🌸2

5.7K 290 2
                                    

"sepertinya lo harus hukum baby van" ucap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"sepertinya lo harus hukum baby van" ucap

evan hanya tersenyum miring sambil menatap sahabat yang dia anggap adik itu.

"ide yang bagus, tunggu hukumanmu baby boy" ucap evan lalu langsung pergi 

lio yang mendengar itu berkeringat dingin, ia tak mau di hukum oleh abangnya, ia memikirkan bagaimana caranya agar abangnya memaafkan dirinya.

------

setelah lama ia berfikir akhirnya lio pergi dari rooftop menyusul ke empat abangnya itu ke kantin. setelah sampai ke kantin lio langsung mencari abangnya dan ia mendapatkan ke empat abang nya sedang makan, tanpa lama lama lio menghampiri bangku tersebut dengan perlahan.

"abang" panggil lio dengan kepala menunduk 

atensi ke empat manusia itu menoleh dan tidak lupa dengan tatapan dinginnya, lio yang merasa hawanya dingin menjadi ketakutan dan air matanya sudah membasahi pipinya. evan dan yang lain tampak diam tidak membalas panggilan lio.

"abang lio m-minta maaf" ucap lionel dengan nada bergetar

"kau sudah tahu kesalahanmu lionel marquel?!" ucap arka dengan dingin

lionel hanya mengangguk sebagai jawabannya.

"ketika orang sedang berbicara tatap matanya lio" ucap evan tegas

lio menatap keempat abang dengan berderai air mata dan hidung memerah, evan dan yang lain merasa gemas tetapi mereka tutupi dengan wajah datarnya dan mengigit pipi dalamnya.

"sejak kapan kamu mulai merokok dan siapa yang mengajarimu merokok??" ucap faro 

"lio mulai merokok sudah lama abang dan tidak ada yang mengajari" cicit lionel

"maafin lio abang" ucapnya

"huftt abang maafkan, lain kali jangan ulangi lagi dan berhenti merokok" ucap evan

lionel yang tadinya sedih langsung tersenyum lebar tetapi senyumannya seketika luntur.

"tetapi hukuman tetap berjalan" ucap evan

lio hanya mengangguk pasrah dan dia berharap hukumannya tidak berat.

"sudah duduk biar rava yang pesankan" ucap raka

rava yang disuruh tidak terima karena ia sudah PW

"kok guee, ogah suruh faro aja sana dah pw gw" ucap rava

raka langsung menatap tajam rava seakan mau menelan rava hidup hidup, rava  yang di tatap tajam oleh raka langsung menelan salivanya susah payah.

"hehe iya iya gw yang pesenin, yaudah lio lo mau pesen apaan?" tanya rava

"gw mau pesen bakso sama es teh manis" ucap lio dengan exited

"tidak es baby, ganti dengan air mineral" ucap evan 

"yaudah gw pesenin dulu" ucap rava setelah itu pergi 

seketika menjadi hening tidak ada percakapan evan, raka dan faro sedang bermain handphone sedangkan lio ia memangku kepalanya sembari menunggu pesanannya. tiba tiba lionel memecahkan keheningannya.

"bang gimana kalau nanti malam ke cafe biasa? lio yang traktir deh" ucap lio

"tumben kamu mau traktir dapet duit dari mana??" ujar faro kepo

lio menceritakan kejadian tadi pagi dan ketiga abangnya terkejut setelah mendengar cerita lio tadi.

"APA!!" ucap mereka kompak 

"kamu ga kenapa napa kan? ga ada yang terluka kan?" tanya raka bertubi tubi 

tibalah rava datang dengan nampan berisi pesanan lio, dan segera duduk disamping faro.

"ada ape nih?" tanya rava

faro menceritakan apa yang dikatakan lio tadi kepada rava dan yap wajah rava seperti mereka bertiga khawatir.

"lo gak ada yang luka kan cil?" tanya rava khawatir

"gak ada kok bang cuman si blacky lecet tapi lecetnya kecil" ujar lio santai

"jadi gimana nanti malem mau gak ngumpul di cafe biasa??" tanya lio lagi

keempat abangnya hanya menganggukan kepalanya.

"oke jam 7 ya ngumpulnya" ucap lio 

"eh weh besok katanya pemilik sekolah ini mau berkunjung kesekolah loh" ucap rava 

"abang tau dari mana?" tanya lio

"tadi pas lagi mesen makanan lo cil gw denger dari siswa siswi lain kalo besok pemilik ni sekolah mau dateng, katanya sih mau liat keadaan sekolah" ucap rava

lio hanya menangguk anggukan kepalanya.

-------

di dalam gedung yang sangat tinggi ada seorang pria paruh baya sedang duduk di kursi besarnya itu, ia sedang memikirkan kejadian tadi pagi. 

"daddy harap itu kamu boy" ucap pria itu berharap

tok tok tok

"masuk!" ucap pria itu

orang itu langsung memasuki ruang kerja milik bosnya itu dengan membawa berkas di tangannya.

"maaf tuan Arthur telah mengganggu anda" ucap anak buah arthur

"to the point" ucap arthur dingin

"saya ingin memberikan data yang tadi pagi anda minta tuan" ucap anak buah itu sembari memberi data tersebut

Arthur membaca data itu dengan teliti.

Nama: Lionel Marquel W.

Umur: 16 tahun

lahir: 8 juni 2*** 

Sekolah: Wesley High School 

orang tua: -

lionel marquel w. ia dahulu tinggal di panti asuhan kasih sayang ibu di jalan*** dan sekarang ia tinggal di kost kostan di jalan*** no 5, ia berkerja di cafe BrewBee, lionel suka balapan dan tawuran.

Arthur menutup kembali berkas itu dan ia menatap berkas itu dengan pandangan tak di artikan.

"kau test DNA anak itu dan suruh anak buah yang lain pantau terus anak itu" ucap Arthur menyuruh anak buahnya

"baik tuan, saya izin undur diri" ujar anak buah itu segera pergi

Arthur menatap jendela di ruangannya itu pikirannya penuh dengan anak itu dan ia berharap anak itu adalah keluarga bungsu wesley.

"I hope it's you baby boy" lirih Arthur

TBC

holaaaa maaf guyss telat up aku harap kalian suka dengan cerita aku ini, maaf kalo ceritanya gak nyambung. see you ( ゚д゚)つ Bye

LIONELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang