3. Bertemu dengan Putra Mahkota

2.6K 399 2
                                    

"Aww" Saut seseorang yang terdengar seperti suara lelaki di sana.

Mendengar itu, secara refleks aku menegakkan badanku yang tadinya sedang bersandar santai di batang pohon seraya meningkatkan kewaspadaanku.

'Siapa disana? Aku harap aku tidak bertemu dengan salah satu tokoh cerita'

Daripada seorang bandit atau semacamnya, sumpah aku lebih takut apabila aku bertemu dengan salah satu tokoh cerita di dunia ini. Karena jika aku bertemu mereka, aku takut akan mengubah alur cerita yang sudah susah payah aku buat bahkan sampai rela bergadang untuk mengerjakannya.

Tapi, bukan berarti juga aku tidak takut apabila ada seseorang yang berniat jahat padaku. Bagaimana pun aku hanya berharap seseorang yang kutemui itu hanyalah seorang kesatria biasa yang sedang berburu. Kuharap begitu.

Masih tidak melepas kewaspadaanku, aku pun mulai bangkit dari dudukku dan mulai melihat-lihat sekitar. Ini aneh, padahal aku mendengar jelas ada seseorang yang bersuara meskipun suaranya kecil. Tapi, sampai saat ini orang itu masih belum juga menunjukkan batang hidungnya.

"Siapa di sana?" Tanyaku was-was dengan sedikit meninggikan suaraku.

Sunyi, tak terdengar sahutan apa pun. Entah kenapa suasana ini terasa sedikit menyeramkan, itu didukung oleh penampakan pepohonan di sekelilingnya yang semakin gelap karena langit yang juga menggelap tentunya.

"Kalau tidak keluar juga maka akan kulempar lagi apel ini kepada siapa pun kau di sana!" Ancamku yang sepertinya malah tidak terdengar seperti ancaman. Ah entahlah, sepertinya aku sudah tidak bisa berpikir lagi sekarang sehingga kalimat itu keluar begitu saja dari mulutku.

"Apel itu sangat berharga jika kau tidak tahu"

Seseorang berperawakan pria muncul dari sebuah balik pohon yang tidak kutahu sejak kapan ia berada di sana. Dan tunggu, apa yang dikatakannya barusan?

'Apel itu sangat berharga, kalau kau tidak tahu' Apa-apaan itu? Orang itu menyebalkan sekali, tidak tahu saja dia akulah yang mengarang ini semua. Maksudku, hey! Aku lebih tahu dari siapa pun tentang dunia ini.

"Whaahh..." Ucapku spontan sambil menahan tawaku.

Aku masil kesal dengan ucapannya barusan, apa-apaan orang ini? Dari nadanya terdengar seperti dia yang paling tahu saja. Ingin sekali rasanya aku berteriak di depan wajahnya dan mengatakan 'Kau hanyalah seonggok karakter ciptaanku! Jadi nggak usah songong!' Tapi tentu saja itu hanya sampai di tenggorokanku.

"Aku tahu lebih dari siapa pun!" Ucapku kesal seraya mengambil satu buah apel lagi yag masih utuh dan menggigitnya tanpa peduli dengan reaksi orang yang kini tengah berjalan mendekat ke arahku.

Dilihat dari penampilannya, sepertinya pria itu merupakan seorang kesatria biasa yang sedang berburu. Yah, meskipun sebenarnya ia terlihat sedikit mencurigakan sih, itu terihat jelas dari caranya berpenampilan.

Ia mengenakan tudung dengan warna gelap serta menggunakan topeng yang hanya menutupi wajah atasnya. Aneh, topeng itu mungkin terlihat bagus jika dia sedang berada di pesta, tapi dia memakainya saat di hutan?

 Aneh, topeng itu mungkin terlihat bagus jika dia sedang berada di pesta, tapi dia memakainya saat di hutan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
So I'm a Bug, So What?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang