6th : letters to my lover

2 0 0
                                    

Karena aku begitu kesal pada diriku sendiri yang terus memikirkanmu, dan tidak bisa berbohong dengan perasaanku sendiri, aku menyibukkan diriku. Terdengar bagus hingga aku lelah dan merasa letih karena aku tidak puas, aku menyibukkan diri sendiri dengan membantu orang lain. Karena aku tidak mampu menolak, dan pekerjaan mereka tidak sedikit, kupikir itu akan membantuku menyibukkan diri, tapi bodohnya aku adalah bahwa aku terus mengulang hal ini berkali-kali dan berdampak pada hal lain yaitu mereka yang sering memanfaatkan itu.

Lalu, aku bertanya-tanya, aku ini sedang apa? Kenapa aku harus begitu lelah karena tidak mampu menolak? Sampai kapan ketidakenakan ini terus berlangsung? Apa sebegitunya aku ingin membuat diriku sibuk karenamu sampai jam tidurku terus terkikis? Aku bingung dan sangat bingung.

Suatu saat ketika aku di tengah kerumunan saat sedang membantu keluargaku, kakakku menawarkan pekerjaan, dan singkat cerita, dia membuatku merasa aku adalah seorang pemalas jika aku menolaknya. Mungkin ini hanya perasaanku saja, karena hakikatnya (berlebihan hahaha) aku adalah orang yang super sentimen. Maka, aku menerima pekerjaan lepas itu dan inilah aku sekarang. Sehari aku absen menulis surat untukmu karena aku terlalu lelah dan sibuk.

Aku hanya berusaha membuat diriku mengikuti saran orang, "Kamu hanya overthinking, alihkan pikiranmu saja". Dan mengalihkan diriku mulai dari pikiran-pikiran yang logis hingga pikiran konyol tentangmu, dengan menerima pekerjaan untuk menawarkan produk-produk alami kepada pelanggan yang berlalu-lalang di depan booth kecil di mall besar dengan berdiri sebanyak 13 jam. Kukira kau tahu pekerjaan seperti apa itu. Untungnya, kali ini aku dibayar, sehingga kesibukan ini menguntungkan, dan memberikanku lebih banyak pengalaman dan pelajaran.

Bisa jadi, hal utama yang menyebabkan aku terlalu banyak memikirkanmu, adalah karena aku belum sepenuhnya bekerja, belum memiliki kegiatan yang pasti. Sehingga ketika aku ditawarkan pekerjaan, dengan mudah aku menerimanya. Namun, di hari pertamaku bekerja lepas, aku terus bertanya-tanya, "apakah ini sepadan? Apakah aku hanya sulit untuk menolak pekerjaan ini? Apakah aku pada dasarnya hanya ingin menyibukkan diri sendiri hanya karena seorang pria?"

Suratku sebelumnya, kubilang aku banyak menahan diri, memang karena egoku dan sebagainya, selain itu, karena aku ingin terlihat normal di depanmu. Di usiaku yang ke 26, rasanya aku belum banyak belajar cara untuk menjadi manusia pada umumnya. Hanya anak remaja saja yang kesulitan untuk tidur malam karena kecengannya mengatakan satu hal konyol. Dan aku, yang sebenarnya hanya semakin merindukanmu, dan tidak bisa menahan perasaan sendiri, jadi bertingkah seperti anak-anak yang rewel di tengah malam. Klise sekali, malah bisa dibilang ironis. Bagaimana caranya untuk jatuh cinta dengan normal kepadamu?

Letters to My LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang