Fluffiness

1.3K 146 32
                                    

Pagi itu tidak secerah biasanya. Matahari yang biasanya bersinar cerah kini ditutupi oleh awan kehitaman, menumpahkan tangisan dari atas sana. Tak ada kicauan burung, hanya ada suara gemuruh yang menemani pagi itu serta suara tetes-tetes air yang sesekali menyapa jendela berlapis kaca.

Dan di pagi itu, kedua mata tipe monolid seorang wanita terbuka. Wanita itu membalikkan tubuhnya, dan mendapati pria di sampingnya masih memejamkan matanya.

Dada telanjang pria itu naik turun dengan teratur dan pelan, dan kedua lengan kekar pria itu terlingkar di pinggang si wanita di sampingnya.

Wajah Dahyun kembali memerah, mengingat apa yang telah mereka lakukan semalam. Kembali, bayang-bayang kenangan itu terlintas di benaknya. Wajah pria itu, suaranya, kehangatannya ...

Dada Dahyun bergemuruh dan jantungnya berdetak kembali lebih cepat dari biasanya. Tak dapat ia pungkiri, bahwa benih-benih cinta mulai tumbuh di antara dia dan diri pria di depannya, walau hanya sepihak.

Selama sebulan lebih terus berada di sisi Jaehyun membuat hari-hari Dahyun terasa lebih indah.

Dari awal pertemuan, Jaehyun tidak peduli betapa tidak menarik dan cantiknya dirinya, dan pria itu malah dengan senang hati ingin membantunya untuk membalaskan dendam kepada Cha Eunwoo yang mencampakkannya serendah mungkin. Pria itupun secara cuma-cuma memberikan tempat baru yang lebih layak untuknya untuk berteduh, makanan yang lezat, pakaian yang indah, kasih sayang, pekerjaan...

Ya, pekerjaan sebagai model sekaligus bisa di katakan sebagai boneka pria di depannya ini. Hati Dahyun mendadak sakit ketika mendapati kenyataan bahwa pria di depannya ini hanya menganggapnya sebuah boneka, yang bebas di mainkan sesuka hati, dan dapat di buang dan enyahkan jika bosan. Tapi tidak! Dahyun tidak akan menyerah semudah itu! Dia tidak akan membiarkan tuannya ini bosan kepadanya, kalau perlu dia akan melakukan apapun untuk memuaskan tuannya, meskipun ia harus mengorbankan dirinya untuk itu.

Perlahan, tangan Dahyun mengusap pipi tuannya dengan lembut. Ia tersenyum lembut, kemudian ia memajukan wajahnya dan mengecup kening pria itu lembut.

Dengan hati-hati, Dahyun melepaskan tangan Jaehyun dari pinggangnya, beringsut dari tempat tidur mereka berdua dan berjalan menuju kamar mandi tanpa perlu bersusah payah mengenakan pakaian terlebih dahulu.

Dan tanpa Dahyun sadari, sang tuan ternyata telah terbangun sedari tadi. Diam-diam, Jaehyun memperlihatkan senyuman tulusnya yang tak pernah orang lain lihat sebelumnya.

.

Dahyun keluar dari kamar mandi dan mendapati Jaehyun kelihatannya masih tertidur di ranjangnya, terbukti dengan tubuh pria itu masih melekat di atas ranjang.

'Mungkin ia sangat lelah,' batin Dahyun.

Dahyun mengeringkan rambutnya yang masih agak basah dengan handuk, kemudian menyisirnya perlahan. Setelah rapi, ia berjalan menuju pintu kamar itu dan membukanya perlahan, dan dengan perlahan juga ia menutup pintunya, tak ingin membiarkan pria itu terbangun dan mengganggu istirahatnya karena keributan yang ia buat.

Dahyun berjalan menuju dapur dan mendapati sang kepala pelayan pria yang mungkin lebih tua darinya beberapa tahun, Lee Donghae, pria itu sedang menuangkan teh untuk ia minum.

Dahyun tersenyum, berniat menyapa, "Selamat pagi, Donghae-ssi."

Pria yang dimaksud itu menolehkan kepalanya dan mendapati sang nona tersenyum. Dia pun membalas dengan senyuman.

"Selamat pagi, Dahyun-ssi. Bagaimana tidur anda semalam? Nyenyak?" Tanya pria berumur 35 tahun itu sambil mengambilkan sebuah cangkir lagi dan menuangkan teh dari dalam tekonya, kemudian minuman hangat itu ia sodorkan kepada wanita muda di depannya. Dahyun pun menerimanya dengan senang hati.

(Not) A Doll [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang