Janlup untuk mem-vote ceritanya ya♡.
###
"Gue harap lo bahagia terus dengan pacar lo. Jaga dia dan jangan sakiti dia seperti lo menjaga gue selama ini."
Perkataan itu terus saja terngiang-ngiang di pikirannya, seolah-olah jika hilang saja dalam satu detik ataupun lebih maka dia adalah seorang yang tak jauh dari kata 'brengsek'.
Tertebak sudah lelaki yang sedang dilanda keputusasaan itu adalah Zeandra Reynan, alasan mengapa dia menamai dirinya sendiri dengan kata 'brengsek' sebab dia masih merasa bersalah pada gadis kesayangannya dengan perkataannya sewaktu sore, biasanya ketika merasa sedih begini selalu Sunny yang menghampirinya memberikan pelukan hangatnya, biasanya ketika dirinya merasa putus asa ada Sunny yang menemaninya menuntunnya agar selalu ke jalan yang dirinya pilih.
"Jadi lo sampai seterusnya bakalan gini terus?"
Pertanyaan William mampu memecahkan lamunan yang masih hinggap di pikirannya. Memang setelah akhir dari pertemuan ia dan Sunny sore tadi Rey langsung menghubungi kedua temannya dengan alasan dirinya butuh nasihat dari keduanya, padahal Rey pikir teman-temannya mana mengerti permasalahan antara dirinya dan si gadis cantik Sunny.
Rey menatap sekilas kearah William tapi tak lama ia memutus kontak dengan-nya dan beralih menatap langit-langit kamar seraya menghembuskan nafas berat, menidurkan belakang kepalanya pada pegangan sofa.
"Yaa mau gimana lagi pikiran gue buntu, gue sebenernya pengen akrab lagi sama Sunny tapi mungkin gue sebegitu mengecewakannya sampai-sampai pas kita duduk di taman dia jaga jarak dari gue."
William nampak berfikir keras memikirkan bagaimana cara jalan keluarnya masalah Rey dengan Sunny, sedangkan di sebrang sofa terdapat Kenzie dengan santainya memakan kue nastar buatan bunda Tari seolah ia tak peduli dengan keadaan sekitar yang begitu memuakkan bagi dirinya.
"Gini deh, lo sebenernya suka gak sih sama si Sunny?" Setelah drama memuakkan didepannya ini akhirnya Kenzie memberanikan bertanya dengan mulut penuh dengan kue nastar.
Rey mengernyitkan dahi mendengarnya.
"Lo gila Ken? Masa gue suka sahabat gue sendiri!" Rey mempertegas perkataannya. "Jangan ngaco deh Sunny sahabat gue dari kecil mana ada yang suka diantara kita."William sempat merasa ragu mendengarnya, tapi setelah itu dia mengangguk mengerti ternyata Rey lah orang bodoh di sini. Beneran deh William rasanya pengen pukul sangat keras kepalanya itu, malahan Kenzie selaku yang melayangkan pertanyaan tadi langsung mengangguk dan beralih menatap setuju ke arah dirinya.
"Terus alasan Sunny ngejauhin lo gara-gara apa coba?" Sekarang giliran William yang bertanya.
"Karena waktu kita makan bareng, gue nanya sama dia gini 'kamu ada rasa ya sama aku'."
"Terus dia jawab katanya masa gue gak peka selama ini, yakan gue gak tau gue cuman tanya doang kan? Dan ternyata dia nganggap hubungan kita lebih dari sekedar teman."
William dan Kenzie menatap gemas pada Rey, ini bukan masalah Rey dengan muka menggemaskannya tapi gemas rasanya sampai mereka berdua berharap bisa menghadiahi pukulan kasih sayang untuk Rey.
"Tuhkan akhirnya dia yang suka lo duluan, lo bisa mikir gak sih? Bego kok di pelihara." Celetuk Kenzie.
Perkataan itu membuat dirinya secara gamblang memelototi Kenzie, bersiap akan mengumpatinya serta ancang-ancang ingin memberikan satu buah bogeman mentah di wajah mulusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunny Queeneisya
Non-Fiction[DILARANG PLAGIAT! MEMBUAT CERITA TIDAK SEMUDAH MEMBALIK TELAPAK TANGAN] "𝒀𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒊𝒕𝒖 𝒃𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒓𝒊𝒏𝒅𝒖, 𝒕𝒂𝒑𝒊 𝒎𝒆𝒍𝒆𝒑𝒂𝒔𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒔𝒆𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒔𝒂𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒄𝒂𝒓𝒂 𝒑𝒆𝒓𝒍𝒂𝒉𝒂𝒏." Menceritakan...