Chapter 17

132 8 0
                                    

1 bulan kemudian.

"Sudah 1 bulan ratu ku tidak sadarkan diri! Apakah kau tidak bisa bekerja dengan baik tabib! Jangan sampai ku berikan hukuman mati untukmu! " bentak raja serkan membuat seisi istana terkejut dan terdiam.
Suasana menjadi hening dan bungkam.

Sementara dilain sisi panglima berlin terus berupaya mencari bukti bahwa verra tidak bersalah. Selama sebulan itu ia tidak diberi izin menemui verra.

Terlihat Verra tengah duduk sembari berpikir untuk memberitahu panglima berlin akan kelicikan ratu allyaana.

Angin berhembus, membuat dedaunan kering menghampiri verra.
Ia mengambil sebuah daun kering itu.

"Ya, aku punya cara... Aku akan menulis beberapa kalimat menggunakan kapur ke daun kering ini. Lalu untuk selanjutnya akan kuberikan pada panglima berlin, Terima kasih Tuhan sudah memberikan ku cara terbaik" Senyum verra.

Beberapa waktu kemudian...
Sebuah teriakan membuat beberapa pengawal datang menghampiri verra.

"Aaaaaa tolong aku! Perutku sakit sekaliii....!!! Kumohon tolong aku!!!" Pekik verra berpura pura sakit.

"Kau kenapa! " Bentak pengawal bertanya kasar pada verra.

"Perutku sakit sekali, tolong bawa aku ke tabib... Atau bawakan aku tabib kerajaan" Teriak verra

Pengawal saling menatap percaya atau tidaknya pada ekspresi verra yang menunjukkan belas kasihan.

"Sebentar, kami akan bertanya pada ratu allyaana terlebih dahulu" Ujar pengawal

"Sudah kuduga, allyaana licik sekali" Batin verra

.
.
.

Beberapa waktu kemudian, ratu allyaana pun datang melihat keadaan verra yang masih memainkan drama sakitnya.

"Allyaana kali ini aku benar-benar sakit perut. Tolong aku!!! " Pekik verra berpura pura.

Ratu allyaana melirik dengan senyuman licik "Jangan pernah memainkan drama palsu didepanku verra"

Verra tak menghiraukan ia terus membuat dirinya sendiri mengeluarkan air mata dan keringat.

"Sepertinya dia tidak berpura pura sakit" Batin ratu allyaana.

Ratu allyaana memerintahkan pengawal memanggil tabib.

"Tidak perlu membawa verra ke tabib, tapi suruh saja tabib kesini" Perintah ratu allyaana.

Verra terdiam sejenak "semoga tabib kepercayaan raja serkan yang datang" (Batin)

.
.
.
Tabib pun datang, tepat sekali tabib istana kepercayaan raja serkan yang datang.

Terlihat raja serkan menuruni anak tangga menghampiri penjara semua merunduk akan kedatangannya.
1 bulan sudah ia baru bisa menemui verra.

"Raja serkan?! " Batin ratu allyaana.

"Kudengar verra sakit oleh karna itu aku memanggil tabib istana ku untuk mengobati nya"

Ratu allyaana terdiam.

"Me,,, mengapa Anda datang kesini raja? Maks,,, maksudku. Bukankah kau mempercayakan hamba untuk mengawasi verra" Ujar ratu allyaana

Verra berdiri menunduk didepan raja serkan.

"Periksalah dia tabib! " Ujar raja serkan tak menghiraukan ratu allyaana.

Tabib pun memeriksa verra.

"Entah tuduhan itu benar atau tidak, kuharap ratu ku segera sembuh dan hanya dia yang tahu apakah kau bersalah ataupun tidak" Ujar raja serkan langsung pergi.

Ratu allyaana pun berjalan dibelakang raja serkan sembari tersenyum smirk meninggalkan penjara.

Hanya tabib istana dan verra yang ada dipenjara.

"Tabib, bisakah kau membantuku? Kumohon percayalah padaku bukan aku yang meracuni ratu alleysha. Hanya kau satu satunya yang bisa membantuku" Ujar verra memohon.

Tabib hanya menatap diam.

"Kumohon, demi menyelamatkan ratu alleysha" Permohonan verra

Tabib terdiam sejenak menatap sinis verra yang memohon padanya.

"Berikan daun daun ini pada panglima berlin, kumohon jangan sampai ada yang mengetahuinya apalagi ratu allyaana" Ujar verra mengepalkan daun pada tabib.

"Untuk apa daun ini ? Mengapa aku harus memberikannya pada panglima berlin? " Ucap tabib sinis pada verra.

Verra terdiam mendengar ucapan tabib itu.
Suasana menjadi hening.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 08, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dunia Kerajaan? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang