14 - Butterfly Hug

132 26 7
                                    

Under 12 Stars | 14 - Butterfly Hug

Ssstttt, baca sampek tuntas dulu yuk, tekan vote dan jangan lupa catet author note di bawah ya. Gumawooo 😘

•°•°•°•°•

Nyaris satu jam sekali Kenziel melirik ponsel di sampingnya yang menampilkan layar gelap. Fokus Kenziel kembali ke rentetan tulisan pada bundelan yang ia balik sebelum memijit pelipisnya lelah dan menutup kasar bundelan dokumen yang ia geluti saat ini.

Kenziel memundurkan kursi beroda yang menjadi singgasana. Pandangan yang semula mengarah ke langit-langit plafon kini tertutup sebelah tangan bersama embusan napas panjang.

Baru lima menit Kenziel mengistirahatkan otaknya yang mendadak kusut, dering ponsel berhasil membuat gerakan refleks, menempatkan benda pipih tersebut pada telinga kurang dari satu detik.

"Althea, kau-"

"Hei, bro. Ini Denzzel." Suara husky di seberang sana diiringi cekikikan membuat Kenziel berdeham malas.

"Ziel, kau ingin datang ke pool party Joe?Dia-"

"Tidak," potong Kenziel cepat.

"But, he's-"

"Tidak." Kenziel memotong ucapan Denzzel lagi dengan nada tegas.

"Kau akan menyesal, Ziel. Ayolah, tidak ada salahnya beberapa jam-"

"Kututup."

"Tunggu tunggu tunggu."

Baru saja Kenziel menjauhkan ponsel dari telinga, suara husky Denzzel yang cepat membuatnya kembali menempelkan benda pipih tersebut pada telinga.

"Jika kau ingin mengatakan hal tidak berguna, aku tutup telponnya. Aku sedang ada kasus berat."

"Okay, okay. Aku hanya ingin bertanya. Kenapa kau membentak nama Althea? Dia berbuat onar padamu?" Seperti biasa, pria dengan selera humor di bawah rata-rata orang normal, mengakhiri pertanyaannya dengan tawa ringan meskipun tidak ada hal lucu.

Seperti lampu pijar di atas kepala Kenziel yang saklarnya dinyalakan, pria jenius itu langsung menegakkan tubuhnya.

"Hemmm," jawab Kenziel dengan tak acuh.

Lagi lagi pria dengan selera humor buruk itu tertawa. "Itulah sebabnya aku sedikit sanksi mengenalkanmu pada Althea. Seharusnya kau berkonsultasi saja padaku. Toh kita berteman lama."

"It's okay. I'm getting used to her character," jawab Kenziel santai.

"Baru kali ini ada yang tahan dengan sifat pemarah Althea."

Tawa husky yang menyambangi telinga Kenziel, lagi lagi pria itu abaikan. Ia bahkan menyumbat telinganya dari ocehan sahabatnya di seberang sana dengan perasaan gusar tentang Althea. Tanpa sadar, satu kebiasaan menekan telunjuk dengan kuku ibu jari Kenziel lakukan. Berbagai pertimbangan besar memenuhi pikirannya saat hendak bertanya pada sahabat sekaligus rekan kerja Althea.

"Denzzel...." Kenziel meragu.

"Oh iya, Bagaimana keadaanmu? Apa sleep paralysis sudah tidak pernah datang lagi?"

Kenziel tersenyum walau tidak bisa Denzzel lihat. "Terkadang masih mengalaminya."

"Poor you, Ziel. Aku merasa buruk sebagai teman sampai tidak tahu sudah lima belas tahun kau mengonsumsi obat tidur. Seharusnya kau mengatakan padaku dulu. Ah ya, I'm forget if you don't talk about yourself. You introvert dan sulit sekali berteman denganmu dulu."

Under 12 StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang