"Kau mau singgah,tuan?"tanya Rose hati-hati sambil melepaskan sabuk pengamannya.
Kejadian tempo hari masih berputar tak jelas layaknya kaset rusak dalam ingatannya.Pria ini agak mesum,sama seperti kebanyakan pria normal lainnya.Karena itu dia harus sedikit mengantisipasi mulutnya saat akan menawarkan hal yang mungkin terdengar ambigu.
Benar saja.Bukannya menjawab,Jimin malah terkekeh pelan,"bukan hal bijak menawarkan pria untuk masuk ke dalam rumahmu.Aku memperingatimu"ujar Jimin.
Rose menghela napas lega.Sepertinya dia memang memikirkan hal tidak-tidak tadi.Untungnya kalimat yang dia katakan selanjutnya bukan hal aneh.
"Tapi nanti saat kita sudah menikah aku berhak masuk di tempat manapun kau berada.Termasuk kamar mandi,kan?"
Rose memicingkan matanya ke arah Jimin,"astaga,boleh aku menampar mulutnya sekarang?"
Gadis itu masih diam di tempat duduknya.Hal itu membuat Jimin sedikit heran.Entah apa yang membuat gadis itu enggan keluar dari mobilnya.Apa si cantik ini nyaman bersamanya?
"Manis,turunlah.Aku harus segera pulang"
Ucapan Jimin membuat Rose tersadar dari lamunannya.Ia bahkan lupa sejak kapan dan untuk apa dia melamun.Memalukan!
Ia buru-buru membuka pintu mobil dan langsung berjalan cepat menuju pintu rumahnya,tanpa menutup pintu mobil lebih dulu.
Namun tak lama Rose kembali berjalan cepat ke arah mobilnya dan menutup pintu mobil,lalu kembali berjalan menuju pintu rumah.
Jimin menggelengkan kepalanya heran.Seulas senyum terbit di bibirnya,
"Lucu"
Detik berikutnya,ia dan mobil hitamnya pergi meninggalkan halaman rumah gadis itu.
Sementara Rose,ia dibuat heran oleh keberadaan sepasang sandal merah mudah di depan pintu.Ia tahu jelas siapa pemilik sandal ini.Siapa lagi kalau bukan Lisa?Tapi untuk apa gadis itu ke mari?Mereka baru saja bertemu tadi.
Ia membuka pintu rumahnya,dan langsung mendapati sahabatnya itu tengah duduk di sofa sambil menonton TV.
"Kenapa kau di sini?"tanya Rose yang ikut duduk di samping Lisa.
"Aku kesepian di rumah.Lagipula kau ini akan segera menikah.Kita akan jadi jarang ketemu karena kau akan sibuk mengurus suamimu nanti.Dan aku,akan menjadi orang paling kesepian di dunia"ujar Lisa sedikit berlebihan,lalu meniup poninya ke atas.
Ucapan Lisa benar juga.Setelah menikah dengan Jimin nanti,dia dan Lisa pasti akan jadi jarang bertemu.Tapi memangnya kenapa?pekerjaan Rose yang melayani Jimin setiap hari hampir sama seperti tugas seorang istri,bukan?lalu apa yang menjadi halangan ia dan Lisa jadi jarang bertemu?
Entahlah.Tapi kebanyakan wanita setelah menikah memang seperti itu.Mereka jadi jarang bertemu dengan teman mereka.Karena mereka harus mengurus suami,dan melakukan pekerjaan rumah lainnya.
Ah, pekerjaan rumah!Ia juga harus berbenah rumah saat menjadi seorang istri nanti.Pekerjaan rumah itu tidak sedikit.Belum lagi ukuran rumah yang akan mereka tempati nanti pasti sangat luas.Siap-siap saja tulangnya bengkok.
Lalu,apa lagi?Apa ada hal lain yang menjadi alasan selain dua hal tadi?
Rose bertanya pada Lisa,gadis itu merespon dengan antusias,
"Karena kau harus menghormati suamimu.Istri yang terlalu sering bermain dengan temannya di luar rumah bukan tipe istri yang baik.Dia terkesan boros dan hanya tahu bersenang-senang"jelas Lisa dengan tangan yang ia ayunkan ke mana-mana.Rose mengangguk-anggukkan kepalanya sepanjang Lisa menjelaskan,walau terkadang ia tidak mengerti maksud dari ucapan Lisa yang kadang agak berbelit.
Hingga akhirnya Lisa berhenti berbicara.Rose pikir sudah selesai,tapi ternyata Lisa kembali berbicara setelah mengambil nafas sejenak.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEART SHIP [ON GOING]
FanfictionHanya raganya yang ikut berlabuh bersamaku, hatinya masih terjerat cinta di pelabuhan masa lalu