Liburan telah usai. Hari ini Julian dan Ivan kembali bersekolah. Hari pertama di semester dua, mereka diantar oleh Pak Barli. Sekitar pukul 06.30, mobil mereka tiba di depan sekolah keduanya. Mereka turun bersamaan, tetapi berbeda sisi. Julian turun dari sebelah kanan, sementara Ivan turun dari sebelah kiri. Mereka pun memasuki sekolahnya masing-masing. Tentu saja hal ini menjadi pusat perhatian teman-teman dua sekolah.
“Julian punya kembaran?”
“Ivan punya kembaran?”
“Nggak nyangka banget Julian punya kembaran. Semoga gue bisa dapat salah satunya.”
Begitulah kira-kira reaksi beberapa siswa-siswi kedua sekolah melihat si kembar turun dari mobil secara bersamaan.
“Congrats, Brother. Akhirnya lu bisa ketemu juga sama Ivan.”
“Iya, selamat! Gue juga seneng banget lihatnya, apalagi tadi kalian turunnya barengan. Keren!”
“Thanks, Ga, Man. Ini juga berkat kalian juga. Ya sudah, ayo kita masuk!”
“Okay, let’s go !”
Sementara di seberang sana, di SMA Pancasila. Kedatangan Ivan barusan tengah menjadi pusat perhatian. Berbagai pertanyaan mulai ditanyakan oleh teman-teman satu sekolah.
“Van, lu punya kembaran ternyata. Siapa namanya?”
“Iya, Van. Gue nggak nyangka lu berasal dari keluarga kaya raya.”
“Wah, ada yang kaya mendadak nih!”
“Keren, keren! Aku mau dong jadi pacarnya Ivan.”
“Iya, gue juga mau jadi pacar lu, Van.”
Ivan yang memang tidak suka banyak bicara memilih untuk tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan dan terus melanjutkan perjalanannya menuju kelas.
“Gila-gila! Van, pertanyaan kami belum lu jawab! Sombong amat!”
Sesampainya di kelas, Ivan langsung disapa oleh sang pacar.
“Hai, Van. Tumben baru datang.”
“Iya, Tar. Aku tadi diantar Pak Barli, berangkat bareng Julian.”
“Oh, gitu. Aku senang kamu bisa berkumpul lagi sama keluarga kandungmu. Gimana rasanya berangkat sekolah naik mobil?”
“Thanks, Tar. Ya, biasa aja sih. Malah aku agak nggak nyaman sama reaksi teman-teman yang lain.”
“Nggak usah dipikirkan omongan mereka. Kamu jawab saja yang sebenarnya.”
Beberapa saat kemudian, teman-teman yang lain memasuki kelas untuk menanyakan kebenaran yang mereka lihat barusan.
“Van, kami butuh konfirmasinya dong. Itu beneran kembaran lu? Atau hanya mirip aja?”
“Iya, kami penasaran banget.”
“Wah, Ivan punya kembaran? Kalian tahu dari mana?”
“Itu barusan si Ivan turun bareng kembarannya dari mobil.”
KAMU SEDANG MEMBACA
The Twins Julian & Julivan
Teen FictionJulian dan Julivan, saudara kembar yang terpisah karena bencana tsunami yang menerjang daerah asalnya. Pasca kejadian sang ayah, Charles memutuskan untuk membawa Julian dan istrinya Jenny pergi jauh dari tempat kejadian. Mereka menetap di sebuah kot...