Keluarga Charles mulai memasuki rumah yang sekaligus dijadikan warung tersebut. Kebetulan warung tersebut baru saja hendak ditutup oleh Dela.
“Mereka siapa, Van?”
“Mereka orang tua kandung Ivan, Bu. Mereka ternyata masih hidup. Oh, iya Pa, Ma, perkenalkan ini Bu Dela, ibu angkat Ivan.”
“Salam kenal, Bu. Saya Charles dan ini istri saya Jenny.”
“Jenny, Bu.”
“Mau apa kalian ke sini?” tanya Dela sinis. “Kalian mau ambil Ivan dari saya? Tidak bisa! Ivan sudah menjadi anak saya. Lebih baik kalian pulang.”
“Wah, nggak bisa gitu, Bu. Ivan itu anak kandung kami. Kami berhak mengambil Ivan dari tangan Ibu.”
“Kalian pergi! Ivan akan tetap tinggal sama saya!”
“Nggak bisa! Saya harus bawa Ivan pulang. Ivan, ayo kita pulang! Kamu harus ikut Mama dan Papa.”
Keributan semakin memanas hingga suaranya terdengar dari luar. Julian yang menunggu di dalam mobil pun dapat mendengar keributan yang terjadi.
“Semoga saja Papa dan Mama bisa atasi masalah ini. Aku hanya ingin Ivan kembali berkumpul bersama.”
Selang 20 menit, seorang pria datang memasuki warung tersebut. Orang itu adalah Pak Darius yang sengaja pulang cepat karena diminta istrinya.
“Ibu tenang ya! Bapak sudah datang. Pak, Bu, silakan duduk dulu. Kita bicarakan masalah ini baik-baik. Saya minta maaf atas sikap istri saya kepada kalian.”
“Pak! Kenapa harus minta maaf? Kita berhak juga atas Ivan. Pokoknya Ivan harus tinggal di sini.”
“Nggak, Ivan harus kembali sama saya. Ivan itu anak kandung saya,” protes Jenny lagi.
“Ma, tenang dulu ya! Kita bicarakan baik-baik. Dengan Bapak siapa ini?”
“Saya Darius, Pak.”
“Saya Charles, ayah kandung Ivan, Pak.”
“Salam kenal, Pak. Sekali lagi saya minta maaf atas kelakuan istri saya.”
“Tidak apa, Pak. Kita bicarakan masalah ini baik-baik ya, Pak, Bu. Jangan pakau emosi. Ma, kamu bisa ‘kan bicarakan baik-baik?”
“Bisa, Pa. Maaf, Mama kebawa emosi sama Ibu ini. Ivan ‘kan memang anak kita, Pa. Jadi kita berhak atas Ivan.”
“Saya juga berhak, Bu. Kami sudah merawat Ivan selama 10 tahun. Pokoknya Ivan tetap tinggal sama saya, titik!”
“Sudah, Bu. ‘Kan Bapak sudah bilang kita bicarakan baik-baik untuk menemukan jalan keluarnya. Ibu tenang sekarang.”
Mereka pun mulai berdiskusi untuk menemukan solusi terbaik untuk Ivan. Setelah berdiskusi, akhirnya mereka sepakat bahwa Darius dan Dela akan tinggal bersama Keluarga Charles.
“Baiklah, Bapak dan Ibu bisa mulai beres-beres. Mulai besok kalian bisa tinggal di rumah saya.”
“Terima kasih, Pak.”
“Ivan, kamu hari ini tinggal sama mereka dulu ya! Besok, kita akan tinggal bersama.”
“Okay, Pa.”
“Ya sudah, kami pamit dulu. Kamu baik-baik di sini ya, Sayang.”
“Iya, Ma. Ivan akan baik-baik saja di sini.”
Jenny memeluk Ivan hangat sebelum akhirnya mereka pergi dari tempat itu.
“Bu, Pak, ayo kita mulai beres-beres!”
“Oke, Ibu senang banget bisa tinggal bersama kamu, Van. Ibu nggak mau kehilangan kamu. Oh, iya kamu sudah lihat rumah kamu? Gede nggak? Ibu nggak sabar banget bisa tinggal di rumah gedongan.”
“Sudahlah, Bu. Nggak usah nanya hal yang nggak penting. Lebih baik kita beres-beres sekarang.”
“Ah, Bapak. Memangnya Bapak nggak penasaran sama rumah mereka? Kalau dilihat dari mobilnya tadi, kayaknya mereka memang tajir melintir.”
“Ivan masuk ke kamar dulu ya, Bu, Pak. Mau beres-beres.”
“Eh, Ivan. Kok langsung ke kamar? Pertanyaan Ibu belum dijawab.”
Ivan menghela napas panjang. Ia memilih untuk segera masuk ke kamarnya tanpa menanggapi Dela.
“Ibu selalu saja begitu. Aku jadi nggak enak sama Papa dan Mama.”
Tiba-tiba Ivan merasakan kembali pada dada sebelah kiri.
“Sebenarnya aku kenapa ya? Kenapa sakit ini semakin sering? Apa ada yang nggak beres dengan kondisi kesehatanku?”
To be continued... 🌊
©2022 By WillsonEP
KAMU SEDANG MEMBACA
The Twins Julian & Julivan
Roman pour AdolescentsJulian dan Julivan, saudara kembar yang terpisah karena bencana tsunami yang menerjang daerah asalnya. Pasca kejadian sang ayah, Charles memutuskan untuk membawa Julian dan istrinya Jenny pergi jauh dari tempat kejadian. Mereka menetap di sebuah kot...