13

53 7 1
                                    

Iya, gue gak liat pasti mukanya tapi gue bisa jamin 1000% kalau dia benar-benar wanita, judging for that milky-smooth breast she has.

Untuk ke club, gue akuin dia pakai baju yang agak lumayan tertutup banget, especially the down part with that black long pants and the upper part she has a white crop tanktop with that black blazer.

Meskipun dia pakai crop tanktop juga gak bisa di bilang yang terlalu terbuka juga karena dia masih pakai outer blazer lengan panjang sebagai pemanis outfit dia malam ini, but still enough for watching that softie breast of her with this angle.

"Nice built," ujar gue waktu lihat bentuk badan dia.

Tapi belum apa-apa udah hangover, gak asik.

Gue nyalain rokok gue dan gue mulai menghisapnya, lagi-lagi ponsel itu berdering lagi. Ada telepon masuk dan muncul foto dari kontak yang menelepon itu cukup jelas untuk gue bisa lihat. Seketika gue reflek langsung berhenti ngisep rokok gue waktu lihat foto siapa yang muncul di layar ponsel yang tergeletak itu.

Dia, si cewek bando. Cewek berbando kapan pun dan dimana pun yang selalu sibuk sama dunianya sendiri.

Jeihan Sasmyra.

Gak ngerti dengan apa yang ada di diri gue sendiri, gue langsung bergegas bangkit berdiri dari kursi tempat gue duduk sebelumnya hanya untuk mendekat ke arah cewek yang lagi tertidur pulas itu.

Mukanya ketutupan rambut cokelatnya dan dengan sangat berhati-hati gue mencoba menyingkirkan rambut itu dari mukanya.

Jackpot.

Ini baru yang disebut rejeki anak sholeh, benar-benar jackpot abis. Gue seketika langsung berasa habis menang undian lotre jutaan rupiah.

Gue kira cewek modelan kayak dia cuma bakal diem di rumah, anteng di dalam kamar dengan hanya di terangi oleh lampu remang-remang aesthetic yang banyak di jual di online shop, nonton drama-drama Korea atau China yang memang banyak di gandrungi oleh para kaum hawa milenial, sambil di temani dengan cemilan ciki-ciki micin atau malah nyemil boncabe supaya feel nangisnya dapet.

Ternyata suka keluyuran tengah malem bahkan sampai clubbing juga.

Gue lihat dia tidur, iya beneran yang tidur pules banget kayak yang ketiduran pas lagi nonton TV di rumah sendiri. Her lips partedparted and she slept soundly, her face was full cherry-red because drank and her eyes were swollen. And somehow, i was saw that she is been mostly tired also kinda attrative as hell.

Ponsel dia masih terus-terusan berdering karena telepon dari seseorang yang sama berulang-kali, dan setelah gue merasa kenal sama orang yang menelepon itu. Kita pernah ngobrol walaupun bukan dalam good term. Well, akhirnya gue angkat.

"HALO! SEARA LO DIMANA SIH? KOK RAME BANGET? SERRA? HALO?"

Entah berapa oktaf cewek di telepon ini teriak, bahkan suara musik di clun ini aja masih bisa kalah nyaringnya sama bacot dia.

"Ehem.... Halo?" jawab gue santai setelah berdehem kecil menghilangkan suara parau gue yang lagi mabuk.

"......." dia tiba-tiba diem, gue masih mencoba nunggu dia buat bersuara lagi.

"....... I-ini siapa? Searanya mana? Hape Seara gak lagi dicopet kan?"

Gue menghela nafas males mendengar celoteh dia yang ngalor-ngidul gak jelas.

HAPPINESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang