"Kasus kematian Erick kembali muncul." Ujar Henna, asisten pribadi Ellen Corde."Aku tahu." Sahut Ellen tanpa memindahkan pandangannya dari ipadnya.
"Apa yang harus kulakukan?"
Ellen tidak langsung menjawab.
"Aku perlu membayar media untuk menarik semua berita itu?" Usul Henna. Hal yang sudah sering dilakukannya jika ada pemberitaan media yang tidak baik mengenai kehidupan Ellen Corde.
Ellen menggelengkan kepalanya. "Biarkan saja."
Henna mengerutkan dahinya bingung dengan jawaban singkat Ellen.
"Mereka akan berhenti sendiri kalau target mereka tidak tercapai. Dan solusinya adalah pernikahanku harus dilakukan segera dalam waktu dekat."
Henna mengangguk-anggukkan kepalanya tanda setuju.
Hening.
"Lalu bagaimana dengan Zara?" Tanya Henna setelah keheningan diantara mereka. "Anak itu akan semakin tersudut."
"Maka dia harus mendukung pernikahanku agar berita itu kembali ditarik."
Henna tidak menyahut lagi, dia mulai memfokuskan pandangannya pada layar ponselnya. Tiba-tiba matanya membelalak kaget. "Tidak mungkin."
Ellen memindahkan pandangannya pada Henna. "Ada apa?"
Tanpa mengatakan apa-apa, Henna menyodorkan ponselnya pada Ellen.
Seketika Ellen membeku membaca judul berita di salah satu portal berita terbesar di Amerika. New York Times.
"Apa yang harus kulakukan?" Tanya Henna was-was.
"Seperti biasa. Bayar berapa pun yang mereka minta. Berita itu harus ditarik sekarang juga."
Henna menganggukkan kepalanya dan langsung menghubungi pihak New York Times.
Ellen mengambil ponselnya dan menghubungi Keenan Smith.
"Aku sudah melihat berita itu." Ujar Keenan tanpa basa-basi. Dia sudah bisa menebak apa maksud wanita itu menghubunginya. "Kau mau aku melakukan apa?"
"Siapa yang melakukannya?" Tanya Ellen cepat.
"Aku tidak punya gambaran mengenai pelakunya."
"Kau yakin?"
"Hei, kau seperti sedang mencurigaiku." Sahut Keenan.
"Aku tidak sedang mencurigaimu. Tapi aku mencurigai orang-orangmu."
"Maksudmu?"
"Jangan berlagak bodoh, Ken."
Keenan mencoba memutar otaknya. Zoe? Apa ini ada hubungannya dengan putranya? Apa mungkin Zoe yang melakukannya? "Aku tutup. Aku akan mennghubungimu kembali."
Ellen membuang pandangannya keluar jendela mobil. Mencoba menerka-nerka siapa dalang dibalik kekacauan ini.
"Mereka meminta bayaran yang cukup besar."
Suara Henna mengalihkan fokus Ellen. "Berikan saja. Berapa pun yang mereka minta."
"Tapi jumlahnya benar-benar besar."
"Berikan saja! Apa kau tuli?!" Ellen sudah tidak bisa menahan emosinya.
"Baiklah." Sahut Henna dengan suara bergetar menahan takut. Dia tahu bagaimana mengerikannya jika Ellen benar-benar marah.
***
"Kau dimana? Kau sudah melihat berita?"
Zara memutar bola matanya jengah mendengar pertanyaan Celine melalui sambungan telfon. "Berita tidak penting apa lagi sekarang?"