10

238 46 0
                                    

"Gue pertama ketemu Suguru itu waktu masuk SMA." Ujar Satoru bercerita di samping [Name] yang tengah membuat bunga hiasan Kue di tokonya. Pemuda itu memang sering datang menghampirinya, entah untuk bercerita, mengganggu, ataupun memberikan candaan garing yang bisa membuat [Name] tertawa.

"Gue kan over power." Ucapnya penuh bangga. Bagaimana bisa ada orang senarsis ini?

"Gue jarang ketemu orang luar. Sehari-hari cuma di kediaman Gojo. Ga punya temen, sifat jelek, sombong, gue bahkan ga inget pernah senyum atau engga dulu. Soalnya gue pengguna six eye yang jarang ada sih. Jadi cukup ketat."

"Sekolah di rumah, apa-apa disana. Keluar aja jarang. Ngehadiri pertemuan tetua. Mereka bikin mual."  Curhat pemuda itu tiada angin tiada hujan.

[Name] mengangkat sebelah alisnya. Astaga... Mengapa dia bercerita seolah-olah dia putra mahkota suatu kerajaan. Cukup membuat [Name] agak geli. Dia sedang berusaha keras untuk tidak tersenyum sekarang. Aduuuh.

"Suguru, dia benar-benar sabahatku. Saat aku duduk sendirian, dia akan mengulurkan tangannya dengan senyuman. Entahlah... Mungkin dia benar-benar kusayang. Lebih dari orangtuaku."

Iya! Ini cerita yang amat [Name] inginkan. Bisa dibilang, gadis ini pecinta bromance. Sungguh, kisah persahabatan itu amat mengharukan. Ditambah lagi dia tidak memiliki sahabat, tentu saja itu sangat menyentuh hatinya.

"Shoko, dia juga temanku yang berharga. Kami sering pergi bertiga bersama dulu. Ketika aku dan Suguru bertengkar, dia akan mengobati kami. Meski pasti dia mendahulukan Suguru. Huhu..." Satoru membuat sedikit nada sedih di akhir.

"Aku masih sedikit terkejut bahwa mereka akan terang-terangan PDKT di hadapanku. Aw... Aku merasa seperti nyamuk." Lanjutnya. Ternyata ini masih cerita Satoru dan keterkejutannya. [Name] hanya menaikkan kedua sudut bibirnya sedari tadi. Bila seperti ini, bukankah Satoru itu cukup lucu?

"Bagaimana kalau kita juga PDKT?" Tanya Satoru yang menggemparkan hati [Name]. Apakah dia gila? [Name] menarik kembali ucapannya. Apakah dia sungguh-sungguh? Pasti dia hanya bercanda. Orang sepertinya, yang mudah bosan, tidak mungkin berkomitmen pada seorang perempuan.

"Tidak terimakasih." [Name] menghela nafas panjang. Gadis itu kemudian beranjak dari tempatnya dan mengambil sebuah wadah dari dalam lemari pendingin. Itu adalah kue tart pesanan orang. Jelas-jelas orang yang memesannya cukup kaya raya. Ukuran kue itu 40 cm! Dan gadis ini membawanya dengan sebelah tangan. Akhir-akhir ini Satoru tidak begitu terkejut lagi.

"Kok kacanya bisa fleksibel gini??" Satoru mengambil salah satu bunga mawar transparan yang sudah mengeras. Dengan santai, dia memasukkan benda sebening kaca ke dalam mulutnya.

"Gula."

"Kau sangat pandai mengolah gula ya." Puji pemuda angkuh itu. Sebenarnya itu pujian yang tidak dilebihkan. Satoru yang biasa angkuh, hanya akan melunak kala bertemu dengan makanan manis. Seorang manusia dengan kamus yang cukup sederhana.

"Terimakasih." Jawab [Name] meski kesal. Bunga yang dibuatnya sepenuh hati dimakan oleh si putih. Untung dia membuat lebih.

"Hei..."

"Apa?"

"Gatau sih." Jawabnya enteng memamerkan gigi putihnya.

~

"HAHAHAHHAHAHAAHAHAHA!" Suara tawa dua orang pemuda itu bersahutan dengan derap kaki yang cukup nyaring. Keduanya menghampiri [Name] dan Shoko yang sedang bersantai. Satoru tampak bergelantungan pada Suguru. Wajah keduanya tampak sumringah tak karuan.

Kemudian, Suguru menggoyangkan tubuhnya dengan maksud mengusir Satoru. Namun, semakin si hitam mencoba melepaskan diri, semakin si Putih mengeratkan pelukannya. Keduanya kemudian lanjut tertawa hingga menularkan rasa geli pada siapapun yang mendengarnya.

Nice as Red Velvet? [G.Satoru x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang