08

51 4 0
                                    

Lalu sekarang sedang hujan.

Menunggu dan hujan.

What a shittiest mix, isn't it?

Good, 45 menit dan Glenn belum juga menampakan batang hidungnya.

Saya menengadah untuk menerka apakah saya bisa menerobos hujan hanya untuk mencari Glenn dan menyeretnya pulang tanpa alasan apapun. Saya bukan tipikal orang yang suka membawa payung sekali pun sekarang sedang musim hujan.

Seharusnya saya tidak akan terlalu basah jika lari. Iya, lebih baik saya lari saja dari pada saya harus disini lebih lama menunggu Glenn seperti orang bodoh.

Ketika saya hendak berlari untuk menembus hujan, tiba-tiba saja saya menyadari ada sesuatu yang aneh. Bahwa saya sudah di luar Gasebo di tempat parkiran, tapi tidak ada satu tetes pun air hujan yang berhasil membasahi tubuh saya.

Setelah saya menengadah ke atas.... Sebuah payung.

Saya hanya menoleh tanpa bersuara, menatap kedua matanya intens karena saya tidak mengerti apa yang sedang gadis ini lakukan.

Dia berdiri tepat di belakang saya, sedikit berjinjit melindungi saya dari hujan dengan payung miliknya. Sedangkan dia sendiri membiarkan hujan membasahi tubuhnya.

"Hujan kak hehehe," suaranya sedikit bergetar meskipun dia menutupinya dengan nada bercanda, entah karena takut atau canggung.

Saya hanya diam, dengan pandangan saya yang tidak berubah --datar tanpa ekspresi. Dan menunggu dia untuk meneruskan kalimatnya, saya ingin dengar penjelasan dia tanpa bertanya.

"Hmm.... Hujan kak, pake payung ini. Biar gak kehujanan," ucapnya sembari menyodorkan gagang payung itu kepada saya.

Saya mengerutkan kening dan tersenyum tipis, pandangan saya beralih pada payung bermotif Keropi miliknya.

"Ojek payung?"

"H-hah?" tanyanya dengan ekspresi cengo.

"Kamu.... Ojek payung?"

"H-hah hahahaha," tawanya terkesan dibuat-buat tapi tanpa sadar saya juga tertawa kecil tanpa suara, padahal tidak ada hal yang lucu.

Saya mendorong perlahan gagang payung itu ke arahnya, membuat rintik-rintik hujan dengan perlahan membasahi tubuh saya.

"Pernah baca survey perbedaan daya tahan tubuh perempuan dan laki-laki?"

Dia hanya menggeleng kecil, dengan wajah innocent yang takut-takut canggung.

"Survey menyatakan kalau 85 persen perempuan cenderung lebih mudah sakit dari pada laki-laki saat musim hujan."

Dia hanya membalas saya dengan tatapan mata intens penuh arti yang tidak dapat saya mengerti.

"Jadi, kamu lebih butuh payung itu dari pada saya," jelas saya dengan menaikan alis sebagai pertanda kalau saya berharap dia akan mengerti.

Sebelum saya tersenyum tipis untuk melanjutkan kalimat saya.

"Sebelumnya, terima kasih banyak untuk perhatian kamu."

Dia bengong, terkesan mematung dengan memegang gagang payung itu erat sembari menatap lekat saya.

"Saya duluan ya," pamit saya sembari mengangguk kecil sebagai tanda menyapanya hormat.

Gadis itu berlari untuk menghentikan langkah kaki saya dan menyerahkan paksa payung itu kepada saya, sebelum ia berlari pergi meninggalkan saya.

Mungkin ada jarak sekitar dua meter, dia berbalik menatap saya kembali.

"Kan cuma 85 persen yang perempuan. Berarti masih ada 15 persen laki-laki yang bisa sakit karena musim hujan."

HAPPINESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang