Keesokan harinya…
Julian dan kedua sahabatnya sedang berada di pantai. Mereka berkeliling untuk menanyakan ke beberapa pengunjung soal keberadaan Ivan. Namun, usaha mereka gagal.
“Van, kamu di mana? Kenapa nggak ada orang yang melihatmu di sini?” batin Julian sambil menatap laut di depannya.
“Sabar ya, Jul. Gue yakin kita pasti dapat petunjuk soal keberadaan Ivan. Sekarang kita makan siang dulu. Gue yang traktir deh. Bakso bagaimana?”
“Boleh, Ga. Gue juga sudah lapar banget. Jul, ayo kita makan bakso! Nanti kita lanjutkan lagi pencariannya.”
“Okay, kita makan dulu.”
Mereka pun menghampiri pedagang bakso dan segera memesan tiga porsi bakso.
“Eh, Nak Ivan akhirnya datang lagi. Sudah lama banget nggak ke sini. Ke mana saja?”
“Bapak kenal sama Ivan?”
“Ya, kenal atuh. ‘Kan dulu langganan setia bakso saya. Mau pesan yang kayak biasa?”
“Hmm, boleh, tapi saya bukan Ivan, Pak. Saya Julian, kembarannya.”
“Kembaran? Oh, gitu. Saya baru tahu Nak Ivan punya kembaran.”
“Iya, Pak. Bapak tahu keberadaan Ivan di mana? Teman saya ini lagi nyari kembarannya.”
“Iya, Pak. Kami butuh informasi keberadaannya sekarang,” tambah Arman.
“Waduh, saya juga kurang tahu. Dia nggak pernah cerita rumahnya di mananya, tapi yang saya tahu nama Bapaknya Darius.”
“Darius?”
“Iya, Nak. Oh, iya teman-temannya pesanannya mau di samain?”
“Boleh, Pak. Samain aja,” respon Angga cepat.
Setelah disiapkan, pesanan mereka diantar. Mereka mulai menyantap seporsi bakso di depannya masing-masing. Selang 10 menit, mereka pun mulai mencari keberadaan rumah Darius.
“Akhirnya kita ketemu juga sama rumah Pak Darius, Ga, Man. Semoga saja ini betul rumah Pak Darius yang kita cari.”
“Amin, Jul, tapi kok rumahnya sepi ya? Kayak nggak ada orang di dalam.”
“Hmm, coba dulu saja, Jul. Siapa tahu mereka sedang tidur siang?” tambag Arman.
“Permisi, permisi.”
“Mau cari siapa, Nak?” tanya seseorang Ibu yang tiba-tiba datang hendak masuk ke rumah sebelah. Julian, Angga, dan Arman menoleh.
“Eh, Nak Ivan. Lagi liburan ya bareng teman-temannya dari kota! Bapak dan Ibu gimana sehat? Mereka nggak ikut?”
“Maaf, Bu. Saya bukan Ivan. Saya Julian, kembarannya Ivan.”
“Kembaran? Nak Ivan punya kembaran?”
“Iya, Bu. Teman saya ini sedang mencari kembarannya yang hilang 10 tahun lalu. Ibu tahu keberadaan Pak Darius dan keluarga sekarang?”
“Iya, Bu. Kami butuh informasi sedikit saja. Ibu bisa bantu kami?”
“Maaf, Nak. Ibu nggak tahu keberadaan mereka sekarang. Ibu hanya tahu mereka pindah ke kota karena Pak Darius dipindahtugas. Untuk ke mananya saya juga kurang tahu.”
“Ibu yakin nggak tahu?”
“Ibu nggak tahu apa-apa. Sudah ya, Ibu masuk dulu,” jawab ibu itu panik sambil segera masuk ke rumahnya.
“Jul, lu percaya sama Ibu itu? Gue sih yakin dia nutupin sesuatu dari kita.”
“Iya, Jul. Gue juga yakin dia tahu keberadaan Pak Darius dan saudara kembar lu sekarang,” tambah Arman.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Twins Julian & Julivan
Teen FictionJulian dan Julivan, saudara kembar yang terpisah karena bencana tsunami yang menerjang daerah asalnya. Pasca kejadian sang ayah, Charles memutuskan untuk membawa Julian dan istrinya Jenny pergi jauh dari tempat kejadian. Mereka menetap di sebuah kot...