41. Kepulangan Louis

583 98 1
                                    

Yvonne's POV

Hari-hari telah berlalu, kurang lebih sebulan sudah terlewat sejak aku menyelesaikan misi pertamaku, berbagai misi pun aku ambil dan dikerjakannya dengan hati-hati, namun aku hanya mengambil misi-misi yang menurutku tidak terlalu mengancam nyawa saja, seperti misi tingkat C atau B.

Isi misinya kurang lebih mengambil bisa kalajengking, memotong lidah ular berbisa dan mengambilnya, mencari bayi serigala, dan terakhir memburu burung langka dengan menggunakan panah baruku. Dari semua kejadian yang membuatku hampir merenggut nyawa itu, anehnya aku selalu selamat seakan keberuntungan selalu menghampiri.

Jadi untuk hari ini, aku memilih untuk bernapas dulu dari pekerjaan yang melelahkan itu. Aku bersyukur memiliki ketahanan tubuh yang kuat, membuatku dapat menjaga diriku agar selalu berstamina.

Anehnya aku hanya merasakan itu semenjak menginjakkan kaki dalam dunia manhwa ciptaanku ini, di dunia asalku dulu aku terlalu sibuk dengan segala aktifitasku sehingga tidak punya waktu untuk memikirkan cita-cita yang ingin menjadi berbagai atlet, hanya panahan yang dapat dilekoni, itu pun karena wasiat seseorang.

Makanya untuk menyantaikan diri, aku memutuskan untuk pergi ke perpustakaan yang terletak di ibukota dengan mengenakan jubah dan tudung yang menutupi diriku karena tidak ingin tampil mencolok. Bahkan sampai saat ini pun aku masih mengantisipasi diri agar tak tampil mencolok di kahalayak ramai karena beberapa insiden di masa lalu.

Aku memilih untuk ke perpustakaan ibukota karena buku-buku disini sangat lengkap, buku-buku dari berbagai benua terkumpul disini. Dan ini lah yang kusuka, aku hendak mendalami ilmu pengetahuan yang ada pada era ini, jangan tanya mengapa aku tidak mengetahuinya, karena ini semua tidak tertulis dalam skenario. Ya, hampir segala pengetahuan yang tertulis pada buku-buku disini termasuk pada bagian ekor manhwa, meski tidak semua.

Tempat ini sangat cocok bagi orang yang haus akan ilmu pengetahuan sepertiku, aku berjalan di lorong perpustakaan sembari menggenggam beberapa buku terakhir yang telah selesai kubaca, sisi kanan dan kiriku berjejer buku-buku tebal yang tertata rapih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tempat ini sangat cocok bagi orang yang haus akan ilmu pengetahuan sepertiku, aku berjalan di lorong perpustakaan sembari menggenggam beberapa buku terakhir yang telah selesai kubaca, sisi kanan dan kiriku berjejer buku-buku tebal yang tertata rapih. Sudah tak terhitung banyaknya buku yang telah kubaca seharian ini, mataku sampai terasa pegal dibuatnya.

Aku menaruh salah satu buku yang kupegang pada tempatnya semula. Kemudian kuhampiri jendela kaca besar yang berada di salah satu dinding perpustakaan, jendela yang langsung menghubungkan dengan keramaian di luar sana. Aku melihat keluar dan ternyata sudah sore hari, waktu terasa cepat sekali.

Dari lantai dua perpustakaan ini dapat kulihat di bawah sana banyaknya para warga yang sedang berkerumun memenuhi jalan, meski keramaiannya hampir setara dengar tidak wajar, namun menurutku hal itu wajar saja mengingat sekarang ini adalah waktu-waktu jam pulang kerja bagi kebanyakan orang.

"Ternyata mau di dunia mana pun sama saja ya" celetukku.

Aku kembali pada lorong perpustakaan dan berniat menaruh buku terakhir sebelum keluar dari sini, buku terakhir ini adalah buku sejarah. Seingatku aku mengambilnya di bagian atas rak buku, maka akan kukembalikan ke tempatnya semula.

So I'm a Bug, So What?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang