Pagi-pagi sekali saat fajar masih sedikit menampilkan sinarnya, seorang pria muda dengan pakaian kerajaan yang terlihat cukup acak-acakan itu berjalan tergesa-gesa di sebuah lorong megah istana dengan tangan mengepal disertai ekspresi wajah yang terlihat sedang menahan amarahnya.
Meski pakaiannya terlihat tidak rapih, tapi itu sama sekali tidak menurunkan kadar ketampanannya dengan visualnya yang luar biasa indah itu. Visual indah yang dimaksud disini bukan hanya sekedar wajah, tapi juga proporsi tubuhnya yang melampaui kata ideal.
Pria yang ternyata adalah Putra Mahkota Louis itu terlihat sedang menahan amarahnya sehingga aura yang dikeluarkannya terasa menyeramkan sekaligus mencekam, hawa dingin di pagi hari itu terasa semakin dingin dan menusuk saat berada di sekitarnya hingga tak ada yang berani menegurnya atau pun sekedar memberikan salam kehormatan pada keluarga kerajaan seperti yang seharusnya dilakukan.
Setiap pelayan maupun penjaga yang kebetulan berpapasan hanya terdiam kaku di sepanjang sisi jalan seraya menundukkan kepalanya. Tidak ada yang berani menatapnya apalagi berbicara padanya.
“Yang Mulia, kau harus memerhatikan kondisi kesehatan anda”
“Baru semalam anda terkena racun, kondisi anda masih belum pulih sama sekali”
“Yang Mulia Putra Mahkota, kumohon tolong dengarkan saya sekali saja”
Ya, kecuali dia. Orang yang sedari tadi mengoceh sendirian serta tak kenal takut itu adalah Sang Ajudan pribadi sekaligus tangan kanan Putra Mahkota bernama Reiner, ia terus saja mengoceh seraya mengikuti lagkah cepat Tuannya yang sedang terburu-buru pergi ke suatu tempat yang lokasinya pun masih di area istana kerjaan Alvyornyt.
Hanya saja karena bangunan istana yang begitu luas, jadi Louis pun harus melakukan perjalanan yang terbilang jauh untuk seseorang yang sedang dalam kondisi tidak vit sepertinya, hal itu tentunya membuat sang ajudannya itu khawatir setengah mati terhadapnya, tapi sang empu yang dikhawatirkan justru tidak peduli padanya.
Dalam hatinya, ajudan itu merasa sangat menyesal telah memberitahu rincian kejadiannya pada tuannya itu mengenai mengapa dirinya sudah ditempatkan di istana, tepatnya di kamar pribadinya.
Flashback on
Saat itu, Louis yang sedang diperiksa keadaannya oleh tabib istana tiba-tiba saja terbangun hingga mengejutkan sang tabib itu sendiri, karena normalnya, orang yang kritis karena terkena racun seperti dirinya itu setidaknya membutuhkan waktu beberapa hari jika memang akan selamat.
Tapi apa yang baru saja terjadi? Louis bahkan hanya membutuhkan waktu semalam untuk dapat tersadarkan kembali dan selamat racun yang bisa dibilang mematikan tersebut, seakan ia hanya tertidur.
Ajudannya yang saat itu memang sedang berada disana untuk menjaganya itu pun cukup terkejut dan dengan khwatir menanyakan perihal keadaannya, tapi bukannya menjawabnya, Luois justru membalas perkataannya dengan pertanyaan.
“Kenapa aku disini?” Tanya Louis yang sedikit merasa heran soal keberadaanya.
Seingatnya, dirinya itu seharusnya tengah berada di hutan bersama dengan seorang gadis yang baru dikenalnya, orang yang telah ia tolong itu.
Dengan sabar Reiner pun menjelaskan,
“Semalam, para prajurit yang dikhususkan untuk memberantas kelompok pengguna sihir hitam itu menemukan anda di tengah hutan di malam hari dalam keadaan kritis serta tak sadarkan diri sehingga mereka memutuskan untuk membawa anda ke istana untuk mendapatkan pengobatan sampai anda pulih,”
“Saya benar-benar tidak menyangka anda bisa sadarkan diri secepat ini, anda memang sangat hebat Yang Mulia, tapi saya pikir anda harus lebih banyak beristirahat lagi” Lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
So I'm a Bug, So What?
FantasiaGenre : Fantasy-romance, Magic, Isekai, Adventure Yvonne Orianthie Van Eckart, seorang author manhwa yang harus menerima kenyataan pahit, aneh, serta absurd bahwa dirinya telah 'terdampar' ke dunia manhwa ciptaannya sendiri yang statusnya pun masih...