Chapter13

228 12 0
                                    

Rasanya sulit sekali untuk tidur siang.
Rasa keingin tahuan ku membuatku gelisah.

Aku memutuskan untuk keluar kamar, menghirup suasana diluar istana.
Disore hari ini, istana terlihat lebih indah.

"Berhentilah berpura pura baik dengan sahabatku! Bagaimanapun kelak aku akan membongkar kedokmu! "Ancam verra menunjuk putri allyaana dengan tatapan kebencian.

Ada apa ini? Mereka bertengkar? Membongkar apa? Putri allyaana hanya diam?
Mengapa ia tak membalas perkataan verra. Bukankah verra itu pelayanku. Mengapa ia hanya diam saat verra berprilaku tak sopan padanya.

"Tenanglah verra, kau salah paham. Aku bahkan sama sekali tidak pernah berniat jahat pada ratu utama Aleysha"ujar putri allyaana menatap verra.

Namun verra terlihat sama sekali tak memperdulikan perilaku lembut dan sopan putri allyaana.

"Berhentilah berpura pura didepanku! "Ujar verra menatap pekat allyaana dan membuang tatapan matanya secara malas.

"Aku tau kau adalah sahabat dekat ratu utama, tetapi aku perilakumu itu seharusnya tidak seperti ini padaku"ujar lembut putri allyaana dengan tatapan berderai air mata. Lalu ia pergi dengan tiba tiba menghindari putri aleysha.

Mungkin karna putri allyaana tak ingin menunjukkan air matanya.

"Putri allyaana!!! "Panggil aleysha namun tak digubris sama sekali oleh putri allyaana.

Verra pun berbalik dan terkejut bahwa ratu aleysha sudah dibelakangnya daritadi.

"Aleysha?"tanya verra

"Tidak sopan! Panggil aku ratu! Kau hanyalah seorang pelayan! Beraninya dengan lancang kau berprilaku kasar dan berkata dengan nada tinggi kepada putri allyaana. Dia adalah istri raja dan ratu istana ini! Kau ingatlah! Kau hanya anggota kerajaan lamaku yang ikut denganku!!! "Tekanku kesal membuat verra tertunduk diam.

Mungkin ia terkejut saat aku membela putri allyaana.
Akupun tak menghiraukan verra yang hanya diam menatapku didepanku.

Aku langsung pergi menyusul putri allyaana.

"Beraninya dia!!! Sabarlah verra."ocehnya menatap tajam kepergian aleysha.

.
.
.

"Dimana dia? "Tanya aleysha matanya mencari kesegala tempat.

Terlihat putri allyaana tengah duduk disebuah taman dan menangis sendirian.

Aleysha pun perlahan menghampiri putri allyaana.

"Kau disini juga putri? "Tanya aleysha berpura pura tidak tau bahwa putri allyaana disana.

"Hhh hormat hamba yang mulia ratu utama. Iya sa,, saya sedang ingin menghirup udara segar"ujarnya terlihat menghindari tatapan aleysha.

Ia menghapus cepat air matanya.

"Kau menangis? "Tanya aleysha terus menatap putri allyaana yang menyembunyikan matanya.

Aleysha pun memegang tangan putri allyaana dan mereka duduk bersama.

"Taman ini dipenuhi mawar, aromanya sangat menarik orang untuk duduk disini"ujarku berbasa basi namun putri allyaana masih terlihat sedih. Ia melamun dan tak meresponku.

Saat aku ingin berdiri dan mengambil sebuah mawar didepanku.

Aku tak sama sekali melihat ada ular yang tengah berjalan didepan.

"Ratu awas!!! "Pekik allyaana menarik ku menghindari ular tersebut.

Gue terkejut dong, bagaimana bisa?
Kalau putri allyaana gak narik gue, bisa bisa gue nginjek tuh uler dan habis riwayat gue. Mana ularnya keliatan berbisa banget.

"Astaga"kejutku

Omg, aleysha dimana mata lo?
Masa gak liat sih!
Gue terjengkang melihat ular itu yang sudah menjauh.

"Sebaiknya kita pindah tempat saja. Cari yang lebih aman"ujarnya mengajakku ketempat lain.

Kami pun berjalan bersama.

"Omong-omong, aku sangat berterima kasih sekali. Karna kau sudah menyelamatkan nyawaku"ujarku tersenyum padanya.

Putri allyaana merunduk tersenyum menghormatiku.

"Sudah bagian dari tugasku, untuk menjaga ratu utama istana ini"ujarnya lembut menatapku.

Gue merasa bahwa perkiraan verra itu salah, mungkin saja dia salah paham pada putri allyaana. Terlihat sekali ia sangat baik dan ramah.
Ia bahkan tak ada rasa benci sekalipun padaku. Meski ia tau bahwa aku disini adalah ratu utama dan istri pertama sang raja.

"Mengapa kau berkata seperti itu, kau menjagaku karna aku adalah temanmu bukan? "Ujarku tersenyum padanya dan menggenggam tangannya.

Ia terlihat terkejut saat aku menggenggam tangannya.

"Teman? "Tanyanya heran menatap ku.

Aku tersenyum padanya dan mengangguk. Membuatnya terlihat bahagia. Ia tersenyum bahagia.

"Kau menganggapku sebagai temanmu yang mulia? "Tanya putri allyaana.

Aku mengangguk "kenapa? Apa kau tidak mau? "Tanyaku.

Ia terlihat senang "terima kasih banyak yang mulia, suatu kehormatan bagiku untuk semua ini. Aku tidak menyangka kau akan mendukungku dan menganggapku sebagai temanmu. Kukira aku sendiri disini"ujarnya terlihat kembali sedih.

"Jangan bersedih lagi! Itu perintahku. Karna kita adalah teman sekarang"aku tersenyum padanya.



Terlihat verra yang mengintip, ia terlihat sangat kesal.

"Apa yg kau lakukan aleysha! Hhh tidak dia bukan aleysha! Setelah aleysha sembuh nanti. Dia akan menyesal telah membela putri penjajah itu! "Batin verra


Next....

Dunia Kerajaan? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang