8. Berteleportasi?

1.6K 251 4
                                    

“TANGKAP RAKYAT JELATA YANG SUDAH BERANI MENGHINAKU ITU!” Teriak Sang Bangsawan Baron yang sudah tersulut emosinya sejak tadi.

Tidak ada waktu lagi bagiku untuk kesal dan menggerutu, kalau aku tidak bergegas maka bisa dipastikan aku akan di tangkap oleh prajurit kediaman Baron dan dijebloskan ke dalam penjara setelahnya.

Atensiku kemudian teralihkan pada masuknya dua orang prajurit berpakaian prajurit lengkap, salah satu dari mereka membawa rantai di lengannya. Oh tidak! Ini lah yang kutakutkan. Oke, sepertinya aku mengerti situasinya. Yang kuperlukan saat ini hanya satu, yaitu...

Kabur!

Aku berlari menghindari prajurit yang masih berjarak beberapa meter tersebut yang tentunya langsung dikejar oleh mereka, tidak peduli seberapa banyak orang yang kutabrak-tabraki. Sambil berlari entah kemana, mataku mencari-cari sebuah jalan dan menangkap adanya jalan kecil yang entah kemana, aku pun bergegas kesana tanpa menoleh kebelakang sama sekali.

Author POV

Seorang pria dengan aura misterius yang terpancar dari dalam dirinya hanya terdiam menyaksikan semua adegan tadi dengan rasa heran sekaligus penasaran. Dia merupakan salah sesorang bangsawan yang juga merupakan salah satu tokoh pria yang penting dalam cerita manhwa. Ia sedang menyamar sebagi pelanggan lelang yang duduk di kursi biasa paling belakang, tujuannya tentu agar ia tidak menarik perhatian.

Ia mendapat tugas dari kekaisaran untuk menyelidiki segala tindakan kriminalitas yang dikalukan salah seorang bangsawan berpangkat Baron. Ia mengintainya secara langsung sejak acara pelelangan dimulai, dan saat kedua penyihir suruhan bangsawan Baron mengecek keaslian dari apel langka yang sempat membuatnya tertarik itu, ia sudah sangat bisa menebak kedepannya akan seperti apa.

Dan yap, benar saja. Apel itu dituduh palsu oleh kedua penyihir itu dan langsung dengan mudahnya dipercaya mentah-mentah oleh semua orang yang menyaksikan. Tapi tentu ia bukan termasuk dari orang-orang bodoh yang main asal percaya itu.

Matanya tidak buta, ia adalah seorang yang ahli dalam hal sihir. Jadi ia bisa langsung mengetahui tabiat kedua penyihir itu yang dengan sengaja menggunakan sihir perubahan sekaligus sihir ilusi secara bersamaan sehingga membuat banyak orang yang yang tidak menguasai ilmu sihir tidak menyadarinya.

Sebenarnya itu wajar saja, mengingat sihir yang dipakai merupakan sihir tingkat menengah yang tidak semua orang bisa memakainya. Orang yang dapat menyadari akan kecurangan yang diperbuat oleh dua orang penyihir tersebut setidaknya haruslah seorang penyihir tingkat awal menuju menengah.

Dia memilih tetap diam atas apa yang dilihatnya tersebut karena memiliki tujuan lain, yaitu mengumpulkan satu persatu bukti kejahatan bangsawan Baron tersebut dan baru akan mengungkapkannya ketika dia sudah memiliki banyak, itu akan menjadi kartu yang sangat berharga untuknya.

Tapi dirinya merasa ‘tertampar’ ketika mendapati seorang gadis biasa yang yang ternyata pemilik apel ungu nan langka itu menyadari hal yang serupa dengannya. Gadis itu dengan lantang menyebutkan kecurangannya di depan orang-orang yang tengah menyaksikan karena merasa tidak terima dan dicurangi.

Dalam diam, ia mengamati setiap kata, gestur tubuh, dan gerak-gerik gadis itu. Mau dilihat bagaimana dan dari sisi mana pun, gadis itu tetaplah hanya gadis biasa dengan gaun gadis biasa dan dengan gaya rambut yang biasa pula, berwarna itam pekat dengan rena mata yang serupa.

Pria itu merasa aneh sekaligus penasaran, bagaimana gadis biasa tapa bakat sihir sepertinya dapat menyadari kecurangan yang dilakukan dua orang penyihir itu? Ia berpikir keras karenanya.

Biasanya, jika seseorang yang memiliki bakat sihir, orang lain yang juga bisa menguasai sihir akan merasakan semacam aura yang dikeluarkan dari setiap penyihir tersebut, setiap aura ketajaman itu sendiri berbeda-beda dari setiap orang tergantung dengan tingkat kekuatan penyihir tersebut. Aura semacam itu biasa disebut dengan mana.

So I'm a Bug, So What?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang