007: Confess

398 68 9
                                    

Warn: chapter ini cukup panjang

Happy reading!

***

"Kamu tahukan Pasta itu anaknya gimana?" Tanya Gabriel pada Loey dengan serius. Loey mengangguk sebagai jawaban.

"Pasta itu gampang tertekan, bahkan pada hal sepele. Dia selalu memikirkan hal yang gak seharusnya dia pikirkan. Dia selalu terjebak dalam suatu kejadian yang sudah-sudah. Loey, sebelumnya Om sangat berterimakasih sama kamu karena kamu selalu melindungi Pasta, kamu selalu ada disisinya dan bikin Pasta senang terus."

"Belasan tahun Om liat kamu begitu menjaga Pasta dengan tulus, Om gak pernah liat Pasta nangis-nangis kayak kemarin. Paling sering dia nangis gara-gara kamu usilin." Ujar Gabriel terlihat tenang, berbeda dengan Loey yang terlihat tegang.

Sungguh, demi apapun jantungnya berdetak cepat bukan karena Loey jatuh cinta pada ayah dari sahabatnya, tapi ini karena rasa gugup dan takut. Loey telah jujur, menceritakan akar permasalahannya dan keberengsekannya pada Pasta.

Loey sudah mempersiapkan semuanya dari awal sebelum Loey menghadap laki-laki anak satu itu. Loey akan menerima segala bentuk kemarahan laki-laki itu dengan penuh persiapan.

Tapi sampai sekarang Gabriel belum memberikan pukulan atau makian pada Loey, malah laki-laki itu sibuk menceritakan bagaimana sosok Pasta yang tentunya sudah sangat Loey ketahui.

"Om denger-denger dari teman-temanmu, katanya kamu mukulin anak yang ngomongin Pasta ya? Siapa itu namanya- Jeff?" tanya Gabriel, sekali lagi Loey hanya bisa mengangguk.

"Loey, dengar baik-baik ya Nak. Om gak marah, dan Om justru berterimakasih sama kamu karena kamu mau negur Pasta yang pakai baju terbuka, kamu juga berani datengin kumpulan anak muda itu. Tapi, Om kecewa sama kamu yang udah berani ngelakuin hal tidak terpuji itu pada putri Om." Ucap Gabriel, membuat rasa bersalah dan penyesalan yang Loey rasakan semakin menjadi.

"Maaf Om, Loey minta maaf. Loey bener-bener gak sadar dan-" Loey menghentikan perkataannya, mendadak bingung harus menjelaskan bagaimana.

Gabriel mengangguk. Laki-laki itu tidak bisa marah karena masalah ini persis seperti masalah yang pernah terjadi padanya dan mendiang istrinya dulu saat masih muda. Mengingat hal itu Gabriel tersenyum tipis.

"Sudah, tidak apa-apa. Om maafin kamu," katanya yang membuat Loey menatapnya tidak percaya.

"Om? B-beneran?"

"Tentu, memangnya Om keliatan bercanda?" Loey menggeleng.

"Kali ini Om maafin kamu. Tapi jika hal seperti ini terulang lagi, Om akan bawa Pasta pergi- jauh dari kamu." Ucap Gabriel dengan wajah yang cukup bersahabat, tapi sorot matanya tetap memancarkan keseriusan dan peringatan pada Loey.

Loey mengusap wajahnya kasar, kembali menatap laki-laki itu dengan tatapan berbinar. Tidak tanggung-tanggung Loey berlutut didepan kaki Gabriel sebagai ungkapan terimakasih. "Om, makasih banyak. Loey janji Loey akan jagain Pasta dengan baik dan gak akan nyakitin Pasta lagi!"

Gabriel terkekeh sembari menganggukan kepalanya, Loey berlebihan dan itu cukup menghiburnya. "Tapi ingat, ngebujuk Pasta itu susah loh. Kamu harus siap keluarin uang banyak buat beliin semua makanan kesukaan putri Om itu." Peringatnya pada Loey.

Loey dengan senyum lebarnya mengangguk senang. "Iya, Om. Loey rela keluarin uang banyak buat ngebujuk princess kita."

Gabriel tertawa, Loey ikut tertawa. Baiklah, mari lihat perjuangan Loey untuk meluluhkan hati seorang Pasta Roselle.

Pasta EffectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang