14.50
15.00
15.19
15.37
16.03
16.17
16.39
16.47
17.05
17.56
18.56
Gadis itu duduk memainkan ponsel genggamnya dengan gelisah. Empat jam sudah berlalu, tetapi dia masih saja duduk sendirian di kafe itu. Dia mulai mencoba menenangkan dirinya. Ingin mengabaikan pandangan orang lain tetapi tak mampu.
Dia kemudian berdiri dari duduknya dengan dada penuh debaran. Matanya sedikit melirik kesana kemari. Matahari di negara matahari terbit itu nampaknya akan segera menenggelamkan dirinya.
Dia segera menggapai tas ransel berwarna putih di kursi sampingnya dan menggendong tas itu ke bahu sebelah kirinya. Dengan tetap menatap layar handphonenya, dia keluar dengan terburu-buru. Berlagak sibuk.
Dia tak ingin mempedulikan bagaimana nasib kue ulang tahun yang nampaknya mulai meleleh di atas meja kafe. Dia hanya ingin segera pergi dari sana. Dadanya bergemuruh tak enak. Matanya memanas dengan air hangat yang mulai menggenang di pelupuk matanya. Mengecewakan. Dan juga-
Memalukan?
~
"Ayolah... Teman kita sedang berulang tahun. Bukankah itu tega sekali meninggalkannya sendirian?" Ucap Shoko merangkul bahu [Name].
Tidak. Sejujurnya [Name] tidak masalah ditinggalkan sendirian. Dia ingin berpelukan dengan guling tercinta. Mereka hanya menjadikan [Name] sebagai alasan untuk memperkuat keinginan membolos."Iya loh. Iya loh. Orang tuanya sibuk. Tidak punya teman selain kita. Kenalan pun tak ada. Bukankah itu menyedihkan? Aku sih tidak mau sendirian saat hari ulang tahunku." Sahut Satoru meyakinkan Suguru. [Name] entah mengapa merasa sedikit terhina.
Kalian tahu? [Name] tidak masalah sendirian saat ulang tahunnya. Tahun lalu juga begitu. Jadi berhenti menjadikan dirinya sebagai alasan bagi kalian untuk membolos.
"Suguru~ Tidakkah kau muak dengan misi~?" Bujuk Satoru terus dan terus pantang menyerah.
"Kau tahu, kita kekurangan tenaga kerja."
"AAAAAAA... Ayolah." Shoko dan Satoru mulai menarik-narik tangan Suguru. Suguru menghela nafasnya.
"Aku tidak masalah kok. Kalian sekolah saja." Ucap [Name] sedikit ragu.
"No no no no no no no no... You shut up!" Satoru memasang jadi telunjuknya di depan wajah gadis berambut coklat itu. [Name] menaikkan sebelah alisnya sedikit jengkel dengan jari panjang yang terus mengayun menutupi pandangannya.
"Kita bisa melakukan pestanya nanti sore. Bukankah kita harus membeli dekorasi dan makanannya dulu?" Tanya Suguru menatap Shoko.
"Cih. Kau tahu, kita pasti akan dipukuli dengan boneka Yaga."
Satoru berdecih."Yaga sensei. Wah... Kau benar-benar tidak punya sopan santun." Koreksi Shoko.
"Hah... Bagaimanapun kita harus ke asrama. Masa kita tidak mengganti pakaian."
"Beli." Balas Satoru dengan enteng.
"Menurutmu, berapa gaji penyihir jujutsu tingkat 3?" Shoko menyipitkan matanya.
"10 yen~"
"YA GA SEMURAH ITU!"
-
KAMU SEDANG MEMBACA
Nice as Red Velvet? [G.Satoru x Reader]
Fanfiction[DISCONTINUED!!] "Diantara aku atau kue red velvet lebih suka yang mana?" Tanyanya sambil menyunggingkan senyumnya. Tangannya terus memelintir rambut gadis di depannya yang asik memakan kue buatannya sendiri. "Hm... Red velvet dong." "Aaa... Kau m...