21 | 첫 눈

26 3 2
                                    

Happy Reading!

Suasana di dalam hutan terasa menegangkan. Hawa dingin menusuk tulang. Suara teriakan panik sahut menyahut memenuhi pendengaran Junyoung, membuat jantungnya berdetak kencang. Keringat dingin mengalir. Junyoung berlari menyusul Yoonbin meski kakinya selemas jelly.

Junyoung berhenti berlari begitu melihat sosok Yoonbin yang terdiam di depannya. Ada Nenek Lee yang berseru histeris seraya menunjuk ke dalam jurang di sampingnya.

"T-tolong! Yoonna terjatuh ke dalam sana!" Seru Nenek Lee parau.

Yoonbin melangkah mendekati pinggir jurang, menatap kebawah sana. Seketika air matanya mengalir. Jantungnya berpacu cepat, napasnya memburu. Bahunya bergetar. Netranya menatap tidak percaya kondisi putrinya tergeletak tanpa daya dengan genangan darah disekitarnya.

Yoonbih menoleh menatap Nenek Lee, berseru parau,
"Jelaskan, bagaimana bisa putriku jatuh ke dalam jurang? Kau tidak berusaha membunuhnya kan? Jelaskan padaku. Jelaskan padaku, sialan!"

Nenek Lee menangis. Ia menggeleng, membela diri. Bukan dia pelakunya. Yoonbin berteriak marah. Ia meraung dan mengatakan bahwa Nenek Lee alasan bagaimana bisa Yoonna terjatuh ke jurang.

Instingnya kuat sekali. Dan dia yakin.

"Jangan berpura-pura! Aku tahu kau membenci putriku dan ingin membunuhnya! Sama halnya ketika kau sangat membenci Daniel menjadi menantumu dan menyuruh pembunuh bayaran agar membunuhnya!" Seru Yoonbin dengan tatapan mengilat.

DEG!
Junyoung tertegun mendengar teriakan Yoonbin. Benarkah? Benarkah apa yang dikatakan ayah tirinya itu? Daniel, tewas karena dibunuh Nenek?

Junyoung menatap Nenek Lee, menuntut penjelasan. Ia tidak percaya bahwa neneknya dapat melakukan hal sekeji itu. Tidak, memang Kakek dan Neneknya adalah titisan iblis.

"Nenek yang membunuh Appa? Jadi selama ini kau membohongiku? Kau mengatakan bahwa Appa meninggal karena sakit? Omong kosong! Aku sangat membencimu, Nek!" Seru Junyoung parau.

Junyoung menatap ke dalam jurang. Matanya membulat begitu melihat Yoonna yang tergeletak tanpa daya di bawah sana.

Saat Yoonbin berusaha mengorek informasi dan menyudutkan Nenek Lee, Junyoung dengan cepat menuruni jurang menggunakan tali rahasia yang ada di sekitar sana. Tambang itu telah ada sejak dia latihan fisik saat kecil.

Junyoung tiba di permukaan jurang yang terjal. Ia segera mendekati Yoonna, kemudian berjongkok di sampingnya. Darah menggenang di sekitar gadis itu. Lebam biru terlihat di sekujur tubuhnya. Napas Yoonna terasa berat, tersengal.

Junyoung sangat cemas. Ia memeriksa jalur pernapasan Yoonna. Masih ada tanda-tanda kehidupan. Berbisik parau, "Yoonna, bangunlah...."

Perlahan, kelopak mata Yoonna mulai terbuka. Dengan sisa tenaga, Yoonna mencoba tersenyum begitu melihat sosok Junyoung di hadapannya. Ia melirik langit malam, kemudian menatap lelaki tersebut.

"Junyoung, kau tahu? Sejak kecil, aku tak memiliki tujuan hidup. Saat Appa pergi, aku tak percaya dengan yang namanya cinta. Aku selalu bertanya pada semesta, untuk apa aku hidup?" Ucap Yoonna dan tertawa pelan, membuatnya terbatuk dan darah mengalir dari mulutnya.

Junyoung menaruh kepala Yoonna di pangkuannya. Menggeleng pelan sembari menyeka darah.

"Tapi sejak bertemu denganmu, aku tahu alasan mengapa aku hidup," lirih Yoonna. Darah kembali mengalir dari mulutnya. "I was born to love you, Oppa."

Because Of Him ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang