14. Dalangnya

137 13 12
                                    

Halooo semuanyaa👋🏻
Dengan lancang author kembali setelah meninggalkan WP inii selama setahun😓
Maapkeun ya guysss
Selama setahun lebih author Hiatus karna sibuk dengan kuliah ditambah akhir-akhir ini author juga lagi nulis di platform lain.
Sedikit cerita sebenarnya author udah capek ditambah ga ada romansa remaja sedikitpun yang author alami di kehidupan perkuliahan ini😤
Author takut setiap perasaan kesal, sedih, senang di cerita ini tak cukup menyentuh bagi kalian semua.
Karna setiap chapter disini ada sedikit pengalaman author sendiri hehe, author ingin membawa kalian merasakan apa yang setiap tokoh di WP ini rasakan.
Jujur hari ini pada tanggal 7 Mei 2022 ditemani langit mendung Author berencana menghapus cerita ini, karna gamau bikin kalian terus nunggu (kan capek), selain itu author juga takut karya author dicomot penulis lain, karna terbengkalai kaya gini.
Tapi berkat komen dan juga vote kalian yang bikin author senyam-senyum sendiri, AUTHOR PUN MEMUTUSKAN AKAN MELANJUTKAN CERITA INI HINGGA ENDING, sekian terimakasih
Luv dari author Yaya hehe💌


~oOo~

"Jadi gitu".

Berlian manggut-manggut sembari memanyunkan bibirnya. Penjelasan Marsha yang cukup panjang dan tampak berat itu membuat ia lelah sendiri. Pantas saja adiknya ini tiba-tiba drop, setelah berbagai cobaan ala sinetron yang ia hadapi.

"Yang bikin gue rada bingung tu ya Sha, Chika dapetin foto-foto itu dari mana?".

"Nah gue juga bingung, padahal Luc udah tanyain temen-temen deketnya Dimas, mereka semua ga tau bahkan ikutan kaget pas tau kalau Dimas pernah suka sama Kyna".

Berlian mengusap pelipisnya heran, ia berusaha mencari benang merah guna mencari dalang dari semua ini. Rahasia yang disusun rapi oleh Kyna dan juga Dimas, siapa yang membongkarnya.

"Lo udah denger cerita dari Chika belom?".

"Chika gamau cerita". Lesu Marsha.

Berlian membuang nafas kasar, ia segera keluar dari kamar Marsha mencari udara segar. Pembicaraan tadi membuatnya sesak.

"Kita harus denger sendiri cerita ini menurut versi Chika". Ujar Berlian serius.

Marsha mengangguk setuju, awal mula pertengkaran ini dimulai dari bagaimana Chika tahu, dan satu-satunya cara bertanya sendiri kepada korban.

~oOo~

Gadis itu menyeruput kopi hangat yang tersaji di atas meja. Beberapa biskuit manis disamping kopi pahit itu tampak serasi jika dikecap oleh lidah.

"Chik". Panggil Marsha.

Chika yang masih sibuk dengan kopi ditangannya itu seketika menatap lawan bicaranya.

"Iya Sha".

"Gue yakin Lo tau tujuan gue buat nemuin Lo".

Chika terdiam sesaat, pikirannya melayang ke kejadian beberapa hari yang lalu, bohong jika rasa sakitnya sudah tiada. Rasa bencinya tak cukup mengalahkan rasa sayangnya. Hahaha cinta itu sungguh jebakan, ia lelah bergumul luka tapi memilih tenggelam didalamnya.

"Gue bingung mulai dari mana Sha". Senyum Chika ketir.

"Gue diselingkuhin sahabat sendiri, gue berlagak paling terluka ternyata ada yang terluka duluan. Gue gatau perasaan apa yang gue rasain saat ini, bahkan untuk nangis aja gue ngerasa ga pantas Sha".

Game Or MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang