampai di rumah Sunny, sempat Vendra lihat dari jam tangan yang ia kenakan waktu menunjukkan pukul 17.27 tak begitu mengulur waktunya lagi Vendra membuka gerbang rumah Sunny lalu memasukkan motornya, Vendra simpan di sebelah pohon mangga.

Vendra mengetuk pintu yang ada didepannya, tanpa menunggu lama keluarlah wanita paruh baya, meskipun umurnya dibilang sudah tidak muda lagi tetapi bunda Lia masih tetap cantik, Vendra akui ternyata Sunny cantik turunan dari bunda Lia. Yakali cantik turunan papa Devan.

Vendra mengulurkan tangannya hanya untuk mencium tangan bunda Lia.
"Eh Vendra, mau ketemu Sunny?" Tanya bunda Lia.

Vendra tersenyum menanggapi pertanyaan yang terlontar dari bunda Lia.
"Iya bunda, Vendra mau jemput Sunny. Kalau bunda kasih izin buat Sunny, Vendra mau ajak Sunny jalan-jalan." Ucap Vendra tersenyum kikuk, meminta izin untuk jalan-jalan seperti ini saja seperti meminta restu.

Sunny Queeneisya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang