12 | 엄마 괜찮아?

43 5 5
                                    

Happy Reading!

Setiap hari, Junyoung akan turun dari mobil BMW nya, kemudian berjalan kaki berdua dengan Yoonna ke kampus.

Gadis itu tidak ingin menaiki mobil, ia ingin berjalan kaki saja. Itu sebabnya Junyoung harus repot-repot datang dari rumah menggunakan mobil, kemudian dari rumah Yoonna mereka jalan kaki berdua menuju kampus.

Orang-orang menatap mereka keheranan. Gosip timbul dimana-mana. Banyak pertanyaan di benak mereka.

Apa hubungan Junyoung si Ketua BEM dengan Yoonna?

Apakah mereka berkencan? Kenapa mereka dekat sekali?

Begitu banyak spekulasi tentang mereka berdua. Tidak sedikit teman organisasi yang bertanya langsung kepada Junyoung, namun tak direspon oleh manusia kutub utara itu.

Tidak ada yang tahu jika Junyoung dan Yoonna adalah saudara tiri, kecuali Nareen. Sahabat Yoonna dan tetangga komplek Junyoung.

Matahari pagi memancarkan sinarnya, membuat terang gedung fakultas. Langit biru sepanjang mata memandang. Udara segar berhembus, meski ini di kota metropolitan.

Yoonna berdiri di depan ruang kelasnya. Dihadapannya ada Junyoung yang mengenakan baju putih dengan jaket biru dongker. Rambutnya sengaja tidak ditata rapi. Jatuh menutupi dahi.

Junyoung menatap Yoonna lekat. Tangannya refleks bergerak menepuk-nepuk rambut hitam Yoonna lembut.

"Semangat." Ujarnya dengan suara serak. Terdengar sedikit tidak bersemangat.

Yoonna memiringkan sedikit kepalanya, balas menatap Junyoung.

"Kau begadang? Wajahmu terlihat lelah," ucap Yoonna. Alis Junyoung naik satu. Tak percaya bahwa gadis itu sangat peka.

"Bagaimana kau tahu?" Tanya Junyoung heran. Yoonna tertawa kecil, membuat orang-orang disekitar terkejut.

Masalahnya, ini pertama kalinya mereka melihat Yoonna tertawa. Meski hanya tertawa kecil.

"Wajahmu memperlihatkannya. Yah, meski mungkin sebagian orang tidak akan melihatnya. Ada yang bisa ku bantu? Ehm meski pun aku tidak terlalu tahu pekerjaan BEM." Ujar Yoonna seraya menatap arah lain.
Salting dia.

Gyut.
Lagi-lagi lelaki tampan itu memeluk Yoonna tanpa izin. Mendekapnya posesif. Kepalanya berada di ceruk leher gadis itu, membuat hembusan napasnya terasa di leher.

"Aku hanya perlu memelukmu." Bisiknya.

Bye world, jantung Yoonna mau meledak rasanya. Menuju tak terbatas dan melampauinya! Tuuing!

"E-eh, i-iya iya. Udah-udah jangan lama-lama. Nanti di gibahin netijen." Ucap Yoonna seraya menepuk-nepuk punggung Junyoung. Menyuruhnya agar melepas pelukannya.

Junyoung melepaskan pelukannya. Ia menatap Yoonna dengan puppy eyes nya. Bibirnya mengerucut lucu.
Entah mengapa Junyoung si cowok sedingin kutub utara ini melakukan hal segemoy ini.

"Aku tak mau jauh-jauh darimu." Ucap Junyoung dengan raut lucu. Yoonna ingin mencubit pipi Junyoung tapi malu.

"Iya iya. Nanti kalau aku sudah selesai kelas, aku akan mendatangimu." Balas Yoonna dengan senyum manis. Junyoung juga tersenyum, membuat wajahnya yang sudah sangat tampan semakin tampan bin ganteng.

Tangan Junyoung menangkup wajah cantik Yoonna. Membuat bibir gadis itu terhimpit pipi merah meronanya.

"Bye," ucap Junyoung setelah melepas wajah Yoonna dari tangannya. Yoonna hanya mengangguk. Mati-matian mengontrol agar hatinya tidak terbang ke langit ketujuh.

Because Of Him ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang