05|Secercah rasa

293 43 3
                                    

"Jimin,bagaimana dengan Roseanne?dia bekerja dengan baik kan?"Tanya sang ibu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jimin,bagaimana dengan Roseanne?dia bekerja dengan baik kan?"
Tanya sang ibu.

Kini mereka tengah menikmati sarapan bersama sambil berbincang ringan.
Sudah sangat lama sejak terakhir kali mereka berkumpul bersama di meja makan sambil menyantap makanan yang disajikan.

"Dia cukup baik"
Ucapnya tanpa menambah-nambah.

Kedua orangtuanya saling melirik sebelum tatapan jahil keduanya bertuju pada Jimin.

"Benarkah?"

Jimin mengangguk tanpa mengalihkan pandangan dari makanannya.

"kira-kira,apa dia pantas menjadi menantuku?"

Jimin mengalihkan pandangannya pada seojun, mencerna perkataan ayahnya barusan.
Pertanyaan tadi sama sekali tak menarik minatnya untuk menjawab.
Tak berlama-lama lagi,dia segera bangkit dari kursi dan menyambar kunci mobilnya.

"Ayah,ibu,aku berangkat.rose mungkin sudah menungguku di sana"

"Hati-hati mengemudi,jaga calon menantuku baik-baik"
Ujar seojun menyelipkan unsur canda di sana.
Jimin tak menghiraukan perkataan ayahnya yang berniat menggoda dirinya,ia langsung keluar dari mansion,dan melajukan mobilnya menuju rumah rose.

🏙️🏙️🏙️

"Sudah siap?"
Tanya Jimin saat melihat gadis itu keluar dari rumahnya.

Rose sedikit terkejut dengan kehadiran Jimin di depan rumahnya.
Setelah mengunci pintu rumah,ia bergegas mendekati mobil tersebut dan masuk ke dalamnya.

"Tuan,maaf aku tak datang ke rumahmu tadi.aku bangun kesiangan.terserah mau kau apakan gajiku,asal jangan pecat aku"
Baru masuk ke dalam mobil,rose langsung meracau tak jelas membuat pria di sebelahnya ini sangat ingin melakban mulutnya.

"Tidak masalah,aku tidak akan melakukan apapun dengan gajimu"
Setelah berucap demikian,Jimin lantas melajukan mobilnya menuju gedung pencakar langit miliknya.

Di tengah perjalanan,rose membuka kotak makanannya.
Bau sedap dari makanan tersebut membuat Jimin sontak sedikit menoleh ke arahnya karena aroma masakan tersebut sangat menggugah selera.

"Kau sudah sarapan, tuan?"tanya rose memastikan.
Jimin hanya mengangguk sebagai jawaban.
Setelah mendapat jawaban berupa anggukan dari Jimin,ia mulai menyantap makanannya selama perjalanan.

.

.

.

Di kantor,Jimin disibukkan dengan berbagai berkas yang bertumpuk di mejanya.
Dari pagi hingga kini menjelang sore,pria itu sama sekali tak Melakukan hal lain selain berkutat dengan berkas atau menghubungi kolega bisnisnya.

Jimin memijat pelipisnya saat rasa pusing melanda.
Walau begitu,dirinya mencoba untuk tetap fokus pada pekerjaannya.

Rose tau bosnya itu pasti merasa sangat lelah.
Tapi jika rose menawarinya makan,pria itu akan menolaknya mentah-mentah.

Saat tengah fokus dengan layar laptopnya, pergerakan seseorang mengalihkan perhatiannya dari laptop.
Di sampingnya,rose kini berdiri dengan sebuah nampan yang berada di tangannya.

"Tuan,makanlah dulu.kau belum memakan apapun dari tadi siang.dan ini obat pereda sakit kepala untukmu"
Ujarnya sambil meletakkan nampan tersebut di salah satu sisi meja.

"Aku tidak lapar"ketusnya.

Rose agak memajukan nampan itu agar lebih dekat dengan Jimin.
"Aku tidak peduli kau lapar atau tidak.setidaknya isi perutmu lalu minum obat.jangan menyakiti dirimu sendiri, tuan"
Setelah berucap,rose beranjak dari ruangan tersebut dengan niat menghindari perdebatan dengan bosnya.

Jimin menatap rose yang hendak membuka kenop pintu,namun ia bersuara memanggil nama gadis itu yang membuat sang pemilik nama menoleh ke belakang.

"Terimakasih"

Tepat setelah ucapan terimakasih tersebut keluar dari mulut Jimin,rose mengembangkan senyuman di wajahnya yang mana senyum tersebut malah tertular pada jimin.
Bosnya itu terlihat mengangkat kedua sudut bibirnya walau hanya senyuman kecil yang ia tunjukkan.

"Sama-sama"

Setelah keluar dan menutup pintu,rose melanjutkan sebuah ucapan yang hendak ia ucapkan pada pria di dalam.
Namun tak diucapkannya karena merasa tak pantas.

"Sama-sama,sayang"

...

"Menyukai seseorang tidak salahkan?"
Monolognya.

"DOR!siapa yang kau suka?"

Rose terperanjat diikuti umpatan yang ia tujukan untuk Lisa,tersangka yang membuat jantungnya hampir loncat ke Antartika.

"Bodoh,kau mengejutkanku"ucapnya sambil mengelus dadanya.
Lisa terkekeh lalu ikut duduk di sofa.
Mereka sedang berada di kediaman gadis yang masih mengelus dadanya karena kaget.

"Siapa suruh kau melamun.lagipula....siapa yang kau suka?"tanya Lisa lantas menaik turunkan kedua alisnya.

Rose memejamkan matanya saat si gadis berponi ini selesai berucap.
"Entahlah Lisa,aku bahkan tidak tau ini benar atau tidak"ucapnya pelan

...

HEART SHIP [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang