19

60 5 0
                                    

Seperti biasa di jam-jam yang hawanya hot jeletot begini, gue selalu berakhir nyebat di warung kopi Pak Haji Samsul di Kantek.

"Makasih," ujarnya datar.

Tiba-tiba ada cewek yang langsung duduk di depan gue, tanpa aba-aba dia duduk dengan menyodorkan susu kotak Indomilk rasa strawberry ke hadapan gue sambil bilang makasih dengan suara dan tampang datarnya. Membuat gue sempat membulatkan bola mata gue karena sedikit kaget, hampir aja gue keselek asap rokok gue sendiri, emang kelainan nih cewek satu.

"Buat?"

"You've didn't talk too much and spill it out, also spread the rumours and the bullshit though."

"Oh, OK."

Seara langsung gelagapan bangkit dari duduknya, ketika suara berisik yang udah bisa gue klaim ini suara siapa aja meskipun wujud mereka masih belum kelihatan batang hidungnya.

"Kakak ganteng kok sendirian aja sih? Boleh dedek temenin nggak?"

Orang pertama yang udah ngabruk badan gue dari belakang dan lengannya santai bertengger di pundak gue dengan mesranya.

"OH MY EYES!"

Orang kedua yang udah berdiri tepat di depan gue dengan tingkah berlebihannya yang sengaja di buat-buat sambil menutup matanya dengan kedua tangannya, tapi bodoh dia masih mengintip dari sela jarinya.

"Oh shit! Fuck off dude, you guys so disgusting."

Orang ketiga dengan ekspresi jijik khas andalannya setiap kali melihat gue, Revano, ataupun Glenn bertingkah konyol. Dan orang yang selalu menuju kursi untuk langsung duduk disana, entah dimana pun itu kita ngumpul setiap kali dia baru datang untuk bergabung, hal pertama yang dia tuju hanyalah kursi.

Siapa lagi emang yang berani bertingkah kayak anjing kalau bukan Glenn, Revano, dan Deon. Mereka baru aja dateng nyusulin gue yang udah nyaris lumutan nungguin mata kuliah mereka selesai.

"Eh btw ada apa tuh ama mobil lo?" tanya Revano.

"Paling juga abis nyungsep, karma tuh. Suka nantangin malaikat maut sih di jalan, masih mending ngeprank Tuhan sendirian. Lah gue sering banget tuh diajak ngelakuin percobaan bunuh diri bareng dia," cerosos Glenn kayak bocah SD yang lagi ngadu ke bapaknya.

"Sounds good, only your car that's broken. Ain't you," timpal Deon dengan datar khas andalannya sambil baca buku.

Gue gak menggubris dua teman lainnya, gue cuma fokus sama kalimat yang baru aja di ucapkan Deon ke gue.

Masih diem, iya bacot gue masih mingkem. Tapi mata gue udah berkaca-kaca deh ini kayaknya, refleks gue memasang wajah terharu yang mungkin juga bisa meneteskan air mata bahagia saat itu juga.

"ANJING NAJIS SI BIJEY!" bacot Glenn emang gak pernah di sekolahin.

Brukk

Sebuah buku yang lumayan tebel mendarat tepat di muka gue.

Mereka kompak banget nistain wajah tampan yang paripurna dari seorang Abizard Jey Danuarta, padahal gue bener-bener tulus terharunya. Dan Revano hanya ketawa puas sampai pukul-pukul meja melihat gue jadi korban mereka.

Anjing bangsat panas juga rasanya kulit muka gue kayak abis kena gampar Pak Suban, siapa lagi pelakunya kalau bukan Deon. Gak perlu di perjelas juga kan, kenapa Tuhan bisa-bisanya se-random itu bikin Glenn sama Deon jadi kakak-beradik di kehidupan mereka saat ini. Ya karena mereka sama-sama iblis, gue percaya banget soal ini, Tuhan udah muak nampung mereka di surga makanya di usirlah mereka ke bumi.

Sedikit bingung kenapa kericuhan bacot temen-temen gue langsung bisa kincep mendadak, gue singkirin buku Deon dan niatnya mau gue lempar balik ke muka Deon biar dia juga ngerasain sepanas apa di tabok pake buku modul Algoritma yang setebel muka Revano kalau lagi ngutang. Sampai akhirnya gue ikut-ikutan mematung dan buku modul itupun jatuh ke lantai dengan asal karena seseorang yang out of the blue tiba-tiba udah duduk di depan gue, nyeruput susu kotak Indomilk strawberry yang gue dapet dari Seara tadi tanpa permisi, gue curiga ini cewek abis teleportasi entah darimana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 17, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HAPPINESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang