Keesokan harinya…
Seperti biasanya Tari baru bangun sekitar pukul 09.00 pagi. Memang setiap liburan, ia memilih bangun tidak terlalu pagi.
“Selamat pagi, dunia!” teriak Tari sambil membuka jendela kamarnya agar udara luar memasuki ruangan. Setelah itu, ia mulai mencari keberadaan ponselnya ke sana kemari. Ia lupa bahwa ponselnya telah disita kemarin malam.
“HP aku mana ya? Kok nggak ada di tempat?”
Tak lama, Tari memutuskan untuk memanggil Bi Sum untuk membantu mencari.
“Sebenarnya Non Tari taruh di mana terakhir HPnya?”
“Saya juga lupa, Bi. Apa mungkin di ruang makan, ruang tamu, ruang keluarga?”
“Ya sudah, kita cari di sana ya! Di kamar ini sudah Bibi cari nggak ada.”
Mereka pun mulai berpindah tempat untuk mencari ponsel tersebut. Di tengah pencarian, Tari baru menyadari bahwa ponselnya telah disita oleh kedua orang tuanya.
“Oh, iya aku baru ingat! Kemarin malam ‘kan HPnya disita sama Papa dan Mama. Pantas saja nggak ada.”
“Astaga, Non. Pantesan nggak ketemu dari tadi. Ternyata disita toh sama Tuan dan Nyonya. Ya sudah, Bibi balik lagi ke belakang ya! Bibi mau lanjut nyetrika. Oh, iya sarapan Non sudah Bibi siapkan di meja makan.”
“Okay, Bi. Maaf, saya sudah bikin Bibi repot. Saya benar-benar lupa.”
“Iya, nggak apa-apa. Lupa itu wajar, Non. Permisi ya!”
“Okay, Bi.”
Tari segera menuju meja makan untuk sarapan. Sambil sarapan, Tari sibuk memikirkan bagaimana cara mendapatkan ponselnya kembali. Ia pun memikirkan bagaimana kalau salah satu Julian yang ia kirim pesan membalas pesannya.
“Oh, iya ‘kan bisa buka di laptop. Semoga saja, di antara Julian-Julian itu ada Julian saudara kembarnya Ivan.”
Selesai sarapan, Tari kembali ke kamarnya. Membuka laptop dan mulai melakukan login ke akun Instagramnya.
“Tuh, ‘kan! Banyak juga yang membalas.”
Tari mulai membuka pesan tersebut satu per satu.
“Nah, yang ini ada kemungkinan benar nih.”
Juliancabrhm
15:00 Hai, Julian. Apakah kamu punya kembaran?
Memangnya kenapa? Apa maksudmu? 18:23
09:24 Aku punya teman yang kehilangan saudara kembarnya 10 tahun lalu karena peristiwa tsunami. Aku lagi bantu dia cari kembarannya. Siapa tahu kamu kembarannya? Aku kirim fotonya ya! Namanya Julivan Charles Abraham.
09:25 You sent a photo
“Semoga saja ini benar orangnya.”
Sementara itu, di sisi lain, Julian, Angga, dan Arman kembali ke rumah tetangga Pak Darius di Alam Nusa.
“Permisi.”
“Kalian? Mau apa ke sini lagi?”
“Kami ingin tahu informasi soal Ivan, Bu. Tolong beritahu kami,” mohon Angga.
“Iya, Bu. Ibu nggak kasihan sama teman saya? Dia sudah lama banget loh nyari saudaranya yang hilang.”
“’Kan sudah saya bilang, saya tidak tahu mereka di mana. Lebih baik kalian pulang! Jangan ganggu saya!”
“Ibu yakin nggak mau memberitahu kami?” tawar Julian sambil mengeluarkan dompetnya dari saku.
“Wah, kalau ada itunya sih saya bersedia memberi tahu. Kamu berani kasih saya berapa?”
KAMU SEDANG MEMBACA
The Twins Julian & Julivan
Teen FictionJulian dan Julivan, saudara kembar yang terpisah karena bencana tsunami yang menerjang daerah asalnya. Pasca kejadian sang ayah, Charles memutuskan untuk membawa Julian dan istrinya Jenny pergi jauh dari tempat kejadian. Mereka menetap di sebuah kot...