"SATORU!"
Nyeri. Itulah yang dirasakan gendang telinga Satoru kala Suguru berteriak tepat di telinganya agar sang empunya telinga terbangun.
Dia membuka matanya dengan rasa kesal yang menggebu-gebu di dada. Namun, ketika dia melihat wajah Suguru, mulutnya reflek mengeluarkan tawa.
Si hitam tersenyum lagi dan lagi. Ada apa dengan wajahnya? Shoko juga memberikan reaksi yang sama ketika dibangunkan. Mendengar tawa renyah dari Satoru, dua orang gadis itu kembali teringat kejadian tadi malam dan ikut tertawa.
"Apa ada yang salah denganku?" Tanya Suguru tetap tersenyum sambil menunjuk wajahnya.
Menghela nafas, Shoko ingin menjawab pertanyaan temannya itu.
"Huft... Kau ke-... Eheehehheahahahahahaha." Gadis berambut pendek itu tidak sanggup melanjutkan perkataannya.
"Kau tadi subuh ken-... HAHAHAHA!" Satoru ikut mencoba menjelaskan namun ternyata dia juga tak sanggup mengatakannya.
"Apa yang kau lakukan tadi subuh, hah?" Tanya Suguru yang nampak mulai kesal tetap dengan senyumannya.
"Kentut." Ucap Shoko singkat kemudian melanjutkan tawanya lagi. [Name] sedari tadi bersandar pada tembok. Tangannya menutup mulutnya dan terkikik tanpa suara hingga bahunya bergetar hebat.
Suguru nampak shock berat hingga tanpa sadar mulutnya terbuka sendiri. Dia kemudian menutupi pipinya yang merona malu dengan telapak tangannya.
"Satoru... Apa yang kau lakukan, HAH?" Tanya Suguru menahan rasa malu di dadanya. Dia menghapus senyum di wajahnya dan menatap Satoru yang tertawa sepuas-puasnya di atas sofa panjang itu.
"Ini dare dari Shoko! Dari Shoko!" Seru si putih membela diri kala si hitam mencengkram kerah sweater pink yang dikenakannya. Tubuhnya terguncang karena ulah Suguru.
"Dia menyuruhku membangunkanmu dengan memukul pantatmu. Tapi tampaknya kau belum BAB atau sejenisnya jadi ketika kupukul kau ke-" Lanjutnya lagi sedikit panik merasakan energi mencengkam di sekitarnya. Tebakannya benar.
"PLAK" Tanpa segan Suguru memukul bahu Satoru dengan tangan yang sudah dilapisi energi kutukan.
"AARGH! SAKIT SUGURU BEGO!" Pekiknya merasa kesakitan. Kemudian dia melakukan hal yang serupa pada temannya.
Shoko menghela nafasnya paham dia harus mengeluarkan teknik pembalik miliknya nanti. Selalu saja seperti ini, mereka akan berhenti setelah salah satunya merasa bersalah. [Name] pasti sangat terkejut melihat interaksi dua makhluk abnormal itu.
Shoko kemudian mengalihkan pandangannya sedikit menyamping untuk melihat reaksi [Name]. Disana gadis itu terus tertawa tanpa suara. Bedanya, dia sekarang sudah terduduk di lantai karena kakinya mulai tak kuasa menahan beban tubuhnya.
~
"Ini punya [Name]-san dan Satoru." Suguru meletakkan piring berisi sandwich di atas meja makan. Dia meletakkan piring milik Satoru dengan kasar sementara meletakkan piring milik [Name] sepenuh hati. Satoru bisa mendengar nada yang dingin ketika Suguru menyebut namanya.
Si hitam kemudian berjalan dan kembali lagi dengan dua piring lain di tangannya.
"Dan ini punya Shoko." Ucapnya menyodorkan piring ke arah Shoko dan duduk.
Bila dibuatkan sarapan begini kan, si tuan rumah menjadi sedikit tidak enak. Apakah biasanya tamu memang memasak sarapan?
Dan juga, mengapa Suguru sangat mengerti seleranya. Suguru membuatkan sandwich berisi stoberi dan whipped cream untuk [Name] dan Satoru, dan sandwich sayuran dengan telur untuk Shoko dan dirinya sendiri. Bila Suguru seperhatian ini, [Name] jadi ingin daftar menjadi anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nice as Red Velvet? [G.Satoru x Reader]
Fanfiction[DISCONTINUED!!] "Diantara aku atau kue red velvet lebih suka yang mana?" Tanyanya sambil menyunggingkan senyumnya. Tangannya terus memelintir rambut gadis di depannya yang asik memakan kue buatannya sendiri. "Hm... Red velvet dong." "Aaa... Kau m...