9th : letters to my lover

2 0 0
                                    

Bagaimana kabarmu di sana? Apa yang kamu lakukan? Apa yang kamu lakukan di jam yang sama denganku? Apakah satu jam perbedaan waktu kita begitu berbeda? Bagaimana dengan apa yang kamu makan? Apakah selalu sehat dan tidak cepat saji? Apakah hidup sendirian tidak membosankan? Bagaimana perasaan keluargamu setelah bertahun-tahun lamanya kamu pulang-pergi?

Dalam waktu-waktu yang kita miliki, semua pertanyaan itu tidak pernah kutanyakan. Padahal itu adalah pertanyaan umum pasangan. Apa aku bersikap terlalu cuek? Atau apakah tidak masalah untukmu jika aku menyimpan pertanyaan seperti ini untuk nanti? Tidakkah kamu bertanya-tanya mengapa aku tidak pernah mempertanyakannya, atau bersikap cerewet seperti wanita lainnya? Atau, apakah kamu nyaman denganku yang seperti ini? Atau apakah kamu tidak pernah bertanya-tanya?

Kapanpun kamu akan membaca ini, atau mungkin tidak akan pernah, aku hanya ingin kau tahu aku sangat ingin tahu apapun tentangmu. Aku hanya bersikap dingin saja, menarik ulur hubungan agar aku tidak kembali sakit lagi. Dan, lebih banyaknya, aku tidak ingin terlihat seperti wanita yang terlalu berharap. Ya, kembali lagi pada pernyataan ini setelah beberapa surat aku mengatakan hal yang berbeda-beda. Ternyata satu topik ini bisa kubahas berkali-kali dengan cerita yang berbeda-beda, aku harap kelak, jika kamu seutuhnya milikki, kamu tidak bosan membaca ini.

Saat ini pikiranku sangat waras, setelah beberapa hari aku bekerja begitu lama, 13 jam sehari, dan mencoba untuk mengulik konsep hubungan kita, aku berkesimpulan bahwa hubungan kita masih jauh. Aku bisa saja menjadi wanita yang secara spontan mengiyakan hubungan kita, tapi aku rasa aku yang adalah juga seorang wanita yang bisa sangat terlalu berperasaan harus belajar mengontrol perasaan cintaku. Begitu sedih aku harus mengatakan ini, aku bohong kalau aku bilang aku tidak mau berharap, aku sangat berharap, tapi aku pun harus paham dan mengontrol diriku memahami bahwa kita masih jauh dari hubungan nyata. Bisa jadi ini hanyalah permainan otakmu untuk memainkan perasaanku. Aku sangat harus berhati-hati.

Kamu tidak tahu betapa aku ingin bersikap cerewet seperti wanita lainnya, aku ingin mengatakan secara spontan apa yang ingin kukatakan, ingin menanyakan hal-hal konyol hingga hal-hal yang begitu personal untukmu. Begitupun ingin membagi ceritaku kepadamu seperti wanita lain di usiaku. Kamu tidak tahu bagaimana aku mengontrol semua itu selama ini, kamu tidak tahu betapa itu menyiksaku.

Mungkin, jika kamu cukup baik untukku, lalu menetap bersama hingga akhir nanti, mungkin kini atau nanti kamu sedang merasakan hal yang sama dengan hambatanmu sejak dulu yaitu kesibukanmu itu. Tapi itu bisa jadi hanya mimpi. Bisa jadi temanku benar soal kemarin itu.

Bukan aku tidak mau berharap, tapi aku mengontrol diri agar hal-hal yang pernah terjadi, tidak terulang lagi.

Letters to My LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang