Healer and Sucker

726 125 34
                                    

Kini sepasang anak manusia itu telah tiba di pusat kota setelah menempuh jarak kurang lebih 15 menit dengan berjalan kaki. Lebih tepatnya Doyoung yang menuju kepada kata 'berjalan kaki', sedangkan Dahyun membiarkan saja pria yang sedari tadi berada di depannya ini menyeretnya.

Dahyun mengedarkan pandangannya ke pusat-pusat perbelanjaan yang masih sepi itu, mengingat sang matahari bahkan belum meninggi.

Dahyun pun langsung mensejajarkan jalannya dengan Doyoung. Ia mencoba melepaskan tangannya dari pegangan sang pria. Namun bukannya melepaskan justru Doyoung malah mempererat pegangannya, membuat Dahyun jadi meringis karenanya.

"Doyoung-ah, lepaskan aku. Aku tidak akan kabur, janji." Doyoung langsung mengalihkan pandangannya ke arah Dahyun dan Dahyun pun balik menatap pemuda di depannya.

"Jinjjayo?"

Dahyun mengangguk, dan Doyoung pun langsung melepas pegangannya. Dahyun yang merasakan kelegaan setelah dilepaskan langsung memegangi pergelangan tangannya yang masih agak kemerahan karena sedari tadi dipegang erat oleh Doyoung, dan bekas ikatan ikat pinggang Jaehyun semalam.

Dahyun kini merasakan sakit di dadanya. Ia kembali teringat tentang pertengkarannya dengan Jaehyun tadi pagi.

Doyoung yang melihat perubahan wajah Dahyun langsung meraih tangan Dahyun dan menggandengnya.

"Aku tidak tau kenapa kau sedih, tapi hari ini aku akan berusaha membuatmu senang." Ucap Doyoung yang membuat Dahyun langsung mendongakkan kepalanya dan mendapati lelaki disampingnya ini mengalihkan wajahnya ke arah lain tanpa melepaskan genggaman tangannya.

Meskipun Doyoung sedang mengalihkan wajahnya, Dahgun masih dapat melihat rona kemerahan yang menghiasi wajah hingga telinga pria itu.

Perlahan, Dahyun mulai tersenyum lagi, dan tanpa ragu ia mengeratkan pegangannya pada tangan Doyoung yang hangat.

"…Doyoung-ah..Gumawo."

.

Kini Dahyun dan Doyoung tengah berada dalam sebuah butik pakaian. Setelah dipaksa oleh Doyoung, tentu saja. Mau tidak mau Dahyun terpaksa harus menuruti Doyoung dan berkutat dengan tumpukan baju yang sudah dipilihkan oleh pria itu. Dahyun mendengus sebal dalam kamar gantinya.

"Yak, kau yakin aku harus mencoba semua ini?" Tanya Dahyun frustasi.  Samar-samar ia dapat mendengar suara Doyoung dari balik tirai ruang ganti tersebut.

"Ne, cepat kau pakai semuanya, atau kau tidak akan melihat tas kesayanganmu ini lagi." Ancam Doyoung,

Dahyun pun langsung mengerucutkan bibirnya kesal. Dengan setengah hati ia mulai mencoba baju yang berada di gantungan pakaian ruang ganti itu.

Setelah berkutat selama kurang lebih setengah dalam ruang ganti, kemudian melakukan perdebatan panjang saat Doyoung membayar semua pakaian yang ia coba dimeja kasir dan menjadi bahan tontonan (ditambah celetukan seorang wanita paruh baya yang berkata, 'Anak muda itu manis sekali, ia bahkan membayarkan seluruh pakaian pacarnya walaupun sudah berulangkali ditolak')

Kini Dahyun menenteng 4 kantung pakaian baru dengan kedua tangannya. Tas beratnya yang berisi laptop dan buku-buku dibawakan oleh doyoung.

Dahyun mendengus kesal, "Aku menyesal ikut denganmu," ia menggerutu sepanjang perjalanan mereka, membuat Doyoung tertawa kecil dibuatnya.

"Tapi kuharap kau tidak menyesal Ahjumma tadi mengatakan kau itu pacarku," gumam Doyoung dengan suara kecil. Meskipun kecil, Dahyun masih dapat mendengar perkataan lelaki disampingnya yang sukses membuat wajah Dahyun sedikit merona.

(Not) A Doll [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang