Hari ini cuaca cerah, sehingga siang ini menjadi sangat menyebalkan. Kini tambah menyebalkan dengan terlihatnya orang yang tak ingin dilihat [Name]. Sialan, dia memang bilang sudah lama tidak dirundung. Tetapi dia tidak meminta dirundung lagi! Ah... Mengapa dia sungguh sial?"Ha! Siapa nih? Ahahaha... Teman lama yang sedang kerja paruh waktu~" Gadis dengan rambut pendek itu tertawa mengejek sembari melipat kedua tangannya.
"Wah... Kau diet ya? Karena menyerah sekolah, kau memilih diet supaya bisa memikat om-om?" Gadis di sampingnya menutup mulutnya dan terkikik pelan.
"Apa-apaan dengan toko roti ini? Bagaimana bisa populer dengan pelayan yang seperti ini?" Gadis di satunya lagi menutup mulutnya dengan sebelah tangannya.
[Name] melirik ke belakang tiga gadis ini. Ada si putih yang tengah memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana hitamnya. Kepalanya terlihat dengan jelas karena gadis-gadis ini pendek. Yah, dia berhak berkata begitu karena dia tergolong tinggi. Tingginya 166 cm terakhir kali diukur.
"Hah..." [Name] menghela nafasnya dengan sengaja.
"Ah... Aku harus memperingati pemilik toko ini. Bisa-bisa dia terkena sial. Bisa saja dihantui, yakan? [Name]-chan~... Jangan buat teman hantumu membunuh orang lagi~"
Brak
Gebrakan meja kasir terdengar, semua orang menoleh ke asal suara. Tidak, itu bukan [Name]. Satoru maju ke depan dan memukul meja kasir itu sambil menunduk agar bertatapan dengan gadis bodoh itu.
"Hei, kau memang bodoh ya? Setidaknya bila tak bisa membalas ucapannya, tendang mereka seperti aku kemarin dong!" Ujar si putih memiringkan kepalanya dengan alis berkerut tak setuju.
Matanya ternyata berwarna biru. [Name] baru menyadarinya. Pengamatannya ternyata sangat kurang ya. Dan juga, memalukan untuk ditatap pria tampan dari jarak sedekat ini.
"Hah... Kau tahu, aku tak ingin menyakiti hewan." Gadis itu menghela nafas. Dia memalingkan wajahnya untuk menghindari tatapan si putih.
"Ha? Apa maksudmu? Panggilkan bosmu! Bisa-bisanya seorang pelayan mengejek pembeli!" Gadis berambut pendek itu mulai berteriak. [Name] hanya menaikkan sebelah alisnya.
"Hei kau!" Gadis itu lantas menunjuk seorang wanita yang tengah keluar dari dapur karena mendengar teriakannya.
"[Name]-chan, maaf saya lama. Ada apa ini?" Wanita yang mungkin berusia sekitar 30 tahun itu menghampiri atasannya.
"Bibi, gadis ini dirundung oleh anak SMA yang kurang ajar di belakang." Satoru memangku pipinyanya dengan tangan yang bertumpu pada meja kasir. Tubuhnya nampak sangat miring.
"HA? Kapan kami merundungnya? Apa-apaan maksudnya? Jelas-jelas pelayan ini yang mengabaikan kami dan menganggap kami binatang!" Jari telunjuk gadis itu terus menunjuk ke arah [Name].
'Ah... Menyebalkan bila diingat.'
"Hei, tadi itu jelas-jelas perundungan." Si putih berdiri tegak kemudian mendekat ke arah ketiga gadis itu.
"Hah?" Ketiga gadis itu serentak tak setuju.
"Kau tahu... Aku memiliki teman yang jauh lebih mengerikan dari temannya, loh~ Haha." Satoru tertawa dengan suara rendahnya. Tatapannya sangat menyeramkan. Gadis-gadis itu bergidik ngeri.
"Aku... Bisa mengutuk orang." Lanjutnya mengintimidasi.
"Keluar dari kegelapan, lebih gelap dari kegelapan. Bersihkanlah kenistaan itu, jadilah malam." Seusai pemuda berambut putih itu merapalkan mantra, muncul selubung hitam di antara mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nice as Red Velvet? [G.Satoru x Reader]
Fanfiction[DISCONTINUED!!] "Diantara aku atau kue red velvet lebih suka yang mana?" Tanyanya sambil menyunggingkan senyumnya. Tangannya terus memelintir rambut gadis di depannya yang asik memakan kue buatannya sendiri. "Hm... Red velvet dong." "Aaa... Kau m...