22 | 분실

27 3 1
                                    

Happy Reading!

Epilogue.

"Selamat tidur, Putriku."

---

Junyoung menatap kosong kearah dinding kediaman Yoonna. Pendengarannya menangkap banyak isak tangis di sekitarnya.

Kondisi Junyoung buruk. Rambutnya acak-acakan. Pakaiannya kusut dan banyak bekas darah. Tatapan matanya kosong, karena separuh jiwanya pergi. Di tangannya terdapat darah mengering milik Yoonna.

Netra hazel Junyoung beralih menatap sekitar. Mendapati Kinara yang terisak di pelukan Yoonbin. Nareen sahabat Yoonna juga terisak melihat jasad Yoonna di depannya. Tidak percaya bahwa sahabatnya telah pergi meninggalkannya begitu saja.

Semua merasakan kehilangan.

Junyoung memalingkan wajah. Ia melirik secarik kertas yang sejak tadi di pegangnya, kemudian membaca isinya. Hidungnya memerah menahan tangis. Menahan sesak di dada.

Ini kertas tulisan Yoonna yang berisi keinginan gadis itu. Senyum tipis terukir di wajah Junyoung begitu melihat beberapa keinginan gadis itu telah terceklis, kemudian senyum itu luntur melihat beberapa keinginan yang belum tercapai.

"Yoonna, bolehkah aku membantu mewujudkan ini?" Lirih Junyoung. Terdengar begitu menyayat hati.

Kinara meremas pakaian yang ia kenakan. Air mata terus mengalir. Suaranya terdengar begitu memilukan. Membuat Yoonbin memeluknya erat.

"Y-Yoonbin... hiks, Yoonbin. I-ini semua mimpi, kan? Yoonna tidak meninggalkanku seperti ini, kan? Hiks, bangunkan aku, Yoonbin! Bangunkan aku! Aku tidak mau bermimpi buruk seperti ini!" Teriak Kinara frustasi. Yoonbin menggeleng. Membuat Kinara kembali berteriak tidak terima. Ia tidak percaya putri semata wayangnya telah meninggal dengan cara seperti ini.

"Yoonbin... Yoonbin, hiks. Tolong bangunkan aku dari mimpi buruk ini," isak Kinara. Hatinya berdenyut nyeri. Dadanya sangat sesak sehingga ia kesulitan bernapas.
"Ini bukan mimpi, Kinara. Ini nyata." Bisik Yoonbin serak. Kinara memukul-mukul lelaki di hadapannya. Ia masih tidak terima.

"Percaya padaku, Kinara. Meski raga Yoonna akan dikremasi dan bersisa debu, tetapi ia akan selalu bersamamu. Di hatimu. Dia adalah sebagian dirimu dan takkan pernah meninggalkanmu. Ia sangat menyayangimu, ia tidak mau kau terus menangisi kepergiannya, Kinara." Yoonbin tersenyum lemah. Menatap Kinara lembut.

Kinara terus terisak, dan Yoonbin menenangkannya. Membisiknya agar merelakan kepergian anak semata wayangnya dengan lapang dada.

Akhirnya setelah lama menangis, Kinara merelakan jasad Yoonna untuk dikremasi. Meski hatinya terasa sangat berat untuk melepaskan.

Junyoung melirik koper Yoonna di pojok ruangan yang berisi pakaian gadis itu kemarin saat ke villa. Ia yang membawanya kembali. Netra hazelnya berganti melirik sebuah kotak yang berada di samping koper.
Kotak itu berisi oleh-oleh dari Yoonna untuk Jihyeon.

Junyoung menghela napas. Ia melangkah menuju kamar mandi, membersihkan bekas darah Yoonna yang ada di tubuhnya sekalian mandi. Kemudian, dia berjalan menuju kamar Yoonna setelah Kinara memberinya izin.

Tangannya membuka kenop pintu, dan terlihatlah kamar Yoonna yang rapi. Dekorasi kamarnya terlihat memanjakan mata. Kesukaan seorang Yoonna. Banyak novel tertata rapi di sudut kamar.

Because Of Him ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang