"Ya sudah. Aku pergi dulu."
Setelah selesai mandi dan ganti baju dengan beberapa luka bekas serangan Tohka, Shido pamit pada semuanya.
"Uuu... maafkan aku, Shido..." ucap Tohka yang menyesal.
"Iya, tak apa. Lagipula kekuatan regenerasi dari Kotori masih aktif kok." kata Shido sambil tersenyum lalu mengelus lembut kepala Tohka.
"Nu... Terimakasih, Shido!" balas Tohka yang tersenyum senang.
"Jangan lupa besok, Shin... Jadwal kencanmu akan dimulai jam 10 pagi." kata Reine mengingatkan.
"Ya, aku mengerti, Reine-san. Aku pergi dulu." ucap Shido seraya pergi meninggalkan mereka.
Waktu menunjukkan pukul 9 malam, saatnya para Spirit untuk tidur.
"Huaaaahem... Ayo kita tidur." ajak Tohka yang mulai mengantuk.
"Ara? Sudah jam 9 ya?" tambah Kurumi.
"Ya, kalian cepatlah tidur. Soal Shido, biar kami yang memantaunya." lanjut Kotori.
"Benar, terutama Tohka. Karena 2 hari kedepan kau akan kencan dengan Shido. Agar kau tak kelelahan besok." terang Reine yang raut wajahnya seperti orang yang tak pernah tidur.
"Ya, terimakasih, Reine." ucap Tohka sembari tersenyum dan mulai berjalan menuju kamarnya diikuti para Spirit yang lain.
Tinggal Kotori dan Reine yang ada di ruang tamu.
"Saatnya kita kembali ke Fraxinus untuk memantau Shido. Kannazuki, jemput kami." perintah Kotori pada Wakilnya yang masih stand-by di ruang komando melalui earphone.
"Baik, Komandan." balas Kannazuki dari Fraxinus.
Lalu cahaya hijau melenyapkan mereka dalam sekejap mata.
Berpindah ke Ruang Komando Ratatoskr (Fraxinus)...
"Hah, melelahkan juga mengurus mereka. Tapi itulah konsekuensi kita yang jadi Penyelamat Spirit." ucap Kotori saat membanting tubuhnya pada kursi Komandan miliknya.
"Yaitu memberi tempat tinggal dan kenyamanan para Spirit di bumi ini." sambung Reine sembari memijat lehernya sendiri, mencoba meregangkan otot-otot lehernya.
"Hem... Shido masih dalam perjalanan ya?" ucap Kotori sambil melihat pergerakan Shido dari layar monitor pemantau gerakan Shido.
"T-Tunggu sebentar! Kenapa dia tidak mengarah ke Rumah Sakit?!" Kotori baru menyadari jika Shido tidak dalam rute yang dia katakan tadi sore.
"Sepertinya dia menuju apartemen Tobiichi Origami. Tidak salah lagi." terang Reine.
"Ah, iya! Tadi dia sempat menerima telepon dari Origami. Aku lupa. Hah, pasti sinyal pengganggu itu diaktifkan." gerutu Kotori saat ingat pertama Shido menuju apartemen Origami, pembicaraannya putus gara-gara sinyal pengganggu yang dipasang di apartemen tersebut.
"Yah, hari ini kita juga harus istirahat. Semuanya, hari ini cukup. Kita istirahat, kembali ke ruangan masing-masing." ucap Kotori pada seluruh kru Ratatoskr.
"Yokay!" seru semua Kru Ratatoskr.
Sementara di dekat apartemen Tobiichi Origami...
'Huft, apalagi yang akan dilakukan Origami padaku nanti?' gumam Shido lalu menghembuskan nafas pelan.
Akhirnya setelah masuk apartemen, naik lift, dan berjalan mselama beberapa menit, Shido sampai didepan pintu yang disampingnya bertuliskan "Tobiichi Origami".
'Semoga tidak terjadi apa-apa. Aku harus bersiap.' gumam Shido yang khawatir jika hal-hal yang dialaminya saat mengambil Yoshinon (Boneka milik Yoshino) terulang lagi, bahkan bisa lebih parah dari itu.
Lalu dengan perlahan, dia mengetuk pintu ruangan tersebut.
(Tok-tok-tok)
"Masuklah. Tidak dikunci." jawab Origami dari dalam kamarnya.
"Maaf aku sedikit terlambat." ucap Shido saat memasuki ruangan itu dan berjalan menuju kamar Origami, duduk disamping Origami yang sedang terbaring lemas di kamarnya.
"Tak apa. Aku maafkan." balas Origami pelan.
"Oiya, apa kau lapar? Aku akan buatkan makanan untukmu." tawar Shido.
"Um...Kalau kau mau membuatkannya untukku, aku akan menghabiskannya untukmu..." kata Origami lembut ditambah munculnya sedikit rona merah dipipinya.
"Hahahaha, tak usah berlebihan begitu. Tunggu ya? Aku pergi ke dapur dulu." ucap Shido sembari meninggalkan Origami.
Suara minyak goreng yang panas dan aroma harum masakan Shido terasa oleh Origami, lalu diapun tersenyum.
'Tak salah aku memperhatikanmu sejauh ini. Wajahmu yg menenangkan dan bisa memasak.
Maafkan aku, Shido. Jika aku selalu membuatmu repot... Terkadang aku merasa sakit saat kau harus menerima sikapku yang tidak romantis ini...
Terimakasih, karena rasa ini yang tumbuh sejak 5 tahun yang lalu, meskipun kau tidak mengingatnya.'Tiba-tiba, air mata mengalir pelan membasahi pipi putihnya. (Baru kali ini denger Origami nangis... *Plakkkk)
Tak lama kemudian, Shido datang dengan nampan berisi makanan dan segelas jus buah yang baru selesai dibuatnya.
Namun Shido terkejut karena Origami terlihat sedang menangis diatas tempat tidurnya.
"Oi, Origami. Kenapa kau menangis?" tanya Shido yang segera meletakkan nampan di meja sebelah tempat tidur Origami dan duduk disamping Origami.
Tiba-tiba, Origami memeluk Shido sambil menangis tersedu-sedu.
"O-Origami..." ucap Shido sedikit tertegun.
"Maafkan aku karena tak bisa menjadi gadis normal... Yang selalu memasang wajah tak berdosa ini didepanmu...
Maafkan aku yang mudah cemburu saat ada gadis lain yang mendekatimu. Maafkan aku, Shido...hiks...hiks...hiks..." terang Origami yang masih terisak menyesali sikapnya pada Shido selama ini."Ahaha, tidak apa, Origami. Aku mengerti, karena kau adalah gadis jenius. aku bisa menerimanya. Malah aku senang, karena kau mau menjadi dirimu sendiri, tidak pernah berubah menjadi orang lain..." terang Shido sedikit tersenyum mendengar perasaan Origami secara langsung.
"B-Benarkah?" tanya Origami yang sedikit menghentikan tangisnya.
"Benar, aku suka dirimu yang seperti ini." jawab Shido tersenyum lembut pada Origami, lalu tangannya menghapus jejak air mata yang membekas dipipi Origami.
"Terimakasih, Shido." kata Origami lembut sembari merapatkan pelukannya.
Merasa takut jika gairahnya naik, Shido mencoba membujuk Origami agar melepaskan pelukannya, karena lengannya menyentuh dada Origami.
"Emmm, mau makan dulu?" tanya Shido.
"I-Iya." jawab Origami lalu melepaskan pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Holidays For Date
Hayran KurguYo ! ^_^ / Kembali lagi dengan saya, sang author dan penulis yang mesum nggak ketulungan, Ryuichi Venzo. :v *ditabok rame-rame* Yak, kali ini saya membawakan cerita (cerita lama sih) yang diadaptasi dari anime Date A Live juga, yang saya modifikasi...