"Papa?" Panggil [Name] kala mulai mendekati tangga. Dengan cepat ayahnya berlari menaiki tangga dan memeluk anak semata wayangnya.
"Oh... Kukira ada penjahat masuk atau semacamnya, pintu tidak terkunci. Syukurlah." Ujarnya memeluk hangat sang anak. Kedua sudut bibir [Name] naik dengan sendirinya. Rasanya dia sangat merindukan ayahnya. Melepaskan pelukannya, ayahnya menatapi anak gadisnya dengan bahagia.
"Gakh-... Murid SMK jujutsu?" Sang ayah langsung menunjuk ketiga remaja itu kala mengedarkan pandangannya. Jari telunjuknya bergerak kesana kemari kemudian berhenti di satu titik.
"Anak Gojo. Pantas saja."
"Oh! Hikibe!" Satoru lantas membalas jari telunjuk pria yang sudah mencapai kepala empat itu dengan telunjuk pula.
"Haha! Pantas saja." Dia kemudian menyatukan gumpalan tangan kanannya dengan telapak tangan kirinya yang terbuka.
"Tidak sopan seperti dulu. Kau setidaknya harus belajar tata krama." Hikibe menghampiri Satoru dengan ekspresi cukup jengkel.
[Name] menaikkan kedua alisnya cukup mengerti kejadian ini. Ayahnya dan si putih saling mengenal. Tetapi darimana?
"Dan, energi kuat lain ini dari- kau kah? Tingkat spesial?" Pria berambut pirang itu duduk di sofa dan memandangi Suguru dengan lekat.
Suguru hanya tersenyum seperti biasa, tidak begitu paham harus bereaksi seperti apa."Saya Geto Suguru. Maaf mengganggu." Ujar Suguru menatapi pria dengan wajah cukup tampan itu. Gen memang tak pernah salah. Hikibe kemudian mengalihkan pandangannya lagi dan menatap Shoko yang duduk di seberangnya. Wah, gadis itu nampak cukup terpukau.
"Dan nona ini?"
"Saya Ieri Shoko. Yoroshiku onegaishimasu."
"Khik khik..." [Name] memelotot mendengar suara aneh yang dikeluarkan oleh Satoru. Mengapa tawanya sampai begitu?
"Jadi... Maaf mengganggu sesi belajar kalian." Ujar sang ayah mengabaikan Satoru. Dia cukup tidak begitu paham bagaimana anaknya bisa terlibat dan berteman dengan mereka.
"Kau menerima ajakan mereka? [Name]?"
"Ya?"
"Dia menolak." Potong Satoru.
"Pantas saja. Pantas saja. Anak perempuan yang mirip ayahnya. Bisa-bisanya kami ingin merekrut anakmu, sementara kau susah-susah keluar dari dunia jujutsu. Haha. Bagaimana kaburnya?" Lanjut Satoru, nada mengejek diselipkan di akhir dialognya.
"Papa, kau mantan penyihir jujutsu?" Tanya [Name]. Hikibe hanya menganggukkan kepalanya. Ini fakta yang sangat mengejutkan. Gadis itu belum pernah tahu sama sekali selama ini.
"Jas sangat tidak cocok untukmu." Kritik Satoru terang-terangan.
"Duakh" Suara yang cukup keras muncul kala cahaya putih kekuningan dari ujung jari Hikibe beradu dengan bentuk netral dari limitless milik satoru. [Name] terpaku.
'Mengagumkan.' Batin Suguru melihat kilatan cahaya yang nyaris tak tertangkap mata. Ayah [Name] adalah orang seperti ini? Hikibe, rasanya dia pernah mendengar nama itu.
"Seharusnya kau kuceburkan ke kolam ikan koi dulu." Ucap pria itu. Dia kemudian mengalihkan pandangannya pada anak tercintanya.
"Jadi [Name], apa saja yang ingin kau tanyakan?" Tanya pria itu pada sang anak. Dia tidak menyangka teman anaknya selama ini adalah murid SMK jujutsu. Dan lagi dua diantaranya tingkat spesial.
"A... Kurang lebih aku paham."
"Wah, putriku memang cerdas!" Seru pria paruh baya itu senang. Ternyata sifat pria paruh baya ini sama persis dengan yang Shoko perkirakan. Ternyata cerita [Name] sangat tepat dan sama sekali tidak meleset.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nice as Red Velvet? [G.Satoru x Reader]
Fanfiction[DISCONTINUED!!] "Diantara aku atau kue red velvet lebih suka yang mana?" Tanyanya sambil menyunggingkan senyumnya. Tangannya terus memelintir rambut gadis di depannya yang asik memakan kue buatannya sendiri. "Hm... Red velvet dong." "Aaa... Kau m...