Under 12 Star | 25 - Humiliated In Public
Happy Ied Mubarak's guys. Seru-seruan bareng Kenziel Althea yuk. Selamat menikmati. Don't forget to vote and comment 😘😘😘
•°•°•°•°•
Suara tapak pantofel dan stiletto yang saling bersahutan tak lagi mengalihkan atensi pengacara maupun staf di Wilton Law Firm. Semua pegawai yang rata-rata berpakaian blazer dan setelan jas, seperti tenggelam dalam lautan berkas kasus yang bertumpuk. Tak jarang suara mesin-mesin yang melakukan tugasnya di hari yang padat, ikut mengiringi suara kertas yang dibalik.
Seorang pengacara yang selama satu minggu tak menampakkan diri di kantor firma hukum miliknya sendiri, ikut berkontribusi dalam suara kertas yang dibalik. Tungkainya seolah punya mata. Terbukti ia tiba di depan ruangan tanpa tertabrak walau fokusnya tertuju pada berkas di tangan. Barulah suara sang sekretaris membuatnya urung mendorong pintu ruangan.
"Good morning, Mr. Wilton. Bagaimana keadaan Anda?"
"Morning, Elizah. Yeah, not bad. Just want to bed rest."
"Syukurlah."
"Aku masuk dulu."
Kenziel sudah membuka pintu untuk mempersilakan Althea masuk lebih dulu. Namun, belum selangkah, panggilan Elizah membuat ia berbalik.
"Mr. Wilton."
Satu alis Kenziel terangkat sembari menunggu Elizah berbicara. "Maaf, Mr. Wilton, jika Anda tidak keberatan, janji temu dengan Mr. Mike saya jadwalkan pagi ini jam 9. Jajaran direksi Louise Departement Store akan mengganti pengacara, jika anda tidak bisa mengatasi hal ini. Sudah lebih dari tiga hari Mr. Mike menolak mengosongkan stand, sedangkan dari manajemen Department Store sudah menanda tangani kontrak dengan brand lain dan akan menempatinya minggu depan."
Kenziel menganggukkan kepala lamat. "Baiklah. Letakkan pledoi yang saya minta sebelumnya ke dalam ruangan. Akan saya tinjau lagi sebelum bertemu dengan Mr. Mike. Tolong sampaikan juga pada direktur Louise Department Store, mereka juga harus hadir. Aku akan membuat kesepakatan baru agar Mr. Mike tidak menuntut balik karena Louise Department Store menjual stand sebelum persoalan tuntutan dengan Mr. Mike selesai."
Elizah sudah kembali duduk. Namun kembali berdiri saat Kenziel mengetuk meja kerjanya. "Aku akan berangkat ke Louise Department Store setelah ini. Pastikan orang-orang yang saya sebutkan tidak absen untuk mediasi ini."
"Baik, Mr. Wilton."
Begitu memasuki ruangan, hal yang Kenziel tuju bukan singgasananya, melainkan sofa yang juga ditempati oleh Althea usai melempar berkas dan briefcase di meja kecil di depannya. Ia menoleh ke arah Althea.
"Apa?" tanya Althea dengan nada tak acuh.
"Pekerjaanku berantakan karena cuti satu minggu."
Althea melipat kedua tangan didada. "Siapa juga yang menyuruhmu tumbang. Terus kau ingin kejang di kantor, dilarikan ke rumah sakit, lalu mati konyol karena memaksa kerja dengan demam setinggi itu?"
Kenziel menarik napas dalam. "Yah... Setidaknya masalah pribadiku sudah berkurang."
"Ralat. Sedikit berkurang," sanggah Althea.
"Aku sudah berdamai dengan diriku."
"Kau belum bertemu Keinara."
"Aku sudah jarang meminum obat tidur."
"Kau masih berhalusinasi." Althea sanggup menangkis ucapan Kenziel meskipun sambil mempertebal lipstiknya yang merah menyala di depan cermin cusion.
KAMU SEDANG MEMBACA
Under 12 Stars
RomansaROMANCE ADULT Sleep paralysis. Satu gangguan tidur yang nyaris tidak pernah absen dalam hidup Kenziel. Namun, ketika lelah sudah menyambangi, mau tak mau Kenziel pasrah dengan hidupnya. Terlebih yang semakin kacau semenjak Althea, psikiater barbar m...