•••
"Ken."
"Kenan!"
"Hah? Apa?"
Tersadar dari lamunan, Kenan nampak cukup linglung saat ini.
"Lo bengong terus daritadi, ada masalah apa?"
Mengalihkan pandangan ke samping, bisa si manis lihat sosok pemuda yang tengah duduk di belakang kemudi- terlihat sesekali melemparkan tatapan ke arahnya. Namanya Putra, salah satu teman sekelas Kenan.
Ngomong ngomong, hari ini Kenan memutuskan untuk nebeng di mobilnya Putra karena memang fokusnya tengah kacau. Sosok berambut undercut tersebut menawarkan tumpangan secara cuma cuma, bahkan sedikit terkesan memaksa. Berhubung Kenan sedang malas berdebat, pada akhirnya ia iyakan saja ajakan tersebut.
Tentu Kenan gak bodoh, dia tau jika Putra menyimpan perasaan lebih namun si mungil memilih untuk berpura pura gak tau karena dirinya udah punya Al.
"Oh enggak, cuma lagi mikirin pacar gue aja."
Kenan sengaja menggunakan pilihan kata itu, berharap supaya Putra mengerti dan berhenti menaruh rasa padanya. Bukan bermaksud ge-er atau gimana, Kenan hanya gak ingin terlibat masalah kedepannya.
"Lah, lo udah taken? Baru aja mau gue pepet padalah."
Menanggapi dengan santai, sosok di sebelah nampak masih fokus dengan jalanan di depan sana. Tempat kos Kenan gak terlalu jauh namun untuk mengaksesnya, mereka harus masuk ke dalam gang terlebih dahulu. Tentu Putra harus berhati hati kalau gak mau mobilnya kegores.
Mendengar ucapan barusan, Kenan pun sedikit memaksakan diri untuk tertawa.
Paham kalau Kenan mungkin mulai merasa gak nyaman, Putra lantas kembali melontarkan pertanyaan pertanyaan ringan demi mencairkan suasana.
"Cewek lo dari kampus kita?"
"Pacar gue cowok."
Oke, sepertinya Putra salah bicara.
Tapi sekali lagi, untungnya Putra adalah sosok easy going yang cukup pandai mengendalikan pembicaraan. Maka dari itu, tentu bukan merupakan hal yang sulit baginya untuk mengalirkan suasana.
"Dia gak marah emangnya kalau gue nganter lo balik?"
Hanya sekedar pertanyaan basa basi yang sepertinya mau ditanggapi oleh Kenan. Tentu lelaki bermata bulat itu gak masalah untuk membahas kekasihnya.
"Gak kok, santai aja."
Mendengar jawaban barusan, Putra terlihat cukup terpukau, "Widih, langka tuh. Kalau gue palingan bakal cemburu."
Kenan mendengus samar sembari mengulas senyum tipis, ternyata asik juga berbincang dengan sosok undercut satu ini.
Gak terlalu lama, pada akhirnya mereka sampai di depan area kos kosan. Kenan langsung turun, gak lupa juga mengucapkan terimakasih.
"Thanks ya Put, kapan kapan gue traktir."
"Amann."
Membunyikan klakson sekali, yang lebih tua lantas pergi dari hadapan Kenan. Si manis juga turut membalikkan badan, membuka gerbang kos kosan lalu berjalan masuk sembari memikirkan percakapan barusan.
Entah kenapa Kenan merasa sedikit penasaran. Jika dirinya sengaja memanas manasi Al, apakah pemuda pucat itu akan cemburu?
"Coba aja deh." bergumam pelan, Kenan lantas mengedarkan pandangan ke sekitar begitu sampai di dalam kos, dia ingin mencari keberadaan sang kekasih.
Memang benar bahwa kemarin Kenan mengatakan dirinya jenuh, tapi terkadang tetap aja sosok virgo itu merasa ingin menghabiskan waktu bersama dengan Al. memang fase yang cukup menyebalkan.
Seperti sekarang contohnya, Kenan masih merasa gak enak perihal masalah di depan minimarket namun di sisi lain dia ingin mengerjai Al juga. Semoga aja sosok berdimple itu gak marah.
"Kayaknya lucu kalau Kak Al cemburu."
Memikirkan reaksi yang akan diberikan oleh dominannya nanti, Kenan mendadak merasa bersemangat. Peduli setan dengan waktu buat sendiri, Kenan ingin menemui Al saat ini.
To Be Continue
Busett chapter ini pendek banget ya kayak tinggi badan, mana ngegantung pula
Tertanda, 27/08/2024
Bee, tetap santai walau jiwa terbantai
KAMU SEDANG MEMBACA
Boarding House [Stray Kids]
FanfictionKos kosan Bapak Jewaypi selalu ramai, apalagi pas masa masa lockdown kayak gini. Diprediksikan tempat ini akan berhasil menciptakan lulusan homo yang berkualitas, berkompeten dan berjiwa saing internasional. Emang sih mereka gak meninggal karena cov...