42. Misi rahasia

556 95 2
                                    

Third person's POV

Terik mentari di sore hari membuat rombongan pasukan yang baru berpulang itu terlihat sangat menawan akibat terpaan sinarnya yang hangat. Para pahlawan sekaligus bangsawan kelas atas yang turun langsung dalam peperangan tersebut berada di barisan paling depan, mereka semua tampak memukau dengan pakaian zirah khas abad pertengahan yang terpasang di tubuh mereka.

Disebelah kanan dan kiri jalan utama dipenuhi para warga yang hampir berdesakan demi melihat kepulangan mereka yang sangat diagung-agungkan karena telah berhasil membawa kemenangan bagi kerajaan Alvyorynt.

Para pahlawan pun menghargai sambutan hangat yang ditujukan pada mereka itu, di atas kuda yang ditunggakinya, para kesatria itu nampak membusungkan dada dan tersenyum bangga, beberapa dari mereka pun turut melambaikan tangannya ke udara.

Hampir semua kesatria pahlawan perang berlaku seperti itu, namun ada beberapa pengecualian, termasuk seorang penerus gelar kebangsawanan Duke, Derrick Hans Zhourich namanya. Meski dalam hati ia turut bangga atas pencapaian tersebut, namun tampak luar hanyalah muka datar dengan tatapan tajam yang dilayangkannya pada warga sekitar yang menyambut kepulangan mereka.

Derrick adalah tipe orang yang hanya akan berperilaku secukupnya saja dan cenderung dingin jika kepada orang lain, hanya pada orang terdekatnya saja ia mau mengekspresikan dirinya. Posisi dirinya saat ini berada di sebelah kiri Putra Mahkota, tidak terlalu sejajar, ia sedikit mundur kebelakang untuk menghormati keluarga kerajaan yang memang lebih pantas menjadi pemimpin pasukan di barisan terdepan.

Masih mempertahankan tatapan datarnya, pandangannya mengedar pada sekumpulan warga yang tengah berkerumun menatap penuh puja, namun saat atensinya beralih pada kerumunan disebelah kanan jalan utama, tiba-tiba saja dirinya tersentak kecil tat kala mendapati seorang gadis yang belakangan ini tengah dicari-cari informasinya maupun keberadaannya olehnya.

Namun sayang, ia serta pasukan rombongan yang menunggangi kuda sudah terlanjur melewati posisi dimana gadis itu berada. Sebelumnya gadis yang belum lama ia ketahui bernama Yvonne itu terlihat tengah menatap para rombongan tersebut, hanya saja gadis itu tidak menyadari keberadaannya karena tatapannya yang sedang tertuju pada orang lain.

Derrick merasa tatapannya itu hampir mengarah padanya namun bukan tepat pada dirinya, menyadari keberadaan Putra Mahkota Louis yang dekat dengannya, ia pun langsung mengerti ke arah mana tatapan gadis itu ditujukan.

'Aku pasti akan menemukanmu lagi.' Yakin Derrick dalam hatinya.


So I'm a Bug, So What?


Yvonne's POV

"Hufft..." Aku mendesah lega seraya merebahkan tubuhku ke ranjang begitu aku akhirnya sampai ke penginapan.

Tidak kusangka aku baru bisa sampai ke penginapan ini larut malam, "Gila, gak expect banget bakal semalem ini" monologku.

Padahal terakhir kali aku keluar dari perpustakaan pusat kota itu masih sore hari, namun karena kerumunan warga yang ga ngotak ditambah lagi hampir tidak ada kereta kuda yang beroperasi, akibatnya aku pun harus menghabiskan waktu yang lebih lama dari seharusnya hanya untuk perjalanan kembali.

Angin malam yang masuk melalui jendela kamar yang terbuka membuatku dapat merasakan betapa sejuknya angin malam yang mengenai tubuh lelahku ini. Baru saja aku memejamkan mata, aku langsung terusik saat mendengar ketukan pintu dari balik pintu kamarku. Aku mengernyit kesal seraya menolehkan kepala pada pintu kamar itu. 'Yaelah belum ada semenit rebahan, biarin aja deh'

So I'm a Bug, So What?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang