26 - Not Fine

139 31 31
                                    

Under 12 Stars | 26 - Not Fine

Maaf nih sabtu kemarin gak update 😭🙈Langsung aja dinikmati. Jangan lupa vote dan komen ya sambil dengerin mulmed, happy reading 😘

•°•°•°•°•

Hilir mudik seseorang di sebuah lorong rumah sakit memberikan aura tak nyaman pada dua orang yang sengaja mengunci mulut rapat-rapat. Namun bak diterjang tsunami, Althea dan Kenziel berakhir beradu tatap saat tiba-tiba saja lift diisi beberapa orang dan dua kursi roda.

Pria yang selalu rapi dengan setelan jas dan rambut tersisir ke belakang berusaha menahan beban tubuhnya untuk tidak menghimpit wanita semampai yang mengenakan blus lengan panjang dengan bahu terbuka. Bola mata berbeda warna dari keduanya pun bertaut. Namun, tak ada satu pun yang bersedia membuka mulut dan membiarkan sorot mata masing-masing saling berbicara.

Kerap kali Kenziel nyaris menubruk tubuh Althea. Salahkan lift yang berjalan lama, sedangkan orang-orang yang berada di dalamnya terus keluar masuk secara bergantian hampir di setiap lantai. Ia menopang tubuh dengan siku hingga lagi-lagi tak menyisakan jarak dengan Althea saat pria bertubuh gempal mendorongnya.

Kesialan yang berbuah manis. Siapa yang menyangka jika bibir Kenziel berakhir mendarat di kening Althea secara tak sengaja. Sayangnya, ia buru-buru memalingkan wajah saat wanita yang masih lebih pendek darinya walau sudah mengenakan stiletto setinggi sembilan sentimeter mendongak.

"Keluar," desis Althea.

Kenziel menunduk dengan dua alis meninggi. "Huh?"

Sepasang bola mata biru itu memutar malas. "Kita sudah sampai di lantai tujuan, Ken. Ayo keluar!" ucapnya lagi pelan, tetapi penuh penekanan.

Tangan Kenziel beralih fungsi menjadi terowongan. Dengan santainya Althea melewati lengan itu sebelum menyelip di antara orang-orang agar bisa keluar. Kenziel hanya menggeleng pelan sebelum mengikuti psikiaternya.

Keduanya berjalan beriringan dengan Kenziel sebagai pemandu. Tepat saat Kenziel berhenti di depan ruangan bertuliskan J. Burn di samping pintu, Althea menatap nama yang terasa tak asing dengan dahi berkerut. Lantas menoleh ke arah Kenziel yang sudah membuka pintu usai mengetuk dan ikut masuk ke ruang rawat inap dengan perasaan tak terdefinisikan. Benar saja. Stiletto yang biasa dipakainya kini menjadi penyebab hilangnya keseimbangan. Terlebih ketika menerima sambutan dari pria berjanggut tebal.

"Wah wah wah. Lihat siapa yang datang. Apa kau Althea Kenisha Maloree?"

Kenziel spontan melihat ke belakang. Ia menatap bergantian pria berjanggut itu dan Althea.

"Long time no meet you, Darling."

Dua alis Kenziel bersatu.

Bersamaan pria berseringai lebar yang maju perlahan, Kenziel menemukan Althea mundur dengan tubuh yang menegang. Ia menelisik lagi raut dua orang tersebut dan langsung berdiri menghalangi Jean. Jangan salahkan firasat Kenziel yang memburuk.

"Perkenalkan, saya Kenziel Ziff Wilton, pengacara Nona Michelle. Boleh saya berbicara dengan Anda sebentar, Mr. Jean Burn?"

Berbeda dengan Althea, Kenziel justru mendapat sambutan tidak hangat. Pria itu duduk di brankar dengan pongah.

"Ada apa? Kau masih percaya bahwa aku memerkosa gadis itu? Hey, Dude. No one will believe an autistic girl like her."

"Okay, saya tidak akan berbasa-basi. Saya pengacara Nona Michelle, yang berarti saya harus berpihak pada Nona Michelle sekalipun dia salah. Sekarang pertanyaan Anda saya balik. Kenapa saya harus mempercayai Anda?"

Under 12 StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang