"A-no... Si-silahkan masuk." Satoru menolehkan pandangannya ke belakang. Gadis itu muncul dengan sweater putih yang tampak sedikit kebesaran.
Dia kemudian memperhatikan gadis itu yang nampak cemas sendiri karena mereka berdua hanya diam menatapnya.
'Imut.' Pikirnya.
.
"Kau terlihat seperti orang bodoh ya."
Celetuk Satoru.'Ah, sial. Mengapa aku berkata begitu?' Batinnya merutuki ucapannya.
~
"Satoru, mengapa kau berlebihan begitu?" Suguru memukul kepala belakang Satoru yang duduk di depannya.
"Berlebihan?" Pemuda berambut putih itu menaikkan sebelah alisnya.
"Kau tidak boleh asal mengejek orang. Etika itu dibutuhkan." Perjelas pemuda satunya lagi.
"Hah? Etika itu hal kuno. Aku benci itu." Ucapnya kemudian menampilkan ekspresi jijik.
"Kau tahu, Etika dibutuhkan agar tidak membuat orang lain sakit hati." Suguru mencoba tetap sabar.
"Duh, kau peduli sekali dengan hatinya~" Satoru menjawab dengan nada menyindir. Rasanya putus tali kesabaran Suguru.
Ada apa dengan sahabatnya hari ini? Dia memang tidak tahu etika, namun apa maunya hingga terus mengejek gadis polos itu. Dan juga, selama ini dia selalu menggoda perempuan. Dia ada masalah hidup apa?
"Heh, kalau aku peduli kenapa? Takut aku mengambilnya~?" Balas Suguru sambil tersenyum menahan emosi.
"Wah, wah... Tak kusangka kau segitunya ingin cepat menikah. Ternyata kau kesepian ya? [Nimi]-Sin" Ucapan si putih tambah menyulut emosi.
"Ayo selesaikan di luar, Satoru!" Si hitam mulai berdiri.
"Wah, ternyata kau memang kesepian. Ogah ah."
Drrk
"Waduh, gelut." Ieri yang baru saja membuka pintu, menutup kembali pintu itu dengan tenang.
~
[Name] duduk lagi di tempat yang sama seperti kemarin. Dengan suasana yang sama dan menu yang sama. Tetapi, gadis itu tampak termenung sembari sesekali memasukkan sesendok kue ke dalam mulutnya.
Perkataan si putih kemarin cukup menyinggungnya. Siapa yang tidak sakit hati dipanggil bodoh oleh orang lain, ditambah lagi orang itu tidak seperti bercanda. Pemuda itu jelas-jelas menghinanya!
"Hah..." Gadis itu menghela nafasnya gusar. Sudah lama dia tidak dirundung orang. Tidak terlalu lama sih, belum sampai setahun.
Padahal dia orang yang cerdas. Bila bodoh, bagaimana bisa membuat toko kue yang cukup laris ini. Selain itu, dulu dia tidak dirundung karena bodoh kok!
"Si putih bodoh! SIALAAAAN! KESINI LO, GUE TONJOK LO!" Dia memekik sendiri
Ceklek
Pintu masuk toko kue itu terbuka. [Name] mematung dengan kedua tangan yang masih terangkat. Itu si putih!
"Ah, maaf... Kukira buka. Selain itu, silahkan saja kalau bisa, dengan kebodohanmu." Ucapnya dengan mulut yang membulat seperti mengejek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nice as Red Velvet? [G.Satoru x Reader]
Fanfiction[DISCONTINUED!!] "Diantara aku atau kue red velvet lebih suka yang mana?" Tanyanya sambil menyunggingkan senyumnya. Tangannya terus memelintir rambut gadis di depannya yang asik memakan kue buatannya sendiri. "Hm... Red velvet dong." "Aaa... Kau m...