•••
Kebijkan lockdown telah diringankan, masyarakat diperbolehkan pergi keluar dari daerah dengan syarat harus mendapatkan hasil negatif dalam test PCR atau antigen. Beberapa orang mulai balik ke kampung halaman mereka namun penghuni kos bapak Jewaypi masih bertahan sampai saat ini. Mereka lagi males rebutan tes covid, tunggu beberapa hari dulu lah sambil liat liat situasi.
Lalu satu berita penting lagi, bapak kos kosan kita tercinta berencana untuk berkunjung ke sini demi mengetahui kabar dari anak anak tampungan yang nyewa kamar di sana. Katanya minggu depan bakal balik, ngebuat delapan calon gei plus satu orang waras jadi ketar ketir sendiri.
Bukannya gimana, tapi kalau udah ada tuan rumah di sana, mereka jadi gak bisa bebas. Menjaga kerapian, sopan santun, etika dan- ya, liat aja nanti.
Kemudian ketika mendapat usul dari Nanta, pada akhirnya mereka sepakat untuk mengadakan party terakhir sebelum bapak Jewaypi bener bener nongol. Dengan mengusung konsep gei terselubung, Nanta berhasil memanipulasi para pasangan yang udah dia amati selama beberapa hari belakangan.
"Ini Ji, minum lagi."
"Tapi gue udah kebanyakan-"
"Tadi Avi bilang lo cemen karena gak bisa ngehabisin segelas bir."
Mendengar bisikan barusan, tombol di kepala Yoji seolah ditekan secara otomatis. Dengan cepat, pemuda mungil tersebut langsung menegak alkohol dalam jumlah banyak padahal toleransinya rendah banget.
Terkekeh pelan, Nanta nampak melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan sembari menghitung dalam hati.
"Satu, dua, tiga."
Tikk!
Menjentikkan jari, Nanta lantas sigap menahan tubuh Yoji yang oleng ke arahnya. Misi pertama berhasil.
"Oy Ka, tolong bawa Yoji ke kamar gih. Dia mabok."
Padahal Shaka lagi duduk di tempat yang cukup jauh, tapi gak mungkin dong Nanta minta tolong ke orang lain. Bisa gagal nanti.
"Oh, ya."
Karena agak sensi sama penghuni baru tersebut, Shaka yang masih setengah sadar langsung beranjak mendekat kemudian memapah tubuh Yoji untuk balik ke kamar. Tenang aja, gak ada obat perangsang yang dia campurin ke minuman Yoji kok, tanpa benda haram itu pun Nanta yakin kalau dua pemuda tersebut akan melakukan hal yang iya iya.
Satu rencana berahasil, tinggal melanjutkan yang lainnya. Untuk yang bertanya tanya kenapa Nanta mau repot repot melakukan hal ini, jawabannya cukup sederhana. Ya karena dia gabut dan greget liat interaksi para homo di kos kosan.
Dengan visi 'jerumuskan orang menjadi gei sebanyak mungkin supaya saingan untuk mendapatkan cewek cantik bisa berkurang', Nanta akhirnya melancarkan aksinya malam ini.
Dengan beberapa botol bir serta cemilan ringan khas untuk mabuk mabukan, pada akhirnya Nanta berhasil meyakinkan Al untuk mengizinkan anak anaknya melakukan party. Nanta mengatakan bahwa dirinya gak akan ikut mabuk supaya bisa bersiaga pas terjadi sesuatu yang buruk, maka dari itu, si pucat mau mengiyakan usulan tersebut.
"Avi, bisa tolong ambilin stock cemilan di kamar gak?"
Jadi, tadi Nanta sengaja menitipkan beberapa makanan di kamar Avi dengan berbagai alasan yang masuk akal. Dengan begitu, rencana kedua bisa dijalankan.
"Oke Nan."
Koala satu itu gak terlalu mabuk, dia minum dikit, lebih banyak ngemil kuaci sambil ngisep kulit biji mataharinya karena kerasa asin asin enak gitu.
"Oh ya, mau gue temenin gak?"
"Gak usah, biar gue aja."
Gotcha!
Umpannya dimakan, Yuda langsung bangkit kemudian melangkah mengikuti yang lebih muda menuju lantai atas. Sambil memandang kepergian dua pemuda yang keliatan adu bacot, Nanta kemudian menyusul keduanya dengan alasan mau ngambil charger ponsel.
Padahal mah pas sampai atas, tuh anak malah ngunciin Avi sama Yuda di kamar. Semoga si koala diunboxing. Bumbu bumbu cemburu yang Nanta pupuk sepertinya udah cukup untuk mendorong Yuda menghak pantenkan yang lebih muda.
Kembali turun ke lantai dasar, sekarang sisanya cuma Ardan sama Raksa aja. Kalau urusan Al dan Kenan, itu tentu di luar kendali Nanta. Mereka udah pacaran jadi terserah mau ngapain.
Kebetulan banget Al sama kekasihnya lagi di dapur buat nyiapin es batu, jadi sekarang lah kesempatan Nanta untuk menjalankan rencana ketiga.
Mengambil beberapa snack ringan serta sebotol soda, Nanta kemudian duduk bersila di sebelah Raksa. Ah tentu minuman non alkohol juga disediakan, kasian Raksa yang masih di bawah umur.
Memulai obrolan, Nanta membuat Raksa terus makan dan minum sampai perutnya terasa begah. Untuk yang ini, Nanta gak terlalu berani macem macem, mereka sepasang kakak beradik dan juga- si dark blue belum tau gimana perasaan Raksa terhadap Ardan.
Dan ya, alhasil cara amanlah yang digunakan. Tentu berbeda sama Yoji, tuh anak binal jadi gak bakal masalah kalau diunboxing lagi sama Shaka.
"Aduh, sakit." Raksa ngeluh pelan sambil megangin perutnya. Gara gara soda yang terlalu banyak, perut rata tersebut jadi kembung dan berakhir kekenyangan.
Pura pura kaget dan panik, Nanta kemudian mengalihkan perhatian ke arah Ardan yang sibuk mandang julid sambil meluk adiknya dari belakang.
"Dan, bawa Raksa ke kamar aja gih. Biar gue yang beresin ini."
Setidaknya Ardan akan merawat adiknya selama rubah tersebut mengeluh sakit perut.
Setelah semua rencana berjalan lancar, Nanta langsung menepuk kedua tangan seolah tengah membersihkan noda yang menempel. Mengumpulkan bungkus snack dengan cepat, Nanta langsung bangkit lalu pergi ke dapur. Al sama Kenan keliatan masih asik ngobrol tanpa menyadari bahwa pesta udah bubar.
"Yang lain udah pada balik ke kamar, kalian juga istirahat aja. Itu masih ada sisa beer di atas meja."
Setelah berucap sembari membuang sampah tadi, Nanta langsung beranjak menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Dia pengen tidur sebelum desahan Avi sama Yuda terdengar. Setidaknya yang harus Nanta lakukan sekarang adalah menunggu kabar menarik di hari esok.
Semoga semua berjalan lancar.
To Be Continue
N
anta kece, gue masuk sektenya.
Tertanda, 28/10/2022
Bee, makasih sama sama
KAMU SEDANG MEMBACA
Boarding House [Stray Kids]
Fiksi PenggemarKos kosan Bapak Jewaypi selalu ramai, apalagi pas masa masa lockdown kayak gini. Diprediksikan tempat ini akan berhasil menciptakan lulusan homo yang berkualitas, berkompeten dan berjiwa saing internasional. Emang sih mereka gak meninggal karena cov...