Under 12 Star | 8 - Panic Attack
Jangan lupa vote dan komen ya. Happy reading 😘
•°•°•°•°•
Hari demi hari sudah bisa Althea prediksi jika tinggal dengan pria workaholic, aktivitasnya tidak lebih dari kata membosankan. Bahkan ia lebih menikmati bermain dengan pasien gila sungguhan di Heka Lunatic Asylum ketimbang pasien gila kerjanya saat ini.
Di kursi belakang pagar pembatas kayu, di ruangan yang begitu sakral, tak membuat Althea fokus pada pria yang duduk di balik meja dengan plakat 'Pengacara Pembela'. Benda pipih di tangannya jauh lebih menarik, meski ia mendengar jelas adu argumen Kenziel dengan pria yang duduk di balik kursi 'Pengacara Penuntut'.
Kenziel menekan tombol mikrofonnya lalu bersuara. "Maaf, Yang Mulia, dalam surat perjanjian bisnis yang klien saya miliki dengan terdakwa, memang benar jika klien saya terdaftar sebagai pemilik gedung dan pemegang saham. Tetapi, bukan berarti klien saya bisa menerima 30% dari keuntungan bisnis dikala perjanjian tersebut menjelaskan pembagian hasil yang sama rata. Surat izin usaha, suplai alkohol, dan sebagainya memang bukan dilakukan oleh klien saya. Klien saya hanya memantau beberapa kali dan memberi referensi kolega penyuplai legal. Sekarang klien justru ikut terseret dalam kasus pesta obat terlarang yang terjadi di kelab malam ini. Saya sebagai pengacara beliau tidak bisa menerima hal tersebut, termasuk tuntutan kasus bisnis kasino ilegal yang terjadi di ruangan bawah tanah juga, Yang Mulia."
Kenziel mengeluarkan berkas dari dalam briefcase dan langsung disambut oleh panitera. Lembar demi lembar kertas yang ada dalam satu map snelhechter pun di taruh pada meja dan terhubung pada layar besar.
"Berikut bukti surat izin bisnis yang klien saya ketahui dan tandatangani sebagai mitra bisnis, Yang Mulia," jelas Kenziel lagi
Sedang pria berjanggut dan beralis tebal yang duduk di belakang kursi Pengacara Penuntut menekan mikrofon dan mencondongkan tubuhnya dikala semua orang yang ada di ruang persidangan fokus pada layar.
"Interupsi, Yang Mulia. Bisnis bar dan kelab malam tidak selancar yang diperkirakan. Bahkan untuk berbagi keuntungan pun, klien saya juga mengambilkan dari hasil bisnis kasino, yang berarti Mr. Hamston ikut menikmati uang dari kasino ilegal tersebut."
Persaingan pun makin sengit, tetapi Kenziel masih tenang saat menjawab di depan mikrofon. "Jika benar bisnis tidak selancar seperti yang Anda sebutkan, bagaimana Anda bisa menjelaskan rekaman CCTV yang memperlihatkan lalu lalang pelanggan yang masuk dan keluar?"
"Pelanggan hanya berpesta dan tidak membeli sesuatu apa pun. Hanya tiket masuk saja yang terjual. Apa hal tersebut yang Anda maksudkan, Mr. Wilton?" tanya pria berperawakan garang dengan nada penuh penekanan.
Kenziel dengan pembawaan setenang koala, kini mengeluarkan seringai tipis. Ia bahkan menghadap para penonton yang duduk di belakang pagar pembatas sebelum kembali melihat lawan debatnya.
"Ke mana perginya anggur, wiski dan beberapa jenis alkohol lainnya jika dari pihak supplier tak pernah telat mengirim seratus peti setiap bulan? Ada salah satu orang yang lewat juga melihat seorang lelaki berpakaian bartender membuang beberapa botol alkohol kosong tidak jauh dari kelab."
"Okay, untuk laporan keuangan memang tidak dilakukan secara terbuka. Tetapi bukankah Mr. Hamston selaku pemilik bangunan harusnya bertanggung jawab sepenuhnya? Sebab, semua menggunakan atas nama Mr. Hamston."
Kenziel tertawa kecil meremehkan sebelum ia menjawab dengan sorot tajam. "Anda melupakan kontrak mitra bisnis, Mr. James. Jelas tertera jika klien saya, Mr. Hamston menyerahkan semua bisnis bar dan kelab malam untuk terdakwa, yakni Mr. Mark kelola seutuhnya, yang berarti menyerahkan semua tanggung jawab operasional kepada terdakwa. Klien saya hanya meminta bagiannya sebagai orang yang menaungi bisnis ini. Apa masih kurang jelas?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Under 12 Stars
RomansaROMANCE ADULT Sleep paralysis. Satu gangguan tidur yang nyaris tidak pernah absen dalam hidup Kenziel. Namun, ketika lelah sudah menyambangi, mau tak mau Kenziel pasrah dengan hidupnya. Terlebih yang semakin kacau semenjak Althea, psikiater barbar m...